Rak Buku Femmy

Archive for the ‘Penerjemahan’ Category

Naturalisasi terjadi ketika teks bahasa sumber mengandung konsep yang berasal dari bahasa sasaran. Jika seorang asing menulis artikel tentang Indonesia dalam bahasa Inggris, dan kita harus menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, kita harus waspada tentang konsep-konsep khas Indonesia di dalamnya dan tentunya kita harus menggunakan istilah Indonesianya, bukan terjemahan harfiah dari bahasa Inggrisnya. Misalnya, rice field tentunya diterjemahkan menjadi sawah atau huma, bukan ladang beras 🙂

Baru-baru ini saya menemukan kalimat berikut: "She would wake to the khoja‘s dawn prayer call, rallying their Muslim neighbors to devotions."

Jika diterjemahkan tanpa konteks keislaman, kalimat ini mungkin menjadi "Dia pun terbangun akibat panggilan doa subuh khoja, mengumpulkan tetangganya untuk ibadah."

Dengan naturalisasi, memanfaatkan peristilahan keislaman yang sudah umum dikenal di Indonesia, kalimat ini dapat diterjemahkan menjadi "Dia pun terbangun oleh azan subuh dari muazin, yang memanggil tetangga Muslimnya untuk mendirikan shalat."

* Diambil dari blog Catatan Penerjemahan

Dalam pembahasan tentang rujukan (hlm. 181-186) di bukunya, In Other Words, Mona Baker menyebutkan bahwa setiap bahasa memiliki pola rujukan yang berbeda-beda. Dalam bahasa yang satu, mungkin cukup menyebutkan nama seseorang satu kali, lalu dalam teks selanjutnya merujuknya dengan kata ganti orang sampai berhalaman-halaman kemudian. Pembaca dalam bahasa itu sudah langsung mengerti siapa yang dimaksud. Namun, ada pula bahasa lain yang harus lebih sering mengulang nama yang dimaksud untuk mengingatkan pembaca.

Dalam penerjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah kata he dan she. Kita tidak bisa selalu menerjemahkan kedua kata ini menjadi dia saja, tetapi kadang-kadang harus menggantinya dengan nama tokoh agar rujukannya menjadi jelas. Agar terjemahan tidak terlalu sering mengulang nama, kita bisa juga memanfaatkan kata lain untuk menggantikan rujukan, misalnya:

* Identitas tokoh: gadis itu, si orang tua, kedua orang itu
* Pekerjaan tokoh: sang raja, si pengacara, pencuri itu
* Hubungan antara tokoh: suaminya, anaknya, atasannya, temannya

Kita tidak perlu khawatir bahwa kita tidak mengikuti perujukan dalam bahasa Inggris secara persis. Toh seperti kata teori, setiap bahasa memiliki pola perujukannya masing-masing. Yang penting adalah terjemahan yang dihasilkan jelas dan enak dibaca.

Contoh:
After her father’s death, Mosca‘s eyes had at least earned her a roof over her head. Her uncle, the older brother of her dead mother, was glad to have someone to take care of his accounts and letters. His niece was useful but not trusted, and every night he locked her in the mill with the account book to keep her out of trouble. This evening he had turned the key upon her as usual, without knowing that he was doing so for the very last time. He was now snoring like an accordion amid sweet dreams of grist and fine grain, with no inkling that his niece was loose yet again and embarked upon a desperate mission.

Setelah kematian ayahnya, setidaknya Mosca memperoleh tempat menumpang hidup berkat matanya itu. Pamannya, kakak mendiang ibunya, senang ada yang mampu menangani pembukuan dan surat-menyurat untuknya. Ia menganggap keponakannya itu bermanfaat, tetapi tak boleh dipercaya. Maka, setiap malam ia mengurung Mosca di penggilingan bersama buku pembukuan agar anak itu tidak menimbulkan masalah. Malam ini ia mengunci pintu dan mengurung keponakannya seperti biasa, tanpa mengetahui bahwa itulah terakhir kali ia melakukan itu. Kini ia sedang mendengkur bak akordeon sambil bermimpi indah tentang bulir halus dan serbuk gilingan, tak tahu-menahu bahwa anak itu lagi-lagi berkeliaran dan tengah mengemban sebuah misi nekat.

* Dari blog Catatan Penerjemahan


Tell adalah kata yang umum, dan barangkali paling mudah diterjemahkan menjadi mengatakan atau bilang. “A tells B” diterjemahkan menjadi “A mengatakan kepada B”.

Namun, kata ini sebenarnya memiliki makna yang beragam. Misalnya, situs The Free Dictionary mencantumkan sebelas makna, sedangkan Kamus Inggris-Indonesia Echols-Shadily mencantumkan tujuh padanan Indonesianya.

Berikut ini beberapa contoh penerjemahan kata tell yang sering saya temui (tidak mencakup semua definisi yang ada di kamus).

* She told her mother all about her experience during her trip to Italy.
* Dia menceritakan seluruh pengalamannya bepergian ke Italia kepada ibunya.

* He told his wife that a friend is coming for dinner that night.
* Dia memberi tahu istrinya bahwa ada teman yang akan ikut bersantap malam nanti.

* Mother told me to deliver this letter.
* Ibu menyuruhku mengantarkan surat ini.

* My father told me not to smoke.
* Ayahku melarangku merokok.

* I could tell from the way she smiles all day that her date went well last night.
* Karena dia tersenyum sepanjang hari, aku tahu kencannya tadi malam berjalan lancar.

* I can’t tell the twins apart.
* Aku tidak bisa membedakan si kembar.

* I tell you, he’s the thief!
* Percayalah, dialah pencurinya!

Dari blog Catatan Penerjemahan

Buku ini adalah buku kedua yang kuterjemahkan untuk redaksi fiksi Gramedia (yang pertama adalah Stardust). Mulanya aku agak ragu menerima tugas ini, karena sepertinya bahasanya agak “nyastra” dan saat itu (April 2006) aku belum pernah menerjemahkan novel serius selain To Kill A Mockingbird. Tapi pikirku, masa baru order kedua sudah tawar-tawar? Jadi, kuterima juga tugas ini.

Ternyata, menerjemahkan buku ini sangat menyenangkan. Memang agak menantang karena beberapa kalimatnya puitis, tapi mencari padanan kata yang pas juga terasa mengasyikkan. Mudah-mudahan saja hasilnya juga cukup bagus dan bisa dinikmati pembaca.

Tantangan lain adalah kata berbahasa daerah yang bertaburan, yang mengharuskan aku banyak melakukan riset di internet. Sebenarnya, semua kata ini telah diselipkan secara piawai sehingga bisa dikira-kira maknanya dari konteks dan tak memerlukan catatan kaki. Namun, sebagai penerjemah, tentu saja aku tak boleh hanya mengandalkan tebak-tebakan, harus tahu persis makna setiap kata. Riset ini pun menjadi kenikmatan tersendiri, karena memungkinkan aku menjelajah sebentar ke Bombay dan mengintip kebudayaan Parsi. Pada akhir pengerjaan, semua kata ini kurangkum dalam tabel dan kukirimkan ke penulisnya, yang dengan sangat baik hati memeriksanya dan mengoreksinya.

Selain hal teknis di atas, ceritanya juga bagus! Buku ini berkisah tentang dua perempuan yang terpisah jarak status sosial. Bhima adalah pembantu di rumah Sera, dan konflik besarnya adalah cucu Bhima yang hamil di luar nikah, dan upaya mereka berdua untuk membantu gadis itu menghadapi masalah ini. Namun, di sela-sela cerita masa kini, banyak juga kisah sendu masa lalu kedua perempuan tersebut, terutama tentang hubungan mereka dengan suami dan keluarga masing-masing.

Hubungan majikan-pembantu yang tergambar di sini mungkin tampak aneh dan agak kejam bagi masyarakat Barat, tapi sepertinya beberapa aspeknya juga muncul di masyarakat kita. (Jadi ingat Nagabonar Jadi 2, adegan ketika Nagabonar mengajak kedua pembantu anaknya makan bersama-sama, dan kelihatan mereka berdua tampak sangat canggung.)

Kesimpulannya, ini buku bagus! Kisah yang menyentuh, dan kadang membuatku merenung. Ayo baca, bacaaa…

Berikut sedikit cuplikan dari buku tersebut:
Baca entri selengkapnya »

Saya cukup sering menerima email yang menanyakan cara merintis karier sebagai penerjemah lepas (freelance translator), jadi saya pikir-pikir, mungkin ada manfaatnya kalau saran yang saya berikan kepada mereka ditayangkan juga di sini. Mohon dicatat, penjelasan di bawah ini hanya berlaku untuk penerjemah lepas bagi penerbit, alias penerjemah buku. Untuk penerjemah jenis lain, silakan lihat paragraf terakhir.

Nah, langkah pertama untuk menjadi penerjemah buku adalah mengirim lamaran ke berbagai penerbit, yang terdiri atas surat lamaran, CV, dan contoh terjemahan (disertai fotokopi naskah asli yang diterjemahkan). Lamaran bisa ditulis dalam Bahasa Indonesia saja, meskipun tidak dilarang juga kalau mau pakai bahasa sumber. Tidak masalah. Sebaiknya kita memilih penerbit yang menerbitkan buku-buku yang kita minati. Jangan melamar ke penerbit buku bisnis kalau kita tertarik menerjemahkan novel, misalnya.
Baca entri selengkapnya »

Saya cukup sering menerima email yang menanyakan cara merintis karier sebagai penerjemah lepas (freelance translator), jadi saya pikir-pikir, mungkin ada manfaatnya kalau saran yang saya berikan kepada mereka ditayangkan juga di sini. Mohon dicatat, penjelasan di bawah ini hanya berlaku untuk penerjemah lepas bagi penerbit, alias penerjemah buku. Untuk penerjemah jenis lain, silakan lihat paragraf terakhir.

Nah, langkah pertama untuk menjadi penerjemah buku adalah
mengirim lamaran ke berbagai penerbit, yang terdiri atas surat lamaran, CV, dan contoh terjemahan (disertai fotokopi naskah asli yang diterjemahkan). Lamaran bisa ditulis dalam Bahasa Indonesia saja, meskipun tidak dilarang juga kalau mau pakai bahasa sumber. Tidak masalah. Sebaiknya kita memilih penerbit yang menerbitkan buku-buku yang kita minati. Jangan melamar ke penerbit buku bisnis kalau kita tertarik menerjemahkan novel, misalnya.

(Catatan tambahan karena banyak yang bertanya: saya tidak tahu penerbit mana saja yang memerlukan penerjemah, sama seperti saya tidak tahu perusahaan mana yang sedang membutuhkan akuntan, sekretaris, insinyur, sopir, atau lowongan apa pun. Untuk mengetahui ada-tidaknya lowongan di suatu perusahaan, tentunya harus cari informasi dari perusahaan bersangkutan, baik lewat koran, milis mereka, milis profesi penerjemah, dan cara lain. Saya sendiri penerjemah lepas, bukan karyawan di penerbit, jadi tidak tahu urusan-dalam penerbit.)

Dalam
surat lamaran, kita menyatakan keinginan untuk bekerja sama dengan penerbit sebagai penerjemah lepas. Sebagaimana surat lamaran lainnya, sebaiknya di sini kita menceritakan hal-hal yang menunjukkan bahwa kita memang mampu menerjemahkan (pengalaman menerjemahkan, pengalaman menulis, nilai TOEFL, kuliah sastra, kursus bahasa, pernah tinggal di luar negeri, pokoknya apa pun yang bisa menunjukkan kemampuan kita).

Sebagai tambahan, kita bisa juga menyebutkan
minat dan
kelebihan kita sebagai penerjemah. Kemampuan berbahasa asing lebih dari satu tentunya adalah nilai plus. Kita juga sebaiknya menyebutkan jenis buku apa yang kita minati dan bidang apa saja yang kita kuasai, bahkan hobi yang kita dalami. Dengan demikian, penerbit akan memilihkan buku yang sesuai dengan kemampuan kita.

Contoh terjemahan yang disertakan seyogyanya mencerminkan bidang yang kita minati. Pilih buku yang akan menonjolkan kemampuan terjemahan kita. Contoh terjemahan ini tidak perlu banyak-banyak, 5-10 halaman terjemahan juga cukup (A4, Times New Roman 12 pt, 2 spasi). Kalau kagok, ya boleh juga diteruskan sampai 1 bab. Tapi sebenarnya dari 5-10 halaman pun, kualitas seorang penerjemah sudah dapat dinilai.

Buatlah contoh terjemahan sebaik-baiknya sebab, meskipun surat lamaran dan CV bisa memberi gambaran umum tentang potensi kita, tetap saja bukti kemampuan itu terletak pada hasil terjemahan. Keterampilan kita inilah yang dibutuhkan penerbit, bukan gelar atau nilai TOEFL. Kalau sudah pernah ke luar negeri, tetapi hasil terjemahan belepotan, ya tetap saja kita tidak akan diterima sebagai penerjemah lepas. Sebaliknya, meskipun belajar bahasa secara otodidak, misalnya, asalkan hasil terjemahannya bagus, tentunya penerbit akan dengan senang hati memberikan order kepada kita.

Satu hal yang perlu diingat, biasanya penerbit sudah memiliki jaringan penerjemahnya masing-masing, terutama penerbit besar. Kalau mereka punya naskah baru, tentunya mereka akan mengorderkan naskah tersebut kepada jaringan mereka. Kalau mereka memiliki surplus naskah, barulah mereka mencoba para penerjemah baru. Jadi ya mungkin kita harus menunggu cukup lama juga untuk mendapatkan order terjemahan.

Untuk mengatasi hal ini, ada juga kiat lain. Kita bisa saja
menawarkan buku kepada penerbit. Barangkali ada buku milik kita yang menurut kita bagus dan layak diterjemahkan, atau kita cari sendiri ke Internet. Nah, contoh terjemahan yang disertakan bisa diambil sekalian dari buku ini. Selain itu, kita juga harus menyertakan evaluasi kita terhadap buku tersebut, yang menguraikan mengapa buku ini layak diterjemahkan, apa saja keunggulannya, keunikannya, mengapa buku ini penting bagi pembaca di Indonesia. Nah, kalau si penerbit tertarik, dia yang akan menguruskan copyrightnya, dan kalau urusan itu beres, secara etika, dia akan mengorderkan terjemahannya kepada kita (tentu saja kalau kualitas terjemahan kita dianggap layak).

Untuk berkarier sebagai penerjemah, kita tidak memerlukan
lisensi atau
sertifikasi tertentu. Kalau mau, kita boleh saja menjadi penerjemah tersumpah, dengan cara mengikuti tes yang diadakan oleh Pusat Penerjemahan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (Tlp: 021-31902112), khusus untuk yang ber-KTP Jakarta. Namun, status tersumpah ini sebenarnya lebih diperlukan untuk penerjemahan hal-hal yang berkaitan dengan hukum, untuk menjamin bahwa terjemahannya memang benar dan sesuai dengan asilnya, sehingga dokumen terjemahannya memiliki kekuatan hukum yang sama dengan teks aslinya.

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah selain mencari pekerjaan, kita juga harus
mempersiapkan diri menjadi penerjemah. Selain keterampilan kita sendiri, kita juga perlu alat bantu menerjemahkan. Minimal kita harus punya KBBI, kamus Inggris-Indonesia, dan kamus Inggris-Inggris. Selain itu, bergabunglah ke milis
bahtera@yahoogroups.com, forum untuk penerjemah dari dan ke Bahasa Indonesia. Di milis ini kita bisa berdiskusi tentang penerjemahan, dan kadang diadakan temu bahtera dan lokakarya yang bermanfaat bagi penerjemah pada umumnya. Internet juga merupakan sumberdaya bagus untuk meriset istilah atau konsep asing yang kita temukan dalam terjemahan kita.

Selain melamar ke penerbit, kita juga bisa mencari order terjemahan ke tempat-tempat lain, seperti perusahaan, stasiun televisi, pengadilan, dan
biro penerjemahan luar negeri. Menerima order terjemahan dari biro penerjemahan luar negeri sebenarnya lebih menguntungkan, karena tarifnya bisa 10-20 kali lipat daripada tarif penerbit lokal. Kalau mau menjajaki ini, cobalah kunjungi
TranslatorsCafe dan
ProZ. Di situ kita bisa memajang profil kita dan mencari jobs yang ditawarkan. Di TranslatorsCafe juga ada beberapa artikel tentang meniti karier dalam bidang penerjemahan.


Arsip