Rak Buku Femmy

Cara menjadi penerjemah

Saya cukup sering menerima email yang menanyakan cara merintis karier sebagai penerjemah lepas (freelance translator), jadi saya pikir-pikir, mungkin ada manfaatnya kalau saran yang saya berikan kepada mereka ditayangkan juga di sini. Mohon dicatat, penjelasan di bawah ini hanya berlaku untuk penerjemah lepas bagi penerbit, alias penerjemah buku. Untuk penerjemah jenis lain, silakan lihat paragraf terakhir.

Nah, langkah pertama untuk menjadi penerjemah buku adalah mengirim lamaran ke berbagai penerbit, yang terdiri atas surat lamaran, CV, dan contoh terjemahan (disertai fotokopi naskah asli yang diterjemahkan). Lamaran bisa ditulis dalam Bahasa Indonesia saja, meskipun tidak dilarang juga kalau mau pakai bahasa sumber. Tidak masalah. Sebaiknya kita memilih penerbit yang menerbitkan buku-buku yang kita minati. Jangan melamar ke penerbit buku bisnis kalau kita tertarik menerjemahkan novel, misalnya.

Dalam surat lamaran, kita menyatakan keinginan untuk bekerja sama dengan penerbit sebagai penerjemah lepas. Sebagaimana surat lamaran lainnya, sebaiknya di sini kita menceritakan hal-hal yang menunjukkan bahwa kita memang mampu menerjemahkan (sertifikasi penerjemah, pengalaman menerjemahkan, pengalaman menulis, nilai TOEFL, kuliah sastra, kursus bahasa, pernah tinggal di luar negeri, pokoknya apa pun yang bisa menunjukkan kemampuan kita).

Sebagai tambahan, kita bisa juga menyebutkan minat dan kelebihan kita sebagai penerjemah. Kemampuan berbahasa asing lebih dari satu tentunya adalah nilai plus. Kita juga sebaiknya menyebutkan jenis buku apa yang kita minati dan bidang apa saja yang kita kuasai, bahkan hobi yang kita dalami. Dengan demikian, penerbit akan memilihkan buku yang sesuai dengan kemampuan kita.

Contoh terjemahan yang disertakan seyogyanya mencerminkan bidang yang kita minati. Pilih buku yang akan menonjolkan kemampuan terjemahan kita. Contoh terjemahan ini tidak perlu banyak-banyak, 5-10 halaman terjemahan juga cukup (A4, Times New Roman 12 pt, 2 spasi). Kalau kagok, ya boleh juga diteruskan sampai 1 bab. Tapi sebenarnya dari 5-10 halaman pun, kualitas seorang penerjemah sudah dapat dinilai.

Buatlah contoh terjemahan sebaik-baiknya sebab, meskipun surat lamaran dan CV bisa memberi gambaran umum tentang potensi kita, tetap saja bukti kemampuan itu terletak pada hasil terjemahan. Keterampilan kita inilah yang dibutuhkan penerbit, bukan gelar atau nilai TOEFL. Kalau sudah pernah ke luar negeri, tetapi hasil terjemahan belepotan, ya tetap saja kita tidak akan diterima sebagai penerjemah lepas. Sebaliknya, meskipun belajar bahasa secara otodidak, misalnya, asalkan hasil terjemahannya bagus, tentunya penerbit akan dengan senang hati memberikan order kepada kita.

Satu hal yang perlu diingat, biasanya penerbit sudah memiliki jaringan penerjemahnya masing-masing, terutama penerbit besar. Kalau mereka punya naskah baru, tentunya mereka akan mengorderkan naskah tersebut kepada jaringan mereka. Kalau mereka memiliki surplus naskah, barulah mereka mencoba para penerjemah baru. Jadi ya mungkin kita harus menunggu cukup lama juga untuk mendapatkan order terjemahan.

Untuk mengatasi hal ini, ada juga kiat lain. Kita bisa saja menawarkan buku kepada penerbit. Barangkali ada buku milik kita yang menurut kita bagus dan layak diterjemahkan, atau kita cari sendiri ke Internet. Nah, contoh terjemahan yang disertakan bisa diambil sekalian dari buku ini. Selain itu, kita juga harus menyertakan evaluasi kita terhadap buku tersebut, yang menguraikan mengapa buku ini layak diterjemahkan, apa saja keunggulannya, keunikannya, mengapa buku ini penting bagi pembaca di Indonesia. Nah, kalau si penerbit tertarik, dia yang akan menguruskan copyrightnya, dan kalau urusan itu beres, secara etika, dia akan mengorderkan terjemahannya kepada kita (tentu saja kalau kualitas terjemahan kita dianggap layak).

Untuk berkarier sebagai penerjemah, sebenarnya kita tidak wajib memiliki sertifikasi, tetapi ada baiknya juga kalau kita mengikuti  Tes Sertifikasi Nasional yang diadakan oleh Himpunan Penerjemah Indonesia. Sertifikat ini bisa dijadikan bukti kemampuan kita saat menawarkan jasa sebagai penerjemah. (Saat ini, ujian untuk menjadi penerjemah tersumpah sudah tidak lagi diadakan.)

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah selain mencari pekerjaan, kita juga harus mempersiapkan diri menjadi penerjemah. Selain keterampilan kita sendiri, kita juga perlu alat bantu menerjemahkan. Minimal kita harus punya KBBI, kamus Inggris-Indonesia, dan kamus Inggris-Inggris. Internet juga merupakan sumber daya bagus untuk meriset istilah atau konsep asing yang kita temukan dalam terjemahan kita. Selain itu, bergabunglah dengan komunitas penerjemah di internet, seperti milis bahtera@yahoogroups.com, grup Himpunan Penerjemah Indonesia di Facebook, atau bacalah blog Catatan Penerjemahan. Bagi yang berminat menerjemahkan fiksi, silakan juga berkunjung ke blog Latihan Menerjemahkan Novel.

Selain melamar ke penerbit, kita juga bisa mencari order terjemahan ke tempat-tempat lain, seperti perusahaan, stasiun televisi, pengadilan, dan biro penerjemahan luar negeri. Menerima order terjemahan dari biro penerjemahan luar negeri sebenarnya lebih menguntungkan, karena tarifnya bisa 10-20 kali lipat daripada tarif penerbit lokal. Kalau mau menjajaki ini, cobalah kunjungi TranslatorsCafe dan ProZ. Di situ kita bisa memajang profil kita dan mencari jobs yang ditawarkan. Di TranslatorsCafe juga ada beberapa artikel tentang meniti karier dalam bidang penerjemahan.

498 Tanggapan to "Cara menjadi penerjemah"

mba femmy, salam kenal.. My name is Nana. Saya lulusan B.Ing UNPAD. Dan saat ini saya menjadi pengajar B.Ing di SSC.
Saya baru saja mulai latihan menerjemahkan (katanya, the more u practice, the more you will master) sambil mencari lowongan penerjemah, karena yang saya baca dari iklan2 yang saya dapat di internet atau koran, persyaratannya melamar yaitu punya pengalaman 1 atau 2 tahun sebagai penerjemah. Bagaimana saya bisa melamar jadi penerjemah jika persyaratannya memiliki pengalaman?
Do u have any suggestion? Saya benar2 ingin jadi penerjemah yang handal. Oya, mba, software KBBI itu ada tidak ya?
maksudnya dijual gak? atau mba mungkin punya?
Thanks.

Software KKBI itu ada silakan unduh di https://www.box.com/shared/xlfu27bgsn atau tanya ke Mr. Google, atau juga kalau yang daring (online) sikalan ke http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/

Salam kenal juga, Nana.

Saran saya sih, cuekin aja syaratnya, dan coba melamar. Pastikan contoh terjemahan yang disertakan benar-benar bagus, sehingga klien merasa berat menolak.

Saya tidak tahu juga terjemahan apa yang disukai Nana. Tapi, kalau senang menerjemahkan cerita, coba saja menerjemahkan cerpen dan kirimkan ke majalah atau koran.

Setahu saya, software KBBI tidak ada, jadi saya juga tidak punya 🙂

Semoga sukses ya!

Software KBBI sekarang bisa diperoleh di sini.

Nana suka menerjemahkan novel, Mba.
Kalau terjemahan cerpen bisa dikirim kemana ya, Mba?
Koran dan majalah ya? misalnya apa?
Hehehe, ternyata software KBBI gak ada ya. Berarti ya harus buka kamus secara manual, capek juga ya.
Terimakasih untuk sarannya…

di internet kan ada mbak. g ush pk software.

kalau versi internet, kitanya harus sedang online dan hasil pencarian munculnya perlu waktu 1-2 detik. kalau software, bisa digunakan saat sedang tidak online (barangkali sambungan internet lagi ngadat) atau situsnya sedang bermasalah, serta juga hasil pencarian munculnya jauh lebih cepat.

Software KBBI ada kok,, ni link nya http://www.warungbebas.com/2010/09/download-kamus-besar-bahasa-indonesia.html
bisa didownload secara gratis (^_^)

assalamualaikum mbak…saya junaedi, lulusan mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya jurusan sastra arab. Saya menggeluti dunia penerjemahan. Namun saya juga ingin berkarir sebagai penerjemah di penerbit. Bagaimana caranya ya mbak? terima kasih

apakah bisa mengirimkan lamaran sebagai tenaga penerjemah via e-mail ke penerbit?

Nana, saya pernah membaca cerpen terjemahan di femina, jadi coba saja cari cerpen yang sesuai dengan karakter majalahnya. Saya kurang tahu juga soal media lain, tetapi mungkin saja mereka juga menerima terjemahan cerpen. Mungkin bisa ditanyakan langsung kepada redaksinya masing-masing.

Belum lama ini, KBBI sudah punya situs, yaitu di http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
Saya juga sangat terbantu dengan adanya situs ini, tidak perlu buka-buka kamus berat lagi! Semoga bermanfaat ya.

Junaedi, wa’alaikumsalam. Coba saja ikuti langkah-langkah yang saya tulis di atas. Kalau ada langkah yang kurang jelas, ditanyakan saja lagi dengan pertanyaan yang lebih spesifik.

Soal mengirim lamaran lewat email, coba saja ditanyakan langsung kepada penerbit yang bersangkutan, apakah boleh atau tidak.

Salam kenal, Mba Femmy..

Kenalkan, saya Stephen lulusan Kimia Univ.Sumatera Utara. Saya sangat menyukai bidang bahasa khususnya bahasa asing. Selama ini saya bekerja di perusahaan logistik sbg Marketing. Tapi saya benar2 tidak menikmati pekerjaan ini, jadi hanya cari uang dan status aja.
Stlh saya pikirkan sekian lama, dari minat saya yang senang belajar bahasa asing maka saya ingin sekali bergelut di dunia tranlator language sbg professional baik di penerbitan atau yg lain.Saya ingin fokus di penerjemahan buku science dan physicology.
Yang mau saya tanyakan, hal2 apa yang pertama sekali saya bisa lakukan untuk mulai terjun di profesi ini.Saya mohon saran2nya mba..

thanks a lot !

Stephen
Medan

kok anda sama dengan saya dalam karier ya? berangkat dari ketidakpuasan dalam kerja saat ini yg marketing ndak ada ujung pangkal. saya juga sekarang mau menjadi penterjemah.padahal saya adalah lulusan teknik tambang.salam kenal ya..

dody

Memang banyak penerjemah yang berasal dari latar berlakang nonbahasa, dan “tersesat” ke bidang penerjemahan ini, termasuk saya juga. Kalau tertarik membaca tentang pengalaman serupa penerjemah lain, ada bukunya lho. Judulnya Tersesat Membawa Nikmat, ditulis oleh anggota milis Bahtera. Informasinya bisa dilihat di sini.

Menurut saya justru bagus, Anda bisa menerjemahkan tentang bidang pertambangan atau teknik atau marketing 😀

Betul sekali. Penerjemah yang berasal dari latar pendidikan/pekerjaan lain memiliki kelebihan berupa pemahaman tentang bidang tersebut.

Stephen, salam kenal juga ya. Profesi penerjemah memang cocok sekali buat orang-orang yang senang belajar bahasa seperti kita. Coba saja perdalam bahasa yang diminati, baik bahasa Indonesia sendiri maupun bahasa asing. Baca-baca buku teori penerjemahan.

Dan, yang paling penting, praktik menerjemahkan! Dalam kegiatan ini, praktik adalah guru terbaik. Jadi, segera saja kirim lamaran ke berbagai penerbit dan agen penerjemahan, supaya segera bisa mulai praktik. Semoga sukses ya!

thanks mba femmy…

Mbak…saya mau mengirim surat lamaran ke penerbit untuk menjadi translator, kira2 contoh terjemahan kita dan juga naskah asli apa harus dicopy semuanya?? setelah memasukkan ke penerbit, kira2 berapa lama bisa dapat panggilan?? syukron jazilan.

Iya, dikopi saja. Toh buat contoh terjemahan paling hanya 5-10 halaman, tidak banyak kan? Soal panggilan, saya tidak bisa memperkirakan, semuanya tergantung kesibukan editor dan ketersediaan naskah yang perlu diterjemahkan.

Mba Femmy, belajar nerjemahinnya dari siapa? otodidak? atau baca buku apa aja sebagai referensi bagi para penerjemah? O ya, dulu Mba kerja kantoran ya? Boleh tau, sebagai apa? Mba, sebaiknya untuk fresh graduate seperti saya kerja sebagai apa aja dulu untuk mendapatkan pengalaman kerja atau langsung jadi penerjemah? Masalahnya, saya belum memiliki pengalaman kerja. Ternyata, kalau mau jadi penerjemah, perlu pengorbanan dari segi materi ya, Mba. Misalnya membeli buku2 fiksi atau non fiksi. Kemudian harus rajin ke warnet untuk mencari referensi yg diperlukan dalam menerjemahkan suatu novel, buku, atau artikel. Perlu modal intinya. Jadi, saya perlu pekerjaan yang tetap untuk membiayai kebutuhan hidup.
Mohon sarannya, Mba.
Terimakasih..

Mba Femmy lagi sibuk yaa?
Message-ku belum dibales.. Mba, boleh tau emailnya?

Nana, sori baru balas sekarang. Bulan ini saya memang sibuk banget, dua kali keluar kota, dan karenanya harus bekerja ekstra untuk memenuhi tenggat. Email saya ada di halaman Tentangku.

Saya belajar menerjemahkan dari ibu saya, yang dulu bekerja sebagai editor di Penerbit ITB, dan sekarang berprofesi sebagai penerjemah juga. Membaca-baca buku referensi malah baru akhir-akhir ini saja, dan baru dua buah 🙂 Satunya Panduan untuk Penerjemah (kalau tidak salah) dari Rochayah Machali, dan satu lagi In Other Words dari Mona Baker (ini bagus banget).

Saya sempat bekerja lima tahun di Penerbit Mizan, sebagai editor dan rights coordinator. Jadi, ngga jauh-jauh deh 🙂 Saya kira ada baiknya kalau Nana bekerja dulu di kantor, lebih baik lagi kalau di bidang yang masih terkait. Selain menambah pengalaman, tentunya memperluas jaringan pertemanan juga. Sebagian order terjemahan saya diperoleh dari orang-orang yang mengenal teman-teman saya di Mizan. Lewat Mizan juga saya mengenal FLP, dan ada juga order terjemahan dari teman-teman FLP yang kemudian bekerja di penerbit.

Sebenarnya saya ingin bilang, menjadi penerjemah itu profesi yang enak dan tidak perlu modal banyak. Cukup keterampilan dan komputer dan dua-tiga kamus yang bagus, sudah bisa menjadi penerjemah. Tetapi, kalau ingin menjadi penerjemah yang benar-benar bagus, memang harus keluar modal lebih untuk riset.

Thank you very much for your suggestion..
It’s very useful for me.
Thanks for sharing it, Mba Femmy!

Salam kenal mbak Femmy, saya Putri, selama ini tertarik juga untuk jadi penerjemah lepas, tapi nggak tahu caranya. Makanya saya seneng banget nemu tulisan Mbak Femmy ini.
Mau tanya mbak, kalo masukkin lamaran ke penerbit itu sama nggak dengan lamaran ke perusahaan lain? maksudnya, selain contoh terjemahan kita, disertai ijazah dan transkrip nilai kita waktu kuliah juga nggak?
terus, saya kan sekarang sedang kerja di perusahaan konstruksi. itu perlu juga dijelaskan atau nggak?
Makasih ya mbak…

Salam kenal juga, Putri. Memasukkan lamaran penerjemahan ke penerbit memang mirip-mirip dengan lamaran ke perusahaan lain. Ijazah dan transkrip mungkin nggak terlalu perlu ya, kecuali kalau kuliahnya berkaitan dengan penerjemahan (sastra atau linguistik). Soal pekerjaan saat ini, boleh juga disebutkan sekilas.

Makasih mbak femmy.. Background saya arsitektur mbak, jadi nggak berkaitan ya? kecuali mungkin untuk menerjemahkan buku2 arsitektur…

Mbak Femmy, thanks abis… dan mungkin saya akan coba saran mbak, wish me luck..

Good luck 🙂

ass…
maaf mb mau apa ada jasa penerjemahan melalui internet, kalau ada tolong kasih situsnya and kasih tahu cara menjadi penerjemah sekaligus syarat2nya, thanks before

wa’alaikumsalam,

di internet banyak kok biro penerjemahan. kunjungi proz.com, di sana ada direktorinya. coba aja datangi situs web biro-biro penerjemahan yang ada di sana, dan tanyakan langsung ke setiap biro persyaratannya. semoga berhasil ya.

Ass.
Mba Femmy, alhamdulillah sekarang saya bekerja sebagai penerjemah. Lebih banyak menerjemahkan teks-teks bidang IT. Permulaan yang bagus. Mudah2an suatu saat nanti saya bisa menerjemahkan novel-novel bahasa Inggris (amien..) Terimakasih untuk saran dan nasihatnya..
Wass.

Wa’alaikumsalam, Nana. Alhamdulillah! Saya ikut senang. Ya, selangkah demi selangkah, semoga tujuan akhir menerjemahkan novel bisa tercapai. Amin…

assalamu alaikum.
salam kenal mbak,nama saya murni,senang bisa melihat tulisan mbak,jadi banyak masukan.
thanks ya mbak.

wa’alaikumsalam, murni. salam kenal juga. semoga bermanfaat ya.

Ass, Mbak Femi
Pertama – tama terima kasih buat artikel nya. Sangat memberi inspirasi dan semangat.
Saya jadi kepengen menerjuni dunia penerjemahan. Saya belum pernah menerjemah untuk kebutuhan komersil. Tadinya saya hanya membantu teman – teman itupun hanya sedikit. Tapi saya janji akan terus belajar….
Saya mau tanya, mbak femi, untuk artikel yang akan kita kirim ke penerbit itu artikel seperti apa? saya penginnya jadi penerjemah buku fiksi atau novel, tapi saya tidak punya referensi buku – buku berbahasa inggris. Jadi kalau artikelnya kita dapat dari internet, seperti dari Wikipedia misalnya, gimana mbak?
Selanjutnya, latar belakang pendidikan saya adalah Teknik Elektronika. Pendidikan Bahasa Inggris hanya saya dapat dari kursus dan bimbingan belajar. Bagaimana peluang saya, ya mbak?
Sekali lagi terima kasih, mbak femi

Citra, contoh terjemahan untuk penerbit boleh apa saja, artikel wikipedia pun boleh, tetapi sebaiknya sesuai dengan keinginan kita ingin menerjemahkan buku apa. Contoh terjemahan bisa diambil dari novel apa saja kok, yang sudah terbit terjemahannya pun nggak apa-apa. Novel hanya harus dipilih kalau kita ingin menawarkannya ke penerbit.

Latar belakang nggak masalah kok. Saya sendiri dulu kuliah teknik kimia, dan tak pernah belajar bahasa Inggris di luar sekolah biasa. Saya banyak belajar dari membaca buku dan menonton film, dan ini menurut saya adalah cara yang bagus untuk meningkatkan kemampuan bahasa kita. Jadi, peluang tetap terbuka bagi siapa saja yang mampu.

hallo mbak femmy salam kenal ^^
saya belinda anak kelas 9 SMp,mbak saya mau banget jadi translatter tapi ya gt,,saya bingung gimana cara belajar bahasa asingnya karena itu gk terlalu mudah,oh ya saya jg msh bingung mau masuk SMK jurusan apa antara jurusan pariwisata / komputer???saya sih suka sekali edit foto,,tp sebenernya saya niat ingin jadi translatter,,krn saya mau jadi translatter di gereja hehe,,menerjemahkan khotbah pendeta asing ke bhs indonesia ^^ thank’s mbak ^^

belinda, salam kenal juga 🙂

untuk belajar bahasa asing, kita bisa mengambil kursus di lembaga bahasa. tapi menurut saya cara yang bagus adalah dengan banyak membaca dan banyak mendengar (radio atau televisi).

dulu juga saya tidak pernah les bahasa inggris secara khusus, hanya belajar di sekolah. tapi saya hobi membaca, sudah membaca buku berbahasa inggris sejak smp (seumuran belinda lho). mula-mula bacanya tersendat-sendat, tetapi sewaktu sma sudah lancar tuh.

menurut saya, kalau memang sudah ada materi terjemahan yang diminati, langsung saja dikerjakan. coba terjemahkan khotbahnya, lalu kalau bisa minta masukan dari orang yang bahasa inggrisnya bagus. kalau dilatih dari sekarang, mudah-mudahan setelah belinda lulus nanti sudah terlatih.

=) ok deh trimakasih untuk saranya,,,saya akan mencoba dan berusaha keras untuk rajin belajar bhs inggris atau bhs asing lainnya,,amiiin hehehehehe =D sekali lagi trimakasih untuk sarannya mbak femmy yang cantik ^^ hehehe GBU

ass, mbak femi, citra lagi ini
cuman mau bilang, makasih buanyak buat saran – saran nya
kata – kata mbak femi itu selalu bikin ayem, ya
Ku jadi semakin semangat aja

halo mbak femmy..
mw nanya nih, sampel terjemahan yang dikirim buat lamaran penerjemah tuh dari mana? boleh asal comot dari artikel di web? bgmn dgn copyrightnya? terima kasih

halo, michael. kalau buat sampel sih, ngga masalah diambil dari mana pun. toh bukan untuk tujuan diterbitkan dan dikomersialkan.

assalam, salam kenal mba femy
tulisannya bagus banget, so inspiring..
mba, saya mau minta pendapatnya boleh kan? dari mulai kuliah dulu saya sudah usaha menerjemah kecil2an, sekarang saat bekerja saya diminta membantu menerjemahkan bahan dan tugas kuliah atasan yang mengambil program doktornya, sudah dua semester dijalani, pada awalnya saya anggap ini sebagai ajang latihan dan saya senang mengerjakan terjemahan semacam ini, tapi lama kelamaan saya merasa seperti “dikerjai” oleh beliau, tidak ada penghargaan darinya, dan saya terpaksa harus terus menjalani tugas ini karena beliau atasan saya, what should I do mbak femmy??

Mbak femmy,,salam kenal yah…
Mbak mw nanya ni,,kL seumpama aku mw nerjemahin cerpen truz dkirim ke majalah,,msalah copyright ny gmna y?
Blz y mBak,,thx b4,

Dian, salam kenal juga. Setahuku, masalah copyright cerpen diurus oleh pihak majalahnya. Jadi, kirimkan saja terjemahan cerpen itu ke majalah. Semoga berhasil ya.

aslm mba femmy..sng bgt bsa knal mba..
aq ziyah,aq niy bru lulus sma & aq kul inggris..
dri kcil aq gk prnah trpikir tuk jdi seorg pnerjemah,
tpi sprtinya skrg aq mu cba bljar tuk itu,
ap aq gk tlat ya klo bru mu bljar??
mhon masukannya mba..

mksih sblumnya…

wa’alaikumsalam, ziyah.
sepertinya jarang ada orang yang bercita-cita menjadi penerjemah sejak kecil 🙂 Ziyah sekarang sedang kuliah Inggris, tentunya nanti ada mata kuliah Penerjemahan, kan? Jadi Ziyah sudah berada di jalur yang benar, dan belum telat untuk belajar. Pokoknya, dicoba saja dulu, siapa tahu Ziyah menyukainya. Saya sendiri mulai menekuni bidang ini selagi kuliah, dan langsung jatuh cinta pada pekerjaan ini, sehingga dilanjutkan setelah kuliah. Semoga sukses ya.

owh gtu y mba…
mkasih y mba masukannya…
iy insyaallah zia mu blajar lbih giat tuk it…

se-x lagi mksih y mba…
sukses jga buat mba…
amiiinn….

halo mbak, salam kenal, saya adalah mahasiswa semester 9 jurusan akuntansi. sebenarnya saya lebih tertarik bekerja di bidang linguistik daripada akuntansi. kira2 langkah apa yang perlu saya ambil agar nantinya bisa berkarir sebagai editor atau penerjemah? (diutamakan editor). saya takut tidak ada penerbit atau publikasi lainnya yang mau menerima orang dengan pengalaman nol seperti saya.

terima kasih banyak ya, mbak 🙂

halo, aditya. salam kenal juga. kalau aditya berminat menjadi editor, mungkin karier bisa dirintis dari sekarang, dengan melibatkan diri menjadi editor, misalnya di majalah kampus atau buletin rumah ibadah. bisa juga aditya mengirim tulisan kepada media, baik media kampus, lokal, atau nasional. pengalaman ini bisa dijadikan bekal untuk melamar ke penerbit nanti. selain itu, kuliah di bidang akuntansi pun bisa menjadi nilai plus, sekiranya aditya melamar ke majalah bisnis atau penerbit buku ekonomi dan semacamnya.

itu kalau jadi editor ya. kalau untuk menjadi penerjemah, itu lebih mudah, bisa mulai melamar ke penerbit dari sekarang. saya juga dulu mulai merintis karier semasa kuliah kok, bahkan dari tingkat dua. jadi, setelah lulus, bisa langsung terjun ke bidang ini sepenuhnya.

mbak Femmy,

salam kenal.

tulisannya bener2 bikin saya semangat mencoba jadi penerjemah.
mbak ada yang saya ingin tanyakan, untuk pengerjaan misalnya satu buah novel bahasa inggris -/+ 250 halaman ke dalam bahasa indonesia biasanya berapa lama ya?

makasih ya mbak

salam kenal juga, mia. lama proses penerjemahan tergantung pada jadwal kita juga. dulu saya bisa menyelesaikan satu novel standar dalam sebulan, tapi setelah berumah tangga, waktunya bisa molor sampai 2-3 bulan, karena banyak kesibukan lain. semoga membantu, ya.

Mbak Femmy, apakah kita bisa belajar gaya terjemahan suatu penerbit tertentu melalui buku-buku terbitannya? Misalnya, kita mempelajari buku-buku yang sudah diterbitkan (dengan genre yang sama tentunya).

Thx

Mery, ya, saya kira bisa dipelajari dengan cara itu.

Oh, gitu yah…
Nanya lagi ya mbak, trus contoh seperti apa sih yang sebaiknya kita kirim ke penerbit? misalnya saya tertarik dengan fiksi, khususnya pop lit. tapi kan katanya contoh sebaiknya dipilih yang menonjolkan kemampuan kita. brati gaya bahasa novel2 sastra yang njlimet itu dong? (kemarin ngliat novel atonement-nya ian mcewan dan catcher in the rye-nya JD Salinger yang bikin klenger) hehe. nah, sebaiknya milih contoh yang mana ya mbak?

thx

Merry, menurut saya, terjemahkan saja genre yang disukai. Menerjemahkan pop lit belum tentu lebih mudah daripada menerjemahkan novel sastra lho. Pop lit tentunya harus diterjemahkan dengan bahasa yang luwes dan alami, apalagi yang banyak mengandung dialog. Selain itu, nuansa juga harus dipertahankan. Misalnya, kalau aslinya kocak, terjemahannya harus kocak juga.

oh iya, mbak Femmy membuka jasa pengomentaran hasil terjemahan nggak? hehe (ngarep mode on).

Sejau ini sih belum buka :-p

Dear mbak femmy, pengen belajar nerjemahin, tapi pengen ada yang kasih komentar, ngga keberatan kan mbak, kalo membantu saya yang bukan hanya newbie… tapi baru mau mulai? hehe… ada link khusus ngga? untuk kasih pendapat atau masukan dari contoh hasil terjemahan yang akan saya tanyakan?

Kadang-kadang ada juga yang mengirim contoh terjemahan ke saya, dan kalau sedang ada waktu, saya komentari. Cuma saya tidak buka jasa (berbayar, dan saya wajib melakukannya).

Hmm… saya setuju mbak Femmy. saya sedang nyoba nerjemahin novel pop yang penuh dengan idiom (jadinya harus buka-buka kamus terus). gak kebayang deh gimana susahnya kalau harus nerjemahin novel lucu yang banyak pun-nya. 🙂

saya sebenarnya nggak menganggap poplit lebih gampang diterjemahkan daripada hi-lit (mohon maaf kalau di pesan sebelumnya saya terkesan meremehkan poplit). tapi saya lebih suka baca poplit, jadi menerjemahkannya pun terasa lebih menyenangkan daripada menerjemahkan hi-lit. (saya nyoba nerjemahin catcher in the rye dan hanya sanggup satu paragraf sebelum nyerah). 😀

kesimpulannya, semakin informal gaya bahasa novel (apalagi yang komedi), nerjemahinnya jadi semakin susah (g ada hubungannya hi-lit ato poplit.)

makasih mbak atas sarannya.

Tapi, bahasa yang sangat formal pun ada tantangannya sendiri, seperti misalnya novel-novel Jane Austen, atau Jonathan Strange and Mr Norrell yang baru kuterjemahkan. Pusing deh.

Kalau kita melihat dari sudut lain, terjemahan non-novel pun ada tantangannya sendiri. Bahasanya mungkin lebih lugas, tapi biasanya yang paling sulit adalah menerjemahkan peristilahannya.

Jadi, kesimpulannya, semua jenis terjemahan ada tantangannya masing-masing. Tinggal kita harus pandai-pandai menilai kemampuan dan selera sendiri, lalu menentukan jenis terjemahan mana yang paling cocok dengan kita.

Halo, Mbak Femmy salam kenal

saya tertarik di bidang penerjemahan sejak saya masih kuliah (2003), dan saya sempat menerjemahkan novel fiksi bahasa inggris saat itu buat iseng aja. Tapi sekarang saya berkeinginan menjadikan bidang penerjemahan novel sebagai profesi. Tapi setelah melihat syarat2nya pake TOEFL segala kok jadi ragu2 ya, lagipula saya lulusan perikanan dan saya belajar menerjemahkan secara otodidak.

Yang ingin saya tanyakan, mengirimkan hasil terjemahan saya kepada penerbit apa ya? (saya tertarik di bidang penerjemahan novel fiksi) dan tenggat waktunya biasanya berapa lama? (dulu saya menerjemahkan satu novel memakan waktu 3-4 bulan)

Mohon sarannya, Terima kasih

Untuk menjadi penerjemah, tidak wajib punya nilai TOEFL kok. Nilai TOEFL yang baik tidak menjamin orangnya bisa menjadi penerjemah yang baik. Nilai TOEFL hanya salah satu alat untuk melamar saja, tetapi seperti yang saya sebutkan, yang paling penting adalah hasil terjemahan itu sendiri.

Bidang studi yang dipelajari serta cara belajar menerjemahkan pun tidak penting. Saya sendiri lulusan teknik kimia, bukan sastra atau bahasa. Saya juga belajar menerjemahkan sendiri.

Kalau trips tertarik menerjemahkan novel fiksi, kirimkan hasil terjemahan kepada penerbit yang menerbitkan novel terjemahan. Banyak kan? Tinggal survei di toko buku.

Tenggat juga bervariasi, ada yang ketat, ada yang longgar. Coba tanyakan langsung ke penerbit yang bersangkutan.

Mbak Femmy, semoga g mengganggu. mo nanya lagi nih:

Misalnya kita nerjemahin novel yang kalimatnya panjang-panjang n penuh koma. Enaknya diterjemahin apa adanya sesuai gaya bahasa pengarang atau dipenggal-penggal? Dipenggal takutnya mengubah gaya pengarang. Dibiarin takutnya yang baca malah pusing.

Satu lagi, kalau dalam novel ada logat daerah seperti Skotlandia (contoh: “Dinna fash yerself on tha‘ account, laddie. ’Twas only anither delay on my part, insisting he find ye a
bride.)
Bagaimana menerjemahkannya? Diterjemahkan ke bahasa Indonesia biasa, bahasa Indonesia tidak baku, atau diterjemahkan dengan menyelipkan kata-kata asing itu? *pusing*
Terima kasih sebelumnya…

Soal panjang kalimat, kita memang perlu menganalisis dulu, apakah itu memang bagian dari gaya bahasa pengarang, atau sekadar struktur bahasa Inggris biasa. Soalnya, dalam bahasa Inggris, anak kalimat sering ditaruh di tengah-tengah, yang bisa kita pindahkan ke depan atau ke belakang supaya lebih enak dibaca dalam bahasa Indonesia. Lalu, kalau dalam bahasa Inggris kalimat panjang itu tidak membingungkan, maka dalam bahasa Indonesia pun kalimatnya tidak boleh sampai membingungkan pembaca, kalau perlu dipenggal-penggal. Nah, kalau dalam bahasa aslinya kalimatnya memang dipanjangkan untuk mencapai efek tertentu, misalnya memang harus membingungkan, atau menggambarkan tokoh yang suka bertele-tele, atau hal lain, ini tentu harus dipertahankan. Intinya mah, tergantung konteks 🙂

Soal logat, ada teori bahwa logat dalam bahasa asli bisa diganti dengan logat di bahasa sasaran. Misalnya, diubah menjadi logat Betawi, atau Madura, atau logat lain. Menyelipkan kata-kata asing sepertinya bukan pilihan yang tepat, soalnya ntar pembaca kita ngga ngerti apa yang dibicarakan. Pilihan terakhir, diterjemahkan apa adanya, tapi ditambahkan penggambaran, mis: dia berbicara dalam logat Skotlandia.

Mery sedang menerjemahkan apa?

Ok mbak, terima kasih atas saran-sarannya. ^^

Saat ini saya sedang menerjemahkan novelnya Johanna Lindsey.

*Masih menimbang-nimbang harus mengikuti saran yang mana…* 🙂

Asslm.
Mba Femmy, senang sekali baca artikelnya. Lebih takjub lagi ketika baca komentar2nya.. Hehe.. Mba sabar dan telaten banget jawabinnya.. 😀

Saya masih kuliah, selama ini cuma translate kecil2an (artikel) buat bantu2 orang sekitar saya. Sekarang tertarik mau nyoba translate buku jg jadinya 😀 Mau tanya, kalau translator itu apakah ada sertifikasinya? Trus, kira2 mba tau nggak dimana saya bisa dapat info tentang seminar2 atau training mengenai penerjemahan?

Terima Kasih.

Wa’alaikumsalam…

Sertifikasi penerjemah dilakukan oleh Himpunan Penerjemah Indonesia. Untuk keterangan selengkapnya, coba hubungi nomor telepon yang kucantumkan di atas. Tapi sertifikasi ini tidak mutlak diperlukan untuk menjadi penerjemah, apalagi untuk menjadi penerjemah buku. Aku sendiri belum pernah mengikuti sertifikasi, jadi ngga tahu detailnya.

Untuk informasi tentang seminar dan pelatihan, ayo bergabung di milis Bahtera! 🙂 Milis ini mulai giat mengadakan berbagai pelatihan penerjemahan, dan kalau ada lembaga lain yang menyelenggarakan, biasanya mereka bikin pengumuman di Bahtera juga. Lalu, kalau mau tahu lebih banyak tentang sertifikasi, bisa juga dicari di arsip milis, soalnya sudah pernah dibahas beberapa kali.

“Your membership is still awaiting approval by the group owner”

Wow, padahal sign upnya sudah dari tanggal 7… kok lama ya? hehehe.. Doain semoga cepet diterima jadi anggota ya mba biar bisa menelusuri perbincangan2 menarik di bahtera..

Terima kasih ^^

Kharisma, gimana keanggotaan bahtera-nya? Sudah disetujui moderator? Kalau belum berhasil, coba lagi saja.

Alhamdulillah udah mba… ternyata waktu itu saya nggak ngeh ada imel notifikasinya… hehehe… Buku “Tersesat Membawa Nikmat”nya juga udah ditangan nih… Sekarang inbox saya heboh terus dah… cuma rada sayang nggak bisa dibaca semua… udah masuk kuliah lagi jadi jarang ngecek imel >.<

Tapi iya, bermanfaat bgt terutama buat para penerjemah, respon anggotanya pada cepet2 banget kalo dimintain pendapat n dikasi pertanyaan 😀

Oia mba, satu lagi mau tanya.. Buku2 yang mba sebutin di komentar sebelumnya (Panduan untuk Penerjemah & In Other Words) bisa didapat dimana yah? 😀 Thank You.

Panduan untuk Penerjemah baru diterbitkan edisi revisinya oleh Mizan, jadi mestinya bisa ditemukan di toko-toko buku. In Other Words mungkin harus pesan dari toko buku online di luar negeri macam Amazon, ya. Aku sendiri hanya meminjam.

Bisa memberikan lowongan atau pelatihan bagi yang berbakat……….

Coba gabung di milis bahtera, yang cukup sering memberikan pelatihan penerjemahan. Di sana juga orang sering mengirim lowongan pekerjaan.

Halo, Mbak Femmy!

Terima kasih buat artikelnya, penting sekali bagi saya yang, meski sudah sejak bertahun-tahun lalu ingin berkarier sebagai penerjemah, baru mulai menjajaki bidang ini.
Saya ingin tanya ke Mbak Femmy, nih. Semoga Mbak Femmy bisa membantu.

1. Sumber lain yang saya pernah baca menyarankan agar penerjemah mempunyai website/blog. Kalau belum pernah bekerja sebagai penerjemah, bagaimana sebaiknya menurut Mbak Femmy?

2. Apa Mbak Femmy bisa kasih info tentang penerbit Indonesia (buku atau majalah) berikut bidang spesialisasinya? Saya tidak tinggal di Indonesia, jadi lumayan sulit juga cari info tentang ini. 🙂

Terima kasih banyak sebelumnya.

Salam.

Halo, Fairly! Saya coba jawab ya.

1. Menurut saya, situs web tidak terlalu penting untuk penerjemah buku. Berbeda dengan penerjemah nonbuku yang biasanya harus melakukan pemasaran atau promosi jasanya. Jadi, tak perlu mencemaskan hal ini.

2. Coba kunjungi situs http://www.ikapi.org, di sana ada beberapa tautan ke situs penerbit. Bisa juga lihat di rinurbad.multiply.com, kawan saya ini suka mengumpulkan data tentang penerbit. Sekarang banyak penerbit Indonesia yang memiliki Halaman di Facebook, jadi bisa juga cari di sana.

Sekarang tampaknya sudah jarang penerbit Indonesia yang memiliki spesialisasi, kebanyakan sudah melebarkan sayap dan menerbitkan buku di luar jenis buku yang biasa diterbitkannya.

Semoga membantu ya.

Blog-nya harus relevan dengan penerjemahan, misal: blog resensi buku, blog mengajar bahasa asing, blog tentang budaya asing, dll. URL blog ini dicantumkan pada CV sebagai nilai tambah untuk menunjukkan potensi kita sebagai penerjemah. Begitu lho, maksudnya… saya.

Referensi lain:
http://antie.multiply.com/journal/item/77

Andini, terima kasih masukannya. Saya setuju bahwa pencantuman blog dalam CV bisa memberi nilai tambah. Sama seperti pencantuman nilai TOEFL yang tinggi, bisa membuat editor lebih memperhatikan CV kita.

Tetapi, tentu hal ini bukan faktor penentu yang mutlak harus dimiliki. Saya tidak ingin calon penerjemah menjadi ragu melamar gara-gara hanya tidak memiliki blog.

Hai Femmy!

Berkat saran & petunjukmu, aku sekarang sedang mengerjakan penerjemahan 2 buah buku ilmiah pop dari salah satu penerbit besar di Jakarta.

Sekali lagi, terima kasih banyak ya! 🙂

Salam hangat!

Alhamdulillah… Ikut senang! 🙂 Moga order lancar terus ke depannya.

Oh ya, lupa bilang sebelumnya… Ternyata kita sama-sama pencinta cersil! 🙂 Berkat browsing di blog-nya Mbak Femmy, saya jadi tahu ada milis khusus penggemar cersil dan sekarang sudah join juga di situ. 🙂

Wah, sesama penggemar cersil rupanya! 🙂

bismillah. Mbak Femmy, leni termasuk secret admirer mu lho..dlu pas baca sebuah majalah ada profil mbakFemmy dgn skor toefl yg fantastis, trus di majalah tamansiswa muncul jg nama mbak femmy menang lomba karya ilmiah..
aku ingin menerjemahin kisah2 islami dari bhs indonesia ke bhs inggris tpi gak PD coz grammarku blum bgus bener.aku lulusan ekonomi tapi seneng dgn bhs inggris n dlu sering diminta sodaraku yg jurusan pertanian nerjemahin yg dari bhs inggris ke indo hasilnya lumayan.Mbak femmy kenal gak dengan orang yg bisa ngedit terjemahanku or mungkin mbak Femmy bersedia ngeditnya..(ngarep bgt mode on)..kayaknya nerjemahin ke bhs inggris lebih sulit ya…Mbak Femmy pernah nerjemahin yg ke bhs inggris gak?

Leni, terima kasih sudah berkunjung ke sini ya. Alhamdulillah, karena setiap hari bergelut dengan bahasa Inggris, mengerjakan TOEFL tidak terasa sulit. Tapi, saya belum pernah ikut lomba karya ilmiah, apalagi menang 🙂

Menerjemahkan ke bahasa Inggris memang lebih sulit, karena bahasa Inggris bukan bahasa ibu kita. Agar dapat menerjemahkan dengan baik, memang sebaiknya kita menerjemahkan ke bahasa sendiri. Sebagai penutur bahasa Indonesia asli, tentunya kita lebih menguasai kekayaan kosakata dan tata bahasa dalam bahasa kita sendiri, sehingga semestinya mampu menghasilkan terjemahan yang wajar. (Bahkan, sebagian organisasi penerjemah menetapkan dalam kode etiknya, bahwa penerjemah hanya boleh menerjemahkan ke bahasa ibunya sendiri, tidak boleh ke bahasa asing, karena begitu pentingnya penguasaan bahasa sasaran bagi mereka.) Sebaliknya, saat kita menerjemahkan ke bahasa Inggris, ungkapan yang wajar belum tentu langsung terpikir oleh kita, harus memutar otak dulu.

Tapi, saya pernah juga sih menerjemahkan ke bahasa Inggris, baik nonfiksi maupun fiksi.

Kalau Leni berminat menerjemahkan kisah Islami, apakah sudah bergabung ke FLP (milis ataupun organisasinya)? Barangkali bisa bekerja sama dengan para penulis di sana. Coba juga hubungi Mbak Susie Utomo (draft.buku.flphk di gmail.com) dari FLP Hongkong. Terakhir aku tahu mereka sedang menerjemahkan karya-karyanya ke bahasa Inggris.

Soal mengedit hasil terjemahan, coba gabung ke milis Bahtera, barangkali ada yang bisa bantu. Saya sendiri sebenarnya mau saja melihat hasil terjemahan, tetapi berdasarkan pengalaman selama ini, biasanya terjemahan yang semestinya saya periksa itu hanya mendekam di komputer karena saya tidak sempat menanganinya 😦

halo..
Saya Ardy. Saya sangat tertarik untuk bekerja menjadi seorang penterjemah..
Latar belakang pendidikan saya dari Kedokteran Gigi. Saya belajar bahasa Inggris secara otodidak, dan saya biasa menterjemahkan jurnal penelitian kedokteran/kedokteran gigi dari bahasa inggris ke bahasa indonesia…
Saya pernah ikut tes TOEFL, tapi sekitar 3-4 tahun yg lalu..

dan pertanyaan saya adalah, where should i start ??

thanks

Halo, Ardy. Untuk menjadi penerjemah, bisa dimulai dengan melayangkan lamaran ke penerbit, seperti yang diuraikan di artikel di atas. Kalau ada pertanyaan lebih spesifik, jangan ragu bertanya lagi ya.

[…] melamar menjadi penerjemah buku karena waktu itu saya direkrut tanpa tes oleh Editor penerbit. Cara melamar menjadi penerjemah pernah ditulis oleh penerjemah Femmy Syahrani, yang mungkin harus saya terapkan juga kalau ingin […]

Wah, wah! Ketik di mas gugel ‘cara jadi penerjemah’, nomer satunya disini! Kebetulan sedang tertarik menjadi penerjemah, karena sering jengkel menemukan banyak film favoritku, yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, dan menjadi tidak enak ditonton atau malah tidak dimengerti, dan merusak kenikmatan menonton. Apa ada ya, pekerjaan untuk yang suka menerjemahkan film? Hehe, lagi butuh kerja neh. Thanks & sukses selalu! Kapan-kapan mampir lagi deh…

baso, untuk menerjemahkan tayangan televisi, setahuku harus menghubungi stasiun televisi. Untuk menerjemahkan tayangan bioskop, mungkin harus menghubungi distributor film bioskop di Indonesia, yang mengimpor film itu. Untuk menerjemahkan tayangan di televisi kabel, coba hubungi SDI Media cabang Indonesia (digoogle aja). Untuk menerjemahkan tayangan di DVD, coba melamar ke perusahaan subtitling (salah satunya adalah Softitler). Kalau serius ingin menerjemahkan film, ayo layangkan lamaran! Semoga membantu ya.

mba femmy makasih ya artikel nya, cha seneng nemuin artikel mba, saya suka dari kecil liat film barat (bhs. Inggris) dengan teks terjemahan B.Indonesia, smoga artikel mba berarti one step closer ke hal yang aku suka

Amiiin…. Semoga cita-citanya segera terwujud ya.

mbak femmy, kalau yang saya buku yang mau saya terjemahkan terbiTan lama ,bisa gak mbak?

bisa aja kok, asal bukunya masih relevan untuk zaman sekarang. contohnya, To Kill A Mockingbird kan buku lama, tapi baru terbit di Indonesia akhir-akhir ini.

Salam sejaterah bagi Ibu Femmy! Ade Denny ingin meminta nasehat dan petunjuk dari ibu mengenai penerjemahan review mengenai hotel-hotel, tempat-tempat wisata. Apakah ibu boleh berbagi-bagi tips untuk menjadi seorang penerjemah yang baik untuk perusahaan biro jasa?

Saya saat ini berada di Singapura hendak mencari pekerjaan sebagai penerjemah, penulis ataupun bidang-bidang pekerjaan yang berkaitan dengan Komunikasi. Beberapa Minggu lalu, saya melihat lowongan pekerjaan di situs JOBSDB. Perusahaan biro-jasa internasional online ” Booking.com” sedang mencari penerjemah-penerjemah Bahasa Indonesia, Thai, Mandarin, Tamil, Jepang dan bahasa-bahasa lainya. Saya mengirimkan CV saya ke sana dan sayapun menerima telpon dari Booking.com beberapa jam setelah mereka menerima CVku. Saya mendaftarkan diri untuk menjadi penerjemah Bahasa Indonesia. Mereka menyuruhku ikut ujian Penerjemahan. Aku bersyukur kepada Tuhan karena aku sudah lulus ujian tersebut dan sudah interview. Sekarang tinggal tunggu hasilnya, katanya sih seminggu lagi baru tahu hasilnya. Aku berharap agar diterima karena aku butuh pekerjaan dan jikalau tidakpun aku bersyukur sebab tak terpikir olehku aku boleh mengikuti tes dan dipanggil interview.

kriteria-kriteria pekerjaan itu adalah : Menerjemahkan reviews mengenai hotel-hotel, komentar-komentar tamu, newsletters dan mengedit situs-situs hotel. Denny ada berbagai pertanyaan dan tips, saya minta maaf karena telah menghabiskan waktu ibu. Denny rasa dan percaya ibu adalah penerjemah yang berpotensi dan profesional. Tadi, Den cari ” Cara-cara menjadi penerjemah yang baik di google ” dan menemukan blog ibu.

(1.) Apakah langkah saya ini baik ? saya berencana ingin mengunjungi situs booking.com dan membaca reviews hotel dalam bahasa Inggris dan mencari kata-kata Inggris yang saya tidak paham lalu menemukan arti lain dalam Bahasa Inggris lalu mencari artinya di Kamus Bahasa Indonesia. ( Saya beranggapan seolah-olah saya sudah diterima ; alangkah baiknya menyediakan paying sebelum hujan. Biar nanti Den tidak terlalu shock dengan pekerjaan baru.)

(2.) saya berencana untuk membikin kamus kecil Bahasa Inggris- Indonesia . Mencari kata-kata yang bersangkut-paut dengan traveling. Apakah ini tahap yang baik?

Saya juga melihat contoh-contoh penerjemahan orang-orang lain. Biar belajar karena aku ini tidak berpengalaman.

Sekian, terimakasih Ibu Femmy.

Salam kenal dari Ade Denny

Salam kenal juga. Saya rasa langkah-langkah yang diambil sudah tepat. Peristilahan memang hal yang penting dalam penerjemahan di bidang yang spesifik seperti ini, dan pada umumnya penerjemah memang membuat glosarium (kamus kecil) untuk proyek yang memerlukannya. Kalau penerjemahan dilakukan dengan bantuan CAT tool, glosarium bisa dibuat dalam bentuk terminology database agar mudah dirujuk.

Saran saya tentang bekerja sama dengan biro penerjemahan, pertama, cek agen tersebut di Blue Board di Proz.com atau di Google, apakah bisa dipercaya. Kedua, harus ada kontrak yang jelas, terutama tentang pembayaran. Untuk kiat lebih lengkap bekerja sama dengan biro, coba gabung ke milis Bahtera. Di sana banyak penerjemah yang lebih berpengalaman yang senang berbagi ilmu. Di arsip milis juga sudah banyak pembicaraan seputar hal ini.

Semoga berhasil mendapatkan pekerjaan tersebut!

mbak femmy saya tertarik sekali untuk menjadi penerjemah freelance, terutama menerjemahkan novel. mohon infonya mbak honor penerjemah tuh berapa ya sekarang, lalu biasanya kalau menerjemahkan nover itu pembayaran dari penerbit bagaimana ya? makasih ya mbak

Honor penerjemah bervariasi sekali, jadi saya tidak bisa menyebutkan satu angka saja. Penerbit biasa menghitung honor per halaman jadi terjemahan atau per karakter terjemahan, dan dibayar setelah terjemahan diserahkan. Semoga membantu, ya.

makasih ya mbak infonya. oh ya satu lagi mbak kalau sumber bukunya itu dari penerjemah sendiri bukan dari penerbit, apa pernerbit akan membayar kompensasi untuk mengganti pembelian buku tersebut?

Kemungkinan sih tidak ada kompensasi, tapi tidak ada salahnya ditanyakan. Menurut saya pribadi sih, karena biaya pembelian buku itu kecil dibandingkan dengan biaya terjemahan, bisa saja kita anggap biaya itu sudah tercakup dalam biaya terjemahan itu sendiri.

Mbak Femmy penerjemah ya? Salam kenal ya mbak.

Betul, saya penerjemah. Salam kenal juga.

Mbak Femmy,

Bagusnya kita kirim lamaran ke pernerbit melalui email atau kirim melalui surat langsung atau bagaimana menurut mbak yang paling efektif?

Terimakasih atas jawabannya

Itu tergantung penerbitnya, tergantung editornya. Jadi harus ditanyakan langsung ke penerbit yang dituju, apakah bersedia menerima lamaran melalui email.

Halo Mbak Femmy,

Apa kabar? Mbak apakah wajar(lumrah) jika penerbit memberikan test dengan menyuruh menerjemahkan 1 BAB (1.816 kata)lebih novel melalui email? Maksud saya apakah itu hal yang wajar 1 Bab sebagai bahan test? Saya pernah baca artikel dari penerjemah lain yang mengatakan Test untuk jadi penerjemah itu hanya sekitar 100-200 kata. Lebih dari itu kita harus menolaknya karena dikhawatirkan itu hanya akal-akalan untuk agensi mendapatkan terjemahan grtais? Apakah hal yang sama berlaku bagi penerbit?

Terima kasih ya Mbak sebelumnya.

Sari, penerbit biasanya memang memberi tes 1 bab atau 5-10 halaman. Ini diperlukan karena biasanya buku (terutama fiksi) sangat memperhatikan gaya bahasa, yang tidak terlalu kelihatan kalau tesnya terlalu pendek.

Kalau tes 100-200 kata biasanya diberikan oleh biro penerjemahan. Kalau ada biro yang minta lebih dari itu, memang sebaiknya ditolak.

Jadi demikian. Penerbit dan biro penerjemahan memang memiliki kebiasaan yang berbeda.

aslm mba femmy. i’ve just added you at multiply. lalu saya browsing nyari peluang nerjemah fiksi, and i find you here. i’d better get ready to translate some pages, n apply somewhere ya…
thx so much for sharing, very useful… 🙂

wa’alaikumsalam, wulan. terima kasih sudah berkunjung di sini. saya senang artikel ini bermanfaat 🙂

wah, pencerahan mba…
tx…
baru mau belajar nih…

mbak isa menerjermah indonesia ke mandarin

ngga bisa. saya cuma menerjemahkan dari bahasa inggris, dan kadang-kadang ke bahasa inggris. kalau bahasa mandarin, saya baru belajar.

Assalamualaikum mbak Femmy…
Thanks bgt mbak buat artikelnya. benar2 menambah wawasan saya 🙂
saya mau tanya nih mbak,
saya lagi bingung…
saat ini saya sedang kuliah di jur S.inggris di sebuah PTN di Padang, tapi saya berencana untuk transfer ke STBA LIA YOGYA karena disana memiliki pengutamaan penerjemahan karena cita2 saya belajar bahasa inggris adalh untuk menjadi penerjemah. jadi saya pikir saya akan dapat lebih banyak ilmu ttg penerjemahan disana. sementara di kampus saya hanya ada satra & linguistik sbg pengutamaannya. yang membuat saya ragu adalh karena saya akn pindah dr PTN ke PTS. apakah menurut mbak Femmy hal tersebut tepat & perlu saya lakukan??
saya harap mbak bisa memberi saya masukan.
Thanks atas sarannya ya mbak…

Wah, mbak… thank you banget ni. Semua yg saya baca di atas membantu sekali. Saya memang ingin jadi penerjemah buku dan film, tapi yang buku belom dijalani sampai sekarang karena tdk tahu caranya. Thank you, ya.

Yuliana, sama-sama. Semoga sukses ya jadi penerjemah buku.

Berarti Mbak Yuliana sudah pernah menerjemahkan film ya? Kalau boleh tahu, bagaimana ya caranya menjadi penerjemah film? Saya tertarik, karena saya suka nonton film. Saya juga belajar bahasa Inggris sejak SD lewat film & serial di TV. Sekarang saya mahasiswa tingkat akhir di PTN di Yogyakarta; saya mengambil program tambahan Translation karena saya sangat tertarik dengan penerjemahan.

Widi, coba lihat komentar no. 52 di atas. Semoga membantu.

Assalamualaikum, mbak Femmy, salam kenal aku Trias, aku pengin banget jadi penerjemah lepas, aku butuh banget kamus Indonesia-Inggris/Inggris-Indonesia, tapi di toko buku banyak kamus2 dangkal alias satu kata cuma ada satu arti, apa ada tips2 jitu gimana cara memilih kamus yg bagus?Mohon masukannya, thanx a lot!

Wa’alaikumsalam, Trias. Salam kenal juga.

Untuk kamus Indonesia-Inggris, yang paling bagus jelas kamus karya Alan Stevens terbitan Mizan.

Untuk Inggris-Indonesia, dulu saya sering menggunakan kamus Echols-Shadilly, yang menurut saya cukup bagus. Konon kabarnya, kamus Peter Salim yang setebal bantal juga bagus, tapi saya belum pernah menggunakannya.

Sekarang saya lebih sering menggunakan kamus di komputer, daripada membuka buku. Untuk Inggris-Indonesia, saya menggunakan yang ada di software Babylon.

Namun, saya jauh lebih sering menggunakan kamus Inggris-Inggris untuk memahami makna suatu kata, karena biasanya kamus ekabahasa mencantumkan lebih banyak nuansa makna suatu kata. Setelah tahu maknanya, baru cari sendiri padanan Indonesianya, dengan bantuan tesaurus bahasa Indonesia.

Mba Femmy, salam kenal 😀
saya masukkan alamat blog ini ke daftar link di blog saya ya 😀
http://terjemahanmelody.wordpress.com/

Melody, salam kenal juga. Silakan ditambahkan… Makasih ya 🙂

Salam kenal Mbak Fenny, pas saya lagi iseng browsing tentang cara menjadi penerjemah, website mba Fenny ini langsung muncul dibagian atas dan saya tanpa segan-segan langsung membuka.
Sejujurnya mbak, saya mau menjadi penerjemah freelance selama liburan, tapi berhubung saya masih murid SMP (yang sebentar lagi akan lulus menjadi murid SMA), saya jadi ragu apakah saya harus mencoba apa tidak belum lagi bagaimana cara melamar dan isi surat lamaran + diterima atau tidak. Tapi sesungguhnya saya sangat tertarik dalam bidang penerjemah ini. Sebaiknya saya bagaimana ya mbak? Mohon dibantu ><

waw…… aku pengen banget jadi penerjemah bahasa inggris. haruskah aku menguasai banyak vocab?

harus dong, baik kosakata bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia.

emmm… apa lagi yang harus saya kuasai untuk selanjutnya?

Tata bahasa sumber dan sasaran, lalu materi terjemahannya.

Assalamu’alaikum teh ….

Alhamdulillah sneng bgt liat tulisan teh femmy … 🙂
Teh maaf mau tanya2 nih … aku ini seorang karyawan swasta pd perusahaan jasa kontraktor dan sdh bkrja slama 10th di bag. administrasi teknik. Sbenarnya aq gk sreg bgt sama pekerjaan ini krna latar blk aq sndiri dr SMU jurusan bahasa, rasanya sperti makan sesuatu yg tdk ku suka (tapi hrus terpaksa dimakan jg .. >_< ) krna cari pekerjaan gk mudah jd msh brtahan smpai skrng … saat ini aq sdng mlnjutkan pendidikan S1 jurusan bahasa inggris (baru smstr 1 sih … tapi aku dah pnya baby 2 n' usia mnjlang 32 … gk ketuaan khan teh wat blajar 😛 ) … skrng kyknya aq sdang brada di titik jenuh sm pekrjaan yg saat ini ku jalani dan ingin menyalurkan hasrat ku yg trpndam sbagai pnterjemah freelance. … Sdh baca2 tulisan2 teteh diatas… tapi msh ada yg kurang jelas : contoh trjemahan yg kita lampirkan pd saat melamar itu dr inggris-indon atau indon-inggris ya teh … trimakasih sblumnya sdh mau membaca curhat ku ini … sukses slalu wat teh femmy … wassalamu'alaikum wrwb.

wa’alaikumsalam, tari… contoh terjemahannya ambil dari buku bahasa inggris, lalu kita terjemahkan ke bahasa indonesia. pada umumnya penerbit indonesia menerjemahkan novel bahasa inggris untuk konsumsi pembaca indonesia. ada juga sesekali novel indonesia yang diterjemahkan ke bahasa inggris, tapi biasanya hanya buku yang benar-benar laris, dan biasanya mereka mencari penutur-asli inggris untuk menerjemahkannya.

semoga membantu ya, dan cita-cita menjadi penerjemah freelance segera terwujud.

waahhh … thank you so much for your quick response … btw aku dah kirim request pertemanan ke fb na teteh … please add me yaaaaa … ^_^

Hai Femmy , Apa kabarnya sekarang ini ?
Saya kagum benar dengan anda , nama anda menyebar luas juga yah
Salam kenal , saya Candra , penerjemah Cina – Indonesia
Bolehkah saya memiliki alamat email anda ? atau telepon anda ?
Terima kasih ,

Warm regards
Candra L

Halo Candra, kabar baik. terima kasih. Alamat email saya ada di halaman Tentangku, silakan layangkan email Anda ke sana.

Assalammualaikum, mbak Fenny. Salam kenal, nama saya Zahra.
Kebetulan saya sedang mencari-cari bagaimana caranya untuk melamar menjadi seorang penterjemah komik, dan menemukan webpage ini. Saya mendapat banyak informasi berguna dari sini. Terima kasih banyak, ya, mbak :))
Sebenarnya saya ada pertanyaan mengenai lamaran sebagai seorang penterjemah… Saya merupakan lulusan D3 Bahasa Jepang UI, dan saya sudah memiliki beberapa kali pengalaman menterjemahkan bahasa Jepang. Namun sebenarnya, saya juga sangat berminat dengan bahasa Inggris, dan juga (sejak dulu) ingin mencoba melamar menjadi penterjemah bahasa Inggris. Apakah kira-kira saya masih bisa melamar sebagai penterjemah bahasa Inggris meskipun saya bukan lulusan Sastra Inggris, dengan mengirimkan hasil terjemahan saya? Apakah untuk pengalaman bahasa Inggris, sertifikat lulus dari tempat les (misalnya LIA) ketika masih sekolah dulu saja tetap akan bisa dipertimbangkan?
Terima kasih banyak sebelumnya untuk bantuan Mbak Fenny, dan artikelnya juga sangat bermanfaat, saya jadi bersemangat! :))
Sekali lagi, terima kasih banyak, mbak. (^ ^)

Wa’alaikum, Zahra. Saya juga bukan lulusan sastra Inggris, juga tidak pernah les bahasa Inggris di luar sekolah. Namun, saya berhasil lulus tes terjemahan yang diberikan penerbit, dan itulah yang penting. Jadi, jangan ragu mengirim lamaran. Kalau penerbit menilai kualitas terjemahan Zahra memenuhi persyaratan mereka, mereka tentu dengan senang hati memberi pekerjaan, tanpa memandang latar belakang pendidikan atau tempat les. Semoga berhasil ya…

Saya seorang penerjemah di salah satu Badan Pemerintah, Saya S1 sastra inggris dari salah satu PTN di Padang, dan S2 Linguistics dari salah satu Universitas di Perth, saya sudah banyak sekali menerjemahkan publikasi-publikasi dari badan-badan dunia internasional yang nantinya akan digunakan oleh Badan tempat saya bekerja, ataupun badan-badan lain maupun instansi kementerian lain. Terjemahan saya sangat bersifat teknis dan berkutat di bahasa baku dan formal.

Saya ingin berbagi pengalaman di sini mengenai translation. Translation atau penerjemahan memliki tingkatan, dasar, menengah, dan tinggi. Tergantung seberapa berkualitasnya terjemahan anda, Ketika anda disuruh menerjemahkan “Liberty statue” tentunya anda akan menuturkan dengan “Patung Kemerdekaan”, hal ini benar,,malah sangat benar, cuma ketika suatu keadaan seorang penerjemah dituntut untuk menerjemahkan dengan tingkat tinggi, dengan membawa unsur budaya, kebiasaaan, karakter dari bangsa/negara dari bahasa yg akan dituju, (dalam hal ini dicontohkan bangsa Indonesia), maka terjemahan dari kata diatas menjadi “MONAS” atau “MONASnya Amerika serikat”.

Sekedar mengingatkan, ketika rasa/objek sayang diutarakan dengan kata “Heart” dalam bahasa inggris, tentunya anda sudah tahu bahwa dalam bahasa Indonesianya bukanlah “Jantung” yang lazim, namun lebih kepada “Hati”. Karena kebiasaan orang mengungkapkan dengan kata “hati”. “show your Heart”, diterjemahkan “tunjukkan hatimu”. Namun, “Heart Attack” untuk arti heart/jantung yg sebenarnya, barulah menjadi “serangan jantung”.

Jadi, intinya seorang penerjemah tidak hanya memiliki kemampuan tata bahasa yang bagus, namun harus memiliki wawasan yang sangat luas, disemua bidang (ekonomi, politik, sosial, dll). Terlebih mengetahui budaya, kehidupan orang-orang antara 2 negara dari bahasa origin dan terjemahannya. Untuk terjemahan yang penuh dengan istilah-istilah teknis, tentunya anda juga butuh kamus selain KBBI, yaitu kamus-kamus istilah bidang teknis yang bersangkutan. karena penerjemahan yang bersifat teknis tidak semudah terjemahan Poplit seperti novel, komik, atau cerpen.

Dan anda juga harus punya kiat-kiat jitu dalam menterjemahkan kata yang tidak ada padanannya di bahasa yang dituju karena tidak ada kebudayaan tsb di bahasa yang dituju.

Sekian dari Saya,

Salam Penerjemah

Pak/Bu tyg, terima kasih sharing-nya. Saya setuju dengan sebagian besar hal yang diuraikan di atas.

Tetapi, menurut saya penerjemahan poplit dan penerjemahan teknis sama-sama ada kesulitan dan kemudahannya. Dalam penerjemahan poplit, bahasa harus luwes dan enak dibaca, dan tidak semua penerjemah mampu melakukannya.

Dear mba Femmy,

Salam kenal mba..namaku Anggi..
Aku udah sering lho buka halaman ini, buat referensi :D. Aku juga pengen banget jadi penerjemah lepas seperti mba Femmy..
Sesuai saran mba Femmy, aku berniat mengirimkan contoh lamaran novel bahasa Inggris ke penerbit. Bahkan novelnya aku pesen khusus dari Amazon 😀 (kemaren baru datang).
Yang ingin aku tanyain, kalau kirim lamaran ke penerbit, ditujukannya ke siapa ya mba?editor/redaktur?(maaf, masih awam :D)

Makasih sebelumnya mba…

Salam kenal juga, Anggi. Makasih ya sudah berkunjung ke sini. Surat lamaran penerjemah bisa dikirim ke bagian redaksi. Semoga sukses ya…

Okay..:D
Terima kasih mba..

Ibu Femmy yang baik, salam kenal, saya seorang penerjemah yang masih harus banyak menimba pengalaman tentang penerjemahan, terkadang meskipun saya mengetahui maknanya, tetapi sukar sekali mencari kata-kata yang pas dalam bahasa Indonesia, bolehkan saya berguru kepada Ibu Femmy?

Juliana, salam kenal juga. Saya juga masih terus belajar dan memperbaiki diri dalam menerjemahkan. Blog saya dan teman-teman, Catatan Penerjemahan (penerjemahan.wordpress.com) mungkin bisa bermanfaat bagi Juliana. Kalau ada pertanyaan, silakan kirim email kepada saya.

terima kasih banyak mbak ilmunya, saya juga lagi menekuni dan pengen serius di bidang ini 🙂

i’ve never been a translator (except for my friends), but i really will………to join an agent requires experience that i don’t have.what should i do??????

Permisi numpang nanya Mbak…

Apakah tuk mnjdi trnaslator harus mempunyai ijazah dan pengalaman?
bagaimana kalau kita menggunakan media translator dan hasilnya dikirim sbg syart,apakah bs sepeti itu mbak?
Maaf mbak banyak tanya,soalnya saya gk punya dasar (little2..I can lah..hehehe…) tapi kepingin jd translator freelance krn dolarnya dh ktauan mbak.
Sebelumnya Makasih banyak tuk jwbnnya…
(ditunggu lho mbak)

Maksudnya punya ijazah itu apa ya? Apakah maksudnya harus punya gelar S1? Kalau itu pertanyaannya, jawabannya tidak. Dulu saya mulai menerjemahkan saat masih kuliah, jadi tidak perlu ijazah S1.

Dulu saat saya mulai menerjemahkan juga tidak punya pengalaman sebelumnya, namanya juga baru mulai 🙂 Tetapi, memang jam terbang berpengaruh pada kualitas terjemahan. Saya merasa terjemahan saya sekarang lebih bagus daripada terjemahan saya sewaktu masa kuliah dulu.

Media translator itu apa ya? Maksudnya software? Mohon diperjelas dulu, supaya saya bisa menjawabnya.

selamat pagi mbak…
numpang tanya dunk,,?
kalo di jogja penerbit yang bergelut di buku perjepangan mana aja ya?
aku minat nich jadi translator
sampai saat ini aku cuman translator volunteer di grup Fb yang aku buat,
lumayan amal jariyah mbak he3,
trima kasih,,bales ya?

pagi, ryan. terima kasih sudah berkunjung ke sini ya. sayangnya, aku ngga bisa bantu jawab, soalnya ngga tahu apa-apa soal perjepangan. coba aja tanya di milis bahtera, atau cari penerjemah buku berbahasa jepang di internet.

hallo kak femmy, saya vivi…lulusan sastra mandarin di BINUS. saya sangat tertarik untuk menterjemahkan novel mandarin. selama saya membaca buku yang bernuansa mandarin, isinya sangatlah bermakna dan fantastic ingin sekali berbagi dengan para pembaca. karena belum tentu semua orang bisa membaca huruf mandarin, sehingga ada dorongan dalam diri saya untuk belajar menterjemahkan novel mandarin dan sharing kepada yang lain. yang ingin saya tanyakan, jika kita ingin menjadi penerjemah freelance, apakah mengirim naskah hanya melalui satu penerbit saja or berbagai penerbit? dan haruskah kita contact (minta izin) pada si penulis buku/novel itu sendiri tuk menterjemahkan novel mereka? trima kasih

halo, vivi. terima kasih ya sudah berkunjung ke sini. kita bisa menjadi penerjemah freelance untuk beberapa penerbit, ngga masalah. kalau untuk menawarkan naskah, mungkin nanti nggak enak ya kalau ada lebih dari satu penerbit yang tertarik pada naskah yang ditawarkan. mendingan tawarkan naskah yang berbeda kepada penerbit yang berbeda.

masalah perizinan hak cipta dengan penerbit biasanya diurus oleh penerbit indonesia di sini (lihat lagi paragraf kedelapan artikel saya di atas, soal “menawarkan buku kepada penerbit”).

Halo mbak Femmy, thanks a lot buat artikelnya 🙂
sangat bermanfaat buat saya yang baru merintis karier sbg penerjemah.

Mbak, saya mau numpang nanya, kalau perusahaan-perusahaan penerbit besar, apa mempersoalkan lokasi/domisili translatornya?
Saya coba cari info, sepertinya banyak yang mengutamakan yang 1 daerah.

Masalahnya, di daerah saya, saya belum menemukan penerbit yang membuka peluang untuk menjadi penerjemah.
Jadi, saya mencari peluang u/ bisa bekerja dari rumah/online untuk penerbit-penerbit dari luar daerah.
Apa mbak punya tips? 🙂

Oh ya, kalau u/ menjadi penerjemah film, mbak punya saran?
maaf banyak tanya mbak…
thanks before ^^

halo, lia. terima kasih ya sudah berkunjung di sini. setahu saya, baik penerbit besar ataupun kecil zaman sekarang tidak mempersoalkan lokasi penerjemahnya. buku yang hendak diterjemahkan dikirim lewat pos kepada penerjemah, lalu terjemahannya tinggal dikirim lewat email. penerjemah kenalan saya ada yang bekerja di luar jakarta, bandung, atau jogja, bahkan ada yang menerjemahkan di luar negeri. jadi, silakan saja layangkan lamaran ke berbagai penerbit indonesia. asalkan kualitas terjemahan kita bagus, penerbit pasti mau memberi order.

soal penerjemah film, coba baca komentar nomor 52 di atas.

asslamualaikum mba femmy, salam kenal…
wah seneng banget baca artikel ini, jadi tau ada peluang bisnis buat ibu2 rumah tangga nih….
mba, kalau buku bertema kedokteran/kesehatan adakah hal khusus yg perlu dicatat (misal: aspek hukum atau syarat penerjemah hrs dokter juga?)
makasih ya infonya….

wa’alaikumsalam, fetria. salam kenal juga.

untuk buku bertema kedokteran, sepertinya sama saja seperti buku lainnya–sebaiknya penerjemahnya memahami materi yang diterjemahkannya. tapi jarang ada dokter yang merangkap penerjemah, apalagi yang mau menerjemahkan buku tebal. saya cuma kenal satu-dua. kalau penerbit kesulitan mencarinya, bisa saja akhirnya mereka menyerahkan kepada penerjemah yang mungkin penguasaan materinya tidak sebaik dokter. kalau fetria mau terjun menerjemahkan buku bertema kedokteran, menurut saya sih bagus sekali. pengetahuan fetria di bidang kedokteran akan menjadi nilai plus. coba saja hubungi penerbit yang menerbitkan buku-buku bertema ini.

Assalamualaikum mbak.
lagi asik asik surfing ketemu artikel mbak, jadi tertarik juga sih.
kebetulan saya pernah bantu bantu temen buat nerjemahin subtitle(bahasa kerennya sih fansub) apakah itu termasuk pengalaman dibidang ini?
terus, buat jadi freelance translator ini harus udah lulus sekolah atau gimana? soalnya saya masih SMA, dan berniat nambah2 uang jajan di kerjaan ini. tolong dijawab ya mbak. 🙂

wa’alaikumsalam, faisal,
menerjemahkan subtitle tentunya terhitung pengalaman dong. kan sama-sama bidang penerjemahan. untuk menjadi freelance translator, yang penting sih mampu menerjemahkan. saya juga dulu mulai menerjemahkan buat gramedia semasa kuliah tingkat satu kok. kalau merasa sudah mampu, dicoba saja.

hallo kak femmy, saya vivi, bulan kemarin pernah ngechat bareng di web-nya kakak. mau curhat sedikit nh, kalo mau menterjemahkan buku biasanya perhitungan harga untuk terjemahannya dilihat dari perhalaman buku atau perkata dari halaman buku? selain itu syarat utk menentukkan harga terjemahan buku dilihat dr bag mana ya? dr pengalaman kakak sendiri, biasanya tuk menterjemahkan buku mesin kira2x perhitungan harga terjemahan 1 bk berapa ya? cara pembayarannya yang enak lbh baik bgmn?soalnya pernah teman saya menterjemahkan buku biology dr mand-indo, akhrnya org tsb tdk membyr kompensasinya dg alasan ttt. saya bth saran kakak.trima kasih

halo, vivi. untuk penerjemahan buku, biasanya honor dihitung per halaman atau per karakter terjemahan, dan biasanya penerbit sudah memiliki rentang tarif masing-masing, yang berbeda-beda untuk penerjemah pemula dan penerjemah yang sudah berpengalaman. saya belum pernah menerjemahkan buku mesin, jadi tidak tahu apakah tarifnya berbeda dengan buku pada umumnya, tetapi mestinya sih tergantung pada tebal bukunya sendiri, jadi tidak bisa dipastikan per bukunya berapa. selama ini sih saya dibayar setelah terjemahan diserahkan ke penerbit, dan belum pernah mengalami masalah tidak dibayar. kalau order terjemahan berasal dari penerbit besar, biasanya kita tidak perlu khawatir tidak dibayar. kalau penerbitnya meragukan, coba saja tanya-tanya orang yang pernah menerjemahkan buat mereka, pernah ada masalah atau tidak.

hallo kak femmy, mo tny lg, berdsr dr pengalaman kakak, klo misalkan ada klien yg mau menerjemahkan buku tp bkn lgsg dr penerbit or ke penerbit, tp klien tsb mau lgsg saya yg menterjemahkan bukunya. Kira2x sistem pembyran terjemahan yg lbh baik gmn ya? Dp dulu, or selesai terjemahi br dibyr?lbh amannya gmn? Krn ditktkan stlh diterjemahi bukunya, klien tsb malah menolak krn mslh hrg atau hal lain. Klo penerjemahnya pemula biasanya tarif perhalaman/perbuku patokannya brp? thanx sarannya.

Harga sebaiknya disepakati sebelum penerjemahan dimulai, kalau perlu dituangkan dalam bentuk perjanjian atau kontrak yang ditandatangani kedua pihak. Kalau bisa, minta DP 50% sebelum penerjemahan dimulai. Yang pasti, setelah terjemahan selesai, lindungi file dengan password, dan setelah klien membayar, barulah beri password kepada klien. Untuk tarif, coba rentang antara Rp10.000-20.000 per halaman.

thanx ya, kak femmy atas sarannya.”o”

thanx ya kak femmy atas sarannya. Sangat membantu sekali…>O<

hallo kak femmy….numpang tanya lagi, hehee…

saya ada buku2x bagus yang mau saya terjemahkan, lngin sekali saya tawarkan pada penerbit untuk dipublikasikan pada para pembaca, syaratnya apa saja? perlu menulis surat lamaran lagi,seperti yang tertulis di bagian “caramenjadi penerjemah”? dan buku asing aslinya harus dilampirkan juga atau hanya dilampirkan beberapa halaman saja? kalo misalkan diterima oleh penerbit, biasanya pemasaran pada buku yang telah kita terjemahkan, langsung oleh penerbit ke toko buku atau dari saya sendiri? biasanya tarif yang diberikan berapa, jika naskah terjemahannya dari saya? trima kasih atas sarannya (>0-0<)

halo, vivi. menurutku sih, ga perlu berupa surat lamaran. berupa surat penawaran buku aja. bukunya novel atau nonfiksi? kalau nonfiksi, lampirkan daftar isi, sinopsis, dan contoh bab. kalau fiksi, mungkin sinopsis dan contoh bab aja ya. yang pasti, dalam surat pengantar, vivi harus bisa menonjolkan kelebihan buku yang ditawarkan, supaya penerbitnya tertarik menerbitkan terjemahannya. kalau penerbit tertarik menerbitkannya, biasanya mereka memperlakukannya seperti buku terbitan mereka yang lain, termasuk soal promosi dan distribusi ke toko buku. ga mungkin mereka membiarkan bukunya tidak terdistribusikan, nanti mereka yang rugi dong.

hallo kak femmy…trima kasih sarannya. buku yang akan ditawarkan berupa buku filsafat hidup. kalo buku jenis ini membuat lampirannya seperti pada buku nonfiksi ya? karena ini termasuk buku terjemahan, buku asing originalnya harus dilampirkan contoh babnya pula? lampiran contoh bab nya kira-kira berapa bab? untuk perhitungan tarif nya kira2x dilihat berdasarkan per halaman buku atau perbab? biasanya kena tarifnya berapa? trima kasih >o<

Ya, kalau buku filsafat hidup, itu nonfiksi. Contoh babnya cukup satu bab aja, lampirkan fotokopi bab versi bahasa asli. Ini akan membantu penerbit menilai apakah buku itu cukup menarik untuk diterbitkan. Tarifnya nanti sesuai tarif standar penerbit, bisa per karakter atau per halaman terjemahan. Saya kira tidak ada penerbit yang membayar honor per bab. Tarif tepatnya nanti dibahas sama penerbitnya aja langsung, soalnya setiap penerbit beda-beda.

Assalamu’alaikum…
kenalkan mbak, nama saya Nadya..
saya ingin bertanya, kalau kita ingin mengirim berkas yang sudah kita terjemahkan itu ke penerbit, sebaiknya ditujukan ke siapa ya mbak..?
ke redaksinya apa ke hrd..?
mohon maaf soalnya saya benar-benar baru di bidang ini..
terimakasih mbak..

wa’alaikumsalam, nadya. salam kenal juga.
berkas lamaran ditujukan kepada redaksi saja, biar langsung sampai ke tangan editor. semoga lamarannya sukses ya.

amin… 🙂
oya mbak ada lagi yang ingin saya tanyakan..
Saya tidak punya buku asli bahasa inggris untuk diterjemahkan, jadi naskah bahasa inggrisnya bukan dari fotocopy buku aslinya tapi dari suatu website yang menuliskan semua isi bukunya kemudian saya Copy dan rapihkan dengan Ms.Word, menurut mbak bagaimana?
sekali lagi terima kasih ya mbak 🙂

ok…trima kasih ya kak femmy atas sarannya.sangat membantu saya untuk menggeluti bidang ini. salam sukses selalu…>0<

Mbak femmy, salam kenal, saya silvi.
Seperti penanya2 lain di blog ini, pekerjaan impian saya juga penerjemah. Selama ini masih disibukkan dengan mengajar di sebuah program bhs inggris, jadi belum melamar ke penerbit. Dari artikel mbak femmy saya jadi tau langkah2 untuk merintis karir jadi freelance translator. Terima kasih mbak sudah berbagi ilmu, pengalaman dan informasi.
Saya mau tanya mbak, apakah surat lamaran, CV beserta berkas2 contoh terjemahannya harus dikirim melalui pos? Atau bolehkah kita mengirimnya via email?
Saya ingin mengikuti saran dari mbak femmy, yaitu melamar dengan contoh terjemahan berupa terjemahan dari beberapa halaman buku yang saya tawarkan kepada penerbit.
Saat ini saya sedang mengerjakan dua buku. Salah satunya adalah buku karya kazuo ishiguro, pengarang yang sama dari buku yang pernah mbak femy terjemahkanThe Remains Of the Day. Kalau mbak femy tidak keberatan saya ingin share lebih detail tentang kedua buku yang sedang saya coba ini ke email mbak femy.
Makasi sebelumnya.

Silvi, salam kenal juga ya. Kayaknya sekarang kirim lewat email bisa juga. Tapi untuk pastinya, coba tanya ke penerbit masing-masing yang dituju. Silakan kirim email ke femmy titik syahrani at gmail titik com kalau mau berdiskusi lebih terperinci.

Terima kasih banyak mbak femmy atas respon dan kesediaan mbak utk diskusi lebih lanjut.

Assalamu’alaikum wr. wb.

Mba Femmy, nama saya Mita. Salam kenal.
Mba, saya mau bertanya. Bisakah menjadi penerjemah freelance di penerbit walaupun belum selesai kuliah? Karena saya ingin mencari pendapatan tambahan dan kemampuan yang bisa saya pakai hanya menerjemahkan (itupun inggris ke indonesia, untuk sebaliknya belum yakin bisa).

Terima kasih 🙂

Wa’alaikumsalam wr. wb.

Mita, salam kenal juga. Dulu saya mulai menerjemahkan buat Gramedia sewaktu masih tingkat satu, jadi sangat bisa kok. Saya juga sangat jarang menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Pada umumnya penerjemah diminta menerjemahkan ke bahasa ibunya, jadi biasanya orang bule yang menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris.

Wah, ternyata bisa ya?
Terus kalau mendaftar bagaimana caranya? Di CVnya harus tulis apa saja? Kasih tahu lebih detail lg dong, mba.

Maaf ya, kalau merepotkan…

Caranya sudah diuraikan di atas. Karena belum lulus kuliah, berarti CV-nya belum banyak isinya ya. Isi saja sebagaimana adanya. Yang penting, contoh terjemahan harus bagus.

terima kasih share-sharenya mbak femmy..inspiratif!

wah ngga nyangka jadi penerjemah itu syaratnya banyak juga ya…
Pengen nyoba sebagai side job.

Silakan dicoba 🙂 Banyak juga lho yang mula-mula menerjemahkan secara paruh-waktu, lalu jatuh cinta pada bidang ini kemudian terjun seluruhnya ke sini 🙂

Dear Mbak Femmy,
Salam kenal! Saya tertarik banget nih jadi penerjemah.
Misalnya nih, ada buku yang diterjemahkan dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris (dilisensi penerbit Amerika). Setahu saya buku tersebut belum pernah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Kira-kira bisa tidak ya kita usulkan ke penerbit juga? Kalau misalnya saya menggunakan hasil adaptasi tersebut sebagai contoh penerjemahan, boleh tidak ya?

Terima kasih ya Mbak Femmy. Sukses selalu!

Dear Kingtacchan, salam kenal juga!

Kalau untuk contoh penerjemahan, menurut saya sih boleh-boleh saja menggunakan buku bahasa Inggris hasil terjemahan dari bahasa Jepang itu. Toh yang dinilai adalah kemampuan menerjemahkan dari Inggris ke Indonesia.

Soal mengusulkan buku itu ke penerbit, itu bisa saja sih. Tetapi ada saja kemungkinan bahwa jika penerbit tertarik menerbitkannya, dia akan mencari penerjemah Jepang-Indonesia untuk menerjemahkan buku itu langsung dari bahasa Jepang. Tergantung penerbitnya juga sih, apakah dia punya editor bahasa Jepang yang bisa menyunting hasil terjemahan Jepang-Indonesia, atau tidak. Banyak juga penerbit yang menerjemahkan dari versi Inggris meskipun bahasa aslinya bukan Inggris (mis. buku Jostein Gaarder yang bahasa aslinya Norwegia, setahuku, diterjemahkan dari versi Inggrisnya).

To mbak Femmy,
Saya ingin mengucapkan terima kasih atas share artikelnya mbak. Sekarang saya lagi mencoba untuk mendaftarkan diri menjadi penerjemah paruh waktu di ProZ dan TranslatorCafe. walaupun belum ada job yang saya dapatkan, tetapi saya sangat berterima kasih sekali atas informasi dari mbak femmy.

Makasih ya mbak sekali lagi. Moga-moga Allah SWT selalu membalas budi baik mbak femmy.

Adinurcahyo, terima kasih juga telah berkunjung ke situs saya. Jangan lupa bergabung ke milis Bahtera juga. Kadang-kadang ada rekan penerjemah yang mendapat proyek besar dan memerlukan bantuan untuk mengerjakannya. Semoga segera dapat job pertama dan setelahnya lancar order 🙂

saya udah mulai jadi penerjemah paruh waktu mbak, tapi yang saya terjemahkan beberapa bab buku untuk bahan kuliah temnan-teman atau skripsinya. Juga abstrak skripsi, dari situ saya bisa dapat 4000/perhalaman, saya mau coba juga melamar untuk jadi penerjemah di penerbit. Tapi masih tidak percaya diri, 😦

Menurut saya, beranikan diri saja melamar ke penerbit. Toh sudah punya bekal menerjemahkan. Tak ada ruginya mencoba. Kalau mau saya lihatin dulu contoh terjemahannya, silakan saja kirim ke saya lewat email.

Dear mbak Femmy,
Salam kenal ya.. nama saya Egretta, mau nanya mbak… Wktu itu saya sdh sempat liat2 ProZ tp kayanya disitu hrus bayar dulu baru bs terima order ya mbak? Saya agak bingung, mohon infonya ya mbak. Terimakasih

Egretta, ngga harus bayar dulu. Bisa kok jadi anggota biasa aja. Saya juga anggota biasa di ProZ. Kita tetap bisa melihat tawaran pekerjaan dan bisa ikut memasukkan tawaran. Tapi memang kalau jadi anggota berbayar, kita diprioritaskan, misalnya diberi tahu lebih awal 1-2 hari tentang pekerjaan yang ada, muncul lebih dulu dalam pencarian, dll.

waduh makasih banyak mbak, 🙂

Hallo, Mbak Femmy..
Saya, Budi, pengen bgt jadi penerjemah, tp saya tinggal di luar kota, gk sekota dengan penerbit.. Kira2 bisa gk ya?

Budi, bisa banget kok. Di zaman internet begini, semua komunikasi dilakukan melalui email, materi terjemahan dikirim lewat pos.

mba femmy, salam kenal. saya mau tanya nih, kalau mau mengajukan penawaran buku tejemahan buat di publish oleh penerbit boleh tidak ya kalau buku yang telah diterjemahkan tersebut terbitan beberapa tahun yang lalu, misalnya 10 tahun yang lalu. maksud saya apakah ada persaratan dari perusahaan tentang masa atau periode buku layak diterjemhkan? kalau ada standarnya berapa tahun ke belakang?

Biasanya sih kontrak penerjemahan buku antara penerbit Indonesia dan pemegang hak cipta buku aslinya memiliki masa kontrak 10 tahun, tapi bisa saja bervariasi. Kalau misalnya buku yang hendak diajukan sudah pernah terbit tapi tidak dicetak ulang lagi, ada saja kemungkinan penerbit lain yang tertarik menerbitkannya ulang kalau bukunya memang masih relevan. Kita tahu bahwa buku Totto Chan, serial Narnia, dan komik Tintin dulu pernah terbit dan sekarang diterbitkan ulang oleh penerbit yang berbeda.

Assalamualaikum..
mba femmy, sy ingin bertanya, sekarang ini sy sedang mengerjakan skripsi sy yg bertemakan idiomatic translation, sy sudah lama tertarik sekali dengan buku nya mona baker, In other words. sya sudah mencari kesana kemari namun belum jg menemukan buku tersebut, kalaopun ada itu terbitan tahun 1992, sedangkan dosen pembimbing saya menghendaki untuk menggunakan buku referensi diatas tahun 2000. yg ingin saya tanyakan, dimana sy bisa mendaptkan buku in other words cetakan terbaru?
dan buku yg mbak punya itu cetakan tahun berapa?
terima kasih.
salam kenal.. ^_^

Wa’alaikumsalam,

Coba ke http://www.bookdepository.com. Saya lihat di situ ada “In Other Words” yang diterbitkan tahun 2011. Yang saya punya masih yang edisi 1992.

Salam kenal juga 🙂

assalamu’alaikum mbak,
bagaimana carany melamar ke penerbit2 mnjadi pnrjemah?apakah bisa sprti saya yg hany lulusan smu (prnah kuliah tpi gk selesai)
selama ini saya sebagai penerjemah artikel artikel harun yahya,jg bahan bahan kuliah mahasiswa .
apakah tranlatorcafe dan proz itu situs berbayar jk hrus gabung?
terima kasih

wa’alaikumsalam,

cara melamar ke penerbit bisa dilakukan seperti yang diuraikan dalam artikel di atas. kalau ada hal spesifik yang kurang jelas, silakan ditanyakan lebih lanjut. lulusan smu juga ngga apa-apa, asal terjemahannya bagus. dulu juga saya mulai menerjemahkan sewaktu kuliah tingkat 1, jadi ya sama dengan lulusan smu waktu itu.

translatorscafe dan proz tidak perlu bayar untuk menjadi anggota biasa. saya juga anggota gratisan, tetapi memang jarang mencari pekerjaan dari sana.

salam kenal mba’, saya mau tanya mengenai penerjemah lepas atau freelance. Apakah penerbit di Indonesia memakai jasa penerjemah freelace atau jika ingin menjadi penerjemah bagi penerbit harus bekerja di kantor penerbit tersebut? Saya tinggal di kota kecil jadi saya berharap mendapat pekerjaan menerjemahkan novel secara online via email. Apakah penerbit seperti gramedia menerapkan sistem sedemikian rupa?
Kemudian mengenai surat lamarannya, apakah harus kita perjelas bahwa posisi yang kita inginkan adalah penerjemah lepas?
Selama ini mba’ bekerja sebagai penerjemah, deadline yang diberikan oleh klien kira-kira berapa lama?
terima kasih jawabannya 😀

Salam kenal, Lia. Penerbit di Indonesia biasanya memakai jasa penerjemah freelance. Biasanya yang bekerja di kantor adalah editor, yang mengorderkan pekerjaan terjemahan ke penerjemah di luar kantor.

Penerbit sudah biasa kok berhubungan dengan penerjemah di luar kota sejak dulu. Dulu komunikasi dilakukan dengan surat. Materi naskah dan hasil terjemahan dikirimkan melalui pos. Sekarang materi naskah tetap dikirim lewat pos, sedangkan hasil terjemahan dikirim melalui email. Bahkan ada saja penerjemah lepas yang berada di luar negeri.

Betul, dalam surat lamaran, harus jelas posisi yang kita inginkan, dalam hal ini penerjemah lepas.

Tenggat 2-3 bulan per buku, meski bisa bervariasi menurut kebijakan penerbit.

Semoga membantu, ya.

sangat membantu mba, terima kasih sekali lagi 🙂

maaf mba, mau tanya lagi… kalau kita sudah kirim surat lamaran ke penerbit,biasa tanggapannya berupa apa ya? surat juga,email,sms atau telepon?
terima kasih

Kemungkinan besar berupa email, karena ini alat komunikasi yang paling praktis. Tapi tidak menutup kemungkinan tanggapan lain, tergantung editornya.

Mbak Femmy,saya Nety, 33 tahun.salam kenal. Thanks for inspiring me. Comments yg mbak kasih nggak basi blas dari tahun 2008 sampe hare gene… Saya jg baru mulai mau jadi translator,mbak.So…ilmu yg kudapat dari pengalaman mbak bakal membantu banget. Thanks,Sista… Mudah2an bisa share lain waktu, ini emailku mbak : nety_reisyana@yahoo.com

Nety, salam kenal juga. Terima kasih sudah berkunjung ke sini. Semoga sukses jadi penerjemah ya…

mba femmy, ini kali kedua saya datang ke blog mba. mau tanya nih, saya baru mendapat tawaran menjadi penerjemah lepas, dan saya ingin tahu lebih detil dari mba tentang apa saja yg harus saya persiapkan dan saya ketahui untuk memulai karir sbg penerjemah lepas. sebelumnya sy pernah dengar harus ada surat perjanjian yg biasanya dikirim oleh penerbit ke alamat penerjemah ybs. sebelumnya makasih

Selamat ya, sudah mendapat tawaran pekerjaan. Mungkin yang harus dipersiapkan adalah waktu. Tanyakan tenggat pekerjaan, lalu buat target harian, agar pekerjaan bisa selesai pada waktunya. Kalau materi bersifat teknis, siapkan juga kamus peristilahan khusus (mis. kedokteran, keuangan). Ada beberapa penerbit yang mengirim surat perjanjian, tetapi tidak semua. Kalau memang ada surat perjanjian, dibaca saja baik-baik, terutama soal tenggat, tarif, pembayaran, dan pencantuman nama penerjemah dalam buku.

o ya mba. kalo kita tawar menawar tenggat waktu dengan pihak penerbit sementara surat perjanjian sudah diterima tapi blum ditandatangani, bisa ga mba? biasanya gimana?

Biasanya sih tawar-menawarnya sebelum ada yang dikirim. Tapi ya coba aja ditawar, kalau memang waktunya dirasa terlalu mepet.

mba maaf ya mau tanya lagi. trik buat mempercepat terjemahan kita apa ya? maksudnya biar semuanya dah beres sebelum deadline…biasanya langkah2 yang mba lakukan apa sih?

Keterampilan mengetik 10 jari bisa mempercepat proses penerjemahan, karena kita bisa fokus pada naskah yang diterjemahkan, tidak perlu bolak-balik lihat papan tik dan layar. Selain itu, mungkin jam terbang juga ya. Kalau jam terbang sudah tinggi, kiat untuk menerjemahkan frasa atau kata tertentu sudah lebih otomatis dilakukan.

Ada baiknya juga kita mengukur kapasitas kita dalam menerjemahkan, bisa berapa halaman per hari? Dari situ kita bisa menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menerjemahkan buku sekian halaman, lalu ini dijadikan bahan negosiasi dengan pemberi kerja, agar tenggat tidak terlalu ketat, supaya pekerjaan bisa beres.

salam kenal mba femmy, keberuntungan saya menemukan blog mba, sangat membantu.. kebetulan akhir-akhir ini saya tertarik untuk menjadi penerjemah buku semacam novel, nah yg mengganjal dipikiran saya, kalo yang masih sekolah SMA bisa tidak ya jadi penerjemah yang freelance? hehehe, terimakasih ^^

dina, salam kenal juga. dulu saya mulai menerjemahkan saat kuliah tingkat satu. jadi secara teknis, baru lulusan sma tuh. ternyata hasil terjemahan saya dianggap cukup baik oleh penerbit sehingga saya diberi order selanjutnya. jadi, tingkat pendidikan tidak terlalu berpengaruh, asal hasil terjemahan bagus. dicoba aja.

asslamualaikum mbk.
ak Dwi senang skali bisa nemuin blog ini. stelah ak baca2 tulisan di blog ini ak jdi lebih semangat lgi buat belajar menggeluti bidang linguistik. sya sangat tertarik dlam bidang bhs korea mbak. sya sebenarnya ingin sekali kuliah di jrusan bahasa korea. tp nasib berkata lain. saya justru terbang ke jurusan lain yg sma skali nggak ada hubungannya dengan bhs korea. saat ini sya sedang kuliah jrusan peternakan (animal science) dan tahun ini alhamdulillah sudah mulai masuk smester 3. yang saya mau tanyakan apakah untuk mnjadi pnerjemah itu harus lulusan S1/D3 dr bahasa yg terkait? apa bisa jika sya tetep mlanjutkan kuliah saya ini dan disamping kuliah saya mesti ikut les/kursus bhs korea gitu ? karena setelah saya liat2 banyak jga anak2 lulusan sastra korea dan trnyata mreka untuk kmampuan bhs koreanya jg nggak pndai2 amat alias standard dan bahkan banyak dr mreka yg lulus dapet ijazah aja tp kemampuan Nol…. mohon sarannya ya mbak dan maaf klo banyak prtanyaaan.

wa’alaikumsalam, dwi.

terima kasih ya sudah berkunjung ke blog ini. untuk menjadi penerjemah, tidak perlu lulusan sastra atau linguistik kok. saya juga lulusan teknik kimia. ngga nyambung, kan? jadi jangan khawatir soal latar belakang pendidikan. bahkan, kuliah yang berbeda bisa dijadikan nilai tambah, karena dwi lebih paham kalau suatu saat kelak menghadapi materi terjemahan yang terkait dengan bidang kuliah dulu.

dulu saya hanya belajar bahasa inggris formal di sekolah, tidak pernah les apa-apa. tapi, saya hobi membaca dan menonton, jadi saya lebih banyak belajar dari situ, memperkaya kosakata dan mengenali struktur bahasa. menurut saya, kalau kita ingin menguasai suatu bahasa, memang sebaiknya kita menggunakan bahasa itu. kalau hanya belajar tata bahasa (mis. kuliah) tanpa mempraktikkannya, pelajarannya mungkin akan cepat terlupa.

jadi, sebenarnya terserah dwi sendiri, bagaimana dwi akan meningkatkan kemampuan bahasa korea selama kuliah. bisa saja dengan kursus bahasa korea, tetapi lebih baik lagi kalau didukung dengan memaparkan diri sebanyak-banyaknya dengan bahasa ini.

berarti sebisa mungkin saya melatih diri untuk speak dengan bhsa korea gitu ya mbak ? oh ya mbak makasih banget mbak atas saran2nya itu sangat membantu skali. laen kali kalo ada prtanyaan lgi saya mau mampir di blog ini . hehe

Untuk menjadi penerjemah naskah atau buku, sebenarnya keterampilan berbicara tidak terlalu penting. Lebih penting kemampuan memahami teks. Tapi, keterampilan berbicara penting kalau kita ingin menjadi juru bahasa (penerjemah lisan).

Thx, mba atas infonya. Biasanya kalau menawarkan buku yg kita minati untuk diterjemahkan, kita harus punya buku aslinya atau nanti didanai oleh penerbit untuk membeli bukunya ya, mba? hehe…

Berapa lama rata-rata penerbit memberi deadline untuk penerjemahan sebuah buku?

Biasanya penerjemah dipinjami buku asli atau fotokopiannya, yang harus dikembalikan setelah pekerjaan selesai. Jadi, kalau mau punya buku aslinya, ya harus beli sendiri.

Biasanya satu buku diberi tenggat 1-3 bulan, tergantung ketebalannya.

Mbak Femmy Syahrani,
Salam kenal ya Mbak. Kegiatan Anda ini sangat baik menurut saya karena dapat memberi pencerahan yang baik buat mereka yang ingin mengisi waktunya dengan sesuatu yang bermanfaat, sekaligus untuk mencari penghasilan tambahan dengan suatu kerja atau karya yang berguna buat siapa saja. Pokoknya positif! Saya sebagai penulis buku sungguh sangat tertarik untuk menggeluti juga bidang penterjemahan, karena tidak selamanya naskah buku saya diterima penerbit. Saya sudah kenyang ditolak penerbit. Kendati demikian dalam jangka waktu lk 40 tahun ini sdh 12 naskah buku saya yang berhasil diterbitkan.Memang perlu perjuangan yang tidak ringan.Sekian dan terimakasih.Wassalam : Sukamto I.T.N.

Mas Sukamto, terima kasih atas apresiasinya. Semoga berhasil terjun di bidang penerjemahan. Kemampuan menulis yang sudah terbukti dengan penerbitan 12 buku, tentunya merupakan bekal yang bermanfaat untuk menggeluti bidang ini. Semoga sukses.

Assalamu’alaikum. salam kenal mbak

super sekali materinya mbak. saya jadi tertarik untuk jadi penerjemah. menurut mbak, menjadi penerjemah itu bisa dijadikan sumber mata pencaharian atau tidak?

Wa’alaikumsalam. Salam kenal juga. Jawabannya, bisa banget. Mata pencaharian saya memang menerjemahkan kok. Bahkan keluarga saya semua bekerja sebagai penerjemah–ibu, suami, adik, tante… 🙂 Selain kami, tentu saja banyak penerjemah lain yang menjadikan bidang ini sebagai sumber nafkahnya.

salam kenal mbak Femmy.. sy Fifi. senang berkenalan dengan putrinya Ibu Sofia Mansoor (baru sadar hehe..)

sy penerjemah. bisa dibilang pemula sih, tapi sudah cukup lama sy berada di bidang ini (kira2 sudah 6 tahun). dan insya Allah sudah mantap untuk mencintai bidang ini. sudah ikut milis bahtera juga, dan belajar banyak, meski jarang berkontribusi, apalagi coba2 apply untuk lowongan yg ditawarkan di sana. selain baca e-mailnya terlambat (karena seringkali tenggat waktunya sudah mepet ya), sy juga sebenernya masih kurang PD. padahal sudah 6 tahun ya hehe..

mau sedikit curcol nih mbak.. kira2 setahun atau dua tahun lalu sy melakukan ‘kesalahan’ yg cukup memalukan. jadi begini, dulu sy bisa dibilang nekat kirim lamaran, CV, plus contoh terjemahan & teks sumber ke sejumlah penerbit. hanya ada satu atau dua yang merespon dan mengirim teks lain untuk sy terjemahkan sebagai tes. sy pikir, mengapa banyak sekali yg tidak merespon lamaran sy? ternyata kesalahannya adalah bahasa sy yg memang kurang luwes. waktu itu contoh terjemahan yg sy kirim adalah fiksi. dan setelah introspeksi lebih lanjut, rasa2nya sy lebih mantap menerjemahkan nonfiksi.

pertanyaan sy, gimana ya mbak, ‘membersihkan nama baik’ sy di hadapan para penerbit itu kalau misalnya sy mau mengirim lamaran lagi? beberapa penerbit yg sy kirimi itu sepertinya punya semacam jaringan (anak usaha ya namanya?), kalau tidak salah ingat termasuk Mizan juga. apakah sebaiknya sy mengirim ke yang menerbitkan nonfiksi saja ya?

mohon pencerahannya ya mbak.. terima kasih banyak 🙂

Salam kenal juga, Fifi. Menurut saya, tidak ada salahnya mengirim kembali lamaran kepada penerbit. Dan tidak perlu juga membatasi diri pada penerjemahan nonfiksi, kalau memang masih meminati bidang fiksi. Yang penting, usahakan membuat contoh terjemahan yang baik, yang membuat para editor langsung tertarik memberi order 🙂

Betul, beberapa penerbit besar memiliki anak perusahaan dan lini produk. Kadang-kadang lini produk ini dipegang oleh editor yang berbeda-beda, yang memiliki penerjemah sendiri-sendiri. Jadi bisa saja kita melamar ke beberapa anak perusahaan.

Mbak Femmy,
Terimakasih atas berbagai penjelasannya, hal itu sungguh bermanfaat bagi saya yang penulis buku dan ingin terjun dibidang penerjemahan buku….

Mbak Femmy,

Terima kasih banyak untuk informasinya, sangat berguna untuk saya yang memang sudah lama berniat untuk menjadi penerjemah tetapi belum terlaksana sampai sekarang.
Setelah membaca blog nya mba Femmy saya jadi terpacu lagi untuk mengejar cita-cita saya menjadi penerjemah 🙂
Saya bahkan langsung mendaftar ke milis bahtera yang dirujuk oleh mba Femmy, tapi sedihnya sudah seminggu lebih ini belum ada konfirmasi ulang owner bahtera untuk pendaftaran saya tsb.

Coba tanyakan ke moderatornya di alamat Bahtera-owner at yahoogroups dot com. Semoga sukses meraih cita-cita menjadi penerjemah! 🙂

Selamat siang, Bu Femmy dan salam perkenalan!
Saya sudah mendekati saatnya pensiun dari sebuah sekolah untuk anak asing di Jakarta. karena itu saya harus mulai mencari jalan lain ‘to earn a living’. Menerjemahkan buku-buku novel bahasa Inggris adalah minat saya.
Tulisan Ibu Femmy di atas sangat memberi semangat dan saya sungguh berterimakasih sudah diberi masukan.

Salam kenal.
Rat.ih

Selamat siang, Bu Ratih. Salam kenal juga! Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Semoga berhasil terjun di bidang penerjemahan yang mengasyikkan ini.

Apakah diizinkan pemirsa mengirim artikel ke blog ini, dan apa saja syaratnya? Apakah ada rambu-rambu tertentu yang wajib ditaati oleh pengirim artikel?

Atas perhatiannya kami aturkan terimakasih.

Terima kasih telah mengunjungi blog saya. Tetapi maaf, saya tidak menerima sumbangan artikel untuk blog ini. Saya membuat blog ini untuk menampung tulisan saya saja, tentang buku yang saya baca atau terjemahkan.

trimksh,,
infonya sangat membantu

sama-sama. senang bisa membantu.

Mbak, kalo gak pernah pergi ke luar negeri bisa jadi penerjemah ga? X(
saya pengen banget jadi penerjemah bahasa jepang.. Kalo ga pernah pergi ke jepang berarti ga bisa jadi penerjemah donk? X(
mohon dibales ya koment saya…

Bisa banget kok. Yang penting hasil terjemahannya bagus. Pernah ke luar negeri ngga menjadi jaminan orang itu bisa jadi penerjemah.

Emang gitu sebenernya peluang jadi penerjemah itu besar ga?
Pasti yg diutamakan itu yg pernah keluar negeri dibanding yang belum pernah ke luar negeri -_-

Sitti, saya pernah menjadi editor di penerbit, dan pernah memeriksa banyak sekali lamaran dari orang yang ingin menjadi penerjemah. Jadi, saya tahu bahwa kemampuan penerjemahan itu sama sekali tidak berkaitan dengan pernah-tidaknya seseorang ke luar negeri. Makanya, kami di penerbit selalu meminta contoh terjemahan dari pelamar, karena itulah satu-satunya yang bisa menunjukkan hal yang penting bagi kami, yaitu kemamupan menerjemahkan.

Sitti pasti bertanya-tanya: “Kalau orang pernah ke luar negeri, apa mungkin hasil terjemahannya jelek?” atau “Orang yang ngga pernah keluar negeri, apa mungkin hasil terjemahannya bagus?”

Nah, Sitti mungkin perlu tahu bahwa agar dapat menerjemahkan baik, ada tiga komponen:

1. Menguasai bahasa asing. Untuk hal ini, orang bisa belajar di sekolah, kursus, kuliah, belajar otodidak dengan banyak membaca dan menonton film. Ngga perlu keluar negeri. Orang yang pernah keluar negeri mungkin bisa cas-cis-cus untuk berkomunikasi secara lisan, tetapi belum tentu dia menguasai bahasa tersebut secara mendetail, belum tentu juga memahami seluk-beluk tata bahasanya.

2. Menguasai bahasa sasaran (bahasa Indonesia buat kita). Banyak orang ngga menyadari bahwa hal ini juga penting. Tidak ada gunanya kita menguasai bahasa asing luar-dalam, kalau kita tidak mampu mengalihkannya ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, enak dibaca, dan tidak kaku. Nah, hal ini tentu tidak bisa dipelajari di luar negeri. Ini bisa dipelajari dengan banyak membaca buku berbahasa Indonesia, mendalami tata bahasanya, dan mengasah kepekaan tentang kebiasaan-kebiasaan berbahasa di Indonesia.

Coba Sitti mampir ke blog Catatan Penerjemahan di http://penerjemahan.wordpress.com. Di situ Sitti bisa melihat bahwa kemampuan mengotak-atik bahasa Indonesia itu mutlak perlu untuk menghasilkan terjemahan yang luwes. Memahami makna suatu kalimat asing baru tahap pertama saja, masih harus diolah lagi dalam bahasa sasaran.

3. Menguasai materi yang diterjemahkan. Orang yang keluar negeri untuk berbisnis dan jarang membaca novel, mungkin akan kesulitan menerjemahkan novel dengan bahasa yang enak. Sebaliknya orang yang terbiasa membaca novel asing, mungkin akan kesulitan menerjemahkan materi hukum atau teknis.

Nah, mudah-mudahan sekarang Sitti memahami faktor apa saja yang diperlukan oleh seorang penerjemah yang baik. Dan memahami bahwa tinggal di luar negeri itu sama sekali tidak penting.

Wah.. Mbak =) makasih banyak yah..
Lengkap banget..
Semoga suatu saat nanti saya bisa kuliah =) dan bisa jadi penerjemah! Aamiin.. Hehe..

Assalamuallaikum Mbak,

Saya merasa beruntung sekali bisa mampir ke blog ini 🙂
Tanpa sengaja menemukan artikel ini saat googling tentang lowongan kerja sbg penerjemah online.
Saya ini mahasiswi dari pendidikan b.inggris, awalnya saya tidak pernah terpikir ttg bekerja sbg seorang penerjemah tapi ketika ada mata kuliah mengenai translating dan interpreting, mata saya baru terbuka bahwa ternyata ada lahan pekerjaan yang menarik seperti ini.
Dosen saya memberikan banyak pengetahuan mengenai subjek ini dan cara beliau menyampaikan materi kuliahnya sangatlah menarik.
Itu menjadi salah satu faktor mengapa saya jadi tertarik dengan dunia penerjemahan. Selain itu, sejak dari smp saya amat menyukai membaca, entah itu novel, komik ataupun artikel-artikel d web, dan saya lebih tertarik pada novel terjemahan daripada teenlit indonesia.
Terlintas dalam pikiran saya, ingin rasanya menerjemahkan novel berbahasa inggris itu sendiri, yang biasanya saya hanya jadi pembaca entah mengapa timbul perasaan ingin jadi yang menerjemahkannya.
Saya merasa jatuh cinta sekali dengan dunia penerjemahan tapi saya tidak memiliki kepercayaan diri yang lebih mbak, Saya kini ada di tingkat akhir, saya mulai memikirkan dengan serius mengenai pekerjaan apa yang akan saya lakukan setelah lulus. Saya yakin bahwa bekerja akan lebih nyaman ketika berawal dari yang kita sukai karna itu saya amat sangat ingin bekerja menjadi penerjemah di penerbit. Tapi saya ragu dan bingung tentang bagaimana harus memulainya. Apalagi melihat jurusan yang saya ambil ini keguruan bukan sastra, 😦
Tapi alhamdulillah setelah membaca artikel ini beserta komentar-komentar’nya yang super sekali, pemikiran saya jadi lebih mantap untuk mengusahakan dengan serius ttg keinginan menjadi penerjemah.

Terima kasih Mbak,
Such an inspiring article you have here~

firanikha, terima kasih sudah berkunjung ke blog ini ya. Semoga cita-cita menjadi penerjemah segera terwujud.

Halo Mbak Femmy… 😀
Perkenalakan, nama saya Wahyu. Saya baru ingin berkecimpung di dunia penerjemahan nih. Ternyata baru tau, kalau mau jadi penerjemah *yang baik* itu banyak juga yang harus dipersiapkan. Persiapan surat lamaran+CV untuk dikirim ke berbagai penerbit sudah jadi. Nah, tinggal mempersiapkan contoh terjemahan.

Yang ingin saya tanyakan:
1. Apa boleh kalau contoh terjemahan diambil dari buku yang sudah pernah diterjemahkan? Khawatirnya *kalau hasilnya mirip*, sang pemeriksa berpikir contoh terjemahan saya adalah hasil copycat atau mungkin hanya ada beberapa kata yang diganti dari buku yang sudah diterjemahkan tersebut.
2. Sistem pembayaran penerjemah lepas itu gimana ya Mbak? Pakai uang muka dulu kah? atau selesai baru dibayar?

Untuk sekarang cukup dulu pertanyaannya, kalau ada yang masih bingung saya tanya lagi lain waktu ya Mbak… hehehe… 🙂
Terima kasih)

Halo Wahyu, salam kenal juga ya. Menurutku sih, memang sebaiknya membuat contoh terjemahan dari buku yang belum pernah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, untuk menghindari hal-hal yang disebutkan oleh Wahyu.

Kalau penerjemah untuk penerbit, biasanya sih dibayar setelah terjemahan diserahkan. Saya belum pernah mengalami cara pembayaran selain itu.

Semoga membantu, ya.

Bermanfaat sekali.
Thanks
xiexie
Gracia
Sakalangkong

Terima kasih kembali 🙂

Artikel yang sangat membantu. I’ve been looking for this since I could remember. Bnr2 tertarik utk menjadi penerjemah freelance, karena sementara aku masih ada pekerjaan full-time. Barangkali bisa lebih membantu lg bila bisa dijelaskan, bgmn cara kerja dari translating itu sendiri? Apakah kita bs ‘work from home’? Sebrp lama deadline yang biasanya ditetapkan oleh penerbit? Adakah lowongan utk penerjemah subtitle film (spt ps film bioskop)? Lastly, spt yg prnh ditanyakan rekan lain, bila masa validity TOEFL (yg mn adlh 2 thn) telah lewat, apakah masih bisa digubakan? Sekedar pertanyaan & masukan saja. Thanks for sharing!

Cara kerjanya, penerbit mengirimkan materi untuk diterjemahkan, bisa berupa buku atau fotokopinya lewat pos, atau file PDF lewat email. Kita mengerjakannya di rumah, lalu mengirim file terjemahan lewat email. Tenggat biasanya sekitar 250 halaman buku per bulan, jadi tergantung ketebalan buku.

Soal penerjemahan subtitle, bisa lihat komentar saya no 52 di atas.

Soal TOEFL, saya kira penerbit tidak akan mempermasalahkan masa berlakunya. Toh ini hanya untuk memberi gambaran saja soal kemampuan bahasa Inggris, bukan kriteria dalam menerima penerjemah.

Selamat malam mba…
Saya sudah menjadi penerjemah novel di salah satu penerbit. Awalnya saya dapat info tentang bagaimana ngelamar jadi penerjemah juga dari blog ini. So, thanks banget ya mba…
Saya mo nanya, boleh ga saya ngelamar jadi penerjemah di penerbit lain? jadi dua penerbit jalan barengan gitu… ato harus stop di penerbit itu baru bisa ngelamar di tmpat lain? trus masalah fee. biasanya akan selalu sama sampai buku ke berapa-pun atau akan ada kenaikan?
makasih…

Selamat pagi, Junika. Selamat ya, sudah berhasil diterima sebagai penerjemah di penerbit. Boleh banget kok kita menjadi penerjemah di beberapa penerbit sekaligus. Itulah enaknya menjadi penerjemah lepas; kita tidak terikat pada satu klien saja. Yang penting, kita sanggup memenuhi tenggat yang diberikan jika mendapat pekerjaan dari beberapa klien yang waktunya tumpang tindih.

Soal fee, sepertinya tergantung kebijakan penerbit ya. Ada yang menetapkan tarif pemula untuk penerjemah baru, lalu menaikkannya setelah kualitasnya terbukti dalam beberapa buku. Tapi mungkin ada juga yang menyamakan tarif untuk semua penerjemah. Coba saja ditanyakan ke penerbitnya setelah menerjemahkan beberapa buku.

Assalamu’alaikum…mbak femmy, saya mau tanya kalau saya ingin mengirimkan lamaran sebagai penerjemah novel ke penerbit apakah contoh terjemahannya juga harus berupa cuplikan novel? bolehkah jika saya mengirimkan contoh berupa askah terjemahan cerpen?terimakasih..Wassalamu’alaikum

Wa’alaikumsalam. Contoh terjemahannya boleh cerpen, boleh nonfiksi, apa aja boleh kok. Yang penting, dapat menunjukkan kemampuan menerjemahkan kita. Semoga sukses ya.

Hallo Mba Femmy,

Salam kenal, saya Nicho.
Terima kasih untuk sharing informasi yang berharga ini.
Masih mohon saran dari Mba Femmy karena saya masih newbie.
Saya sempat kirim email ke mba Femmy di alamat femmy dot syahrani at gmail dot com. Mohon informasinya.
Sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih dan sukses selalu untuk Mba Femmy.

Halo, Nicho. Emailnya sudah saya terima, tetapi kebetulan pekan kemarin pekerjaan sedang banyak-banyaknya. Mudah-mudahan pekan ini sudah lebih lowong dan saya sempat membalas email-email yang tertunda.

salam kenal mba femmy..
mau tanya, biasanya dapat bayaran berapa lama setelah naskah dikirim?
saya baru saja memulai jadi penerjemah non-fiksi di salah satu penerbit, setelah naskah selesai dan saya kirim, belum ada konfirmasi apa-apa sampai sekarang..
terus juga apakah rekening bank kita harus menyesuaikan dengan rekening penerbit?
terima kasih sebelumnya.. 🙂

Salam kenal, Keiria. Di penerbit tempat saya menerjemahkan, honor biasanya dikirim dua mingguan setelah terjemahan saya serahkan. Selama ini saya belum pernah diminta membuka rekening di bank tertentu untuk pembayaran honor. Saya tidak tahu ya kebiasaan di penerbit lain. Sebaiknya hubungi langsung saja ke pihak penerbit untuk menanyakan status naskah dan waktu pembayaran honor.

oh begitu ya..
satu lg mba fem, kalo misalnya naskah yg kita kerjakan sudah selesai sebelum tenggat, dan kita juga sudah yakin dengan hasil terjemahan kita, sebaiknya segera dikirim atau menunggu jatuh tenggat dulu ya?

Segera dikirim saja, jadi bisa beralih ke proyek lain, juga bisa dibayar lebih cepat 🙂

oke..
terima kasih sharingnya ya mabk.. 🙂

mba femmy, salam kenal! saya Ferris, mau nanya nih mba… kalo saya mau mencari novel yg blom pernah diterjemahkan ke indonesia, khususnya novel bahasa mandarin, bisa lihat ke mana yah? sy ingin mengirimkan contoh terjemahan dari novel yg blom pernah diterjemahkan ke indonesia…tks bgt yah, mba!

Kalau yang bahasa Inggris sih banyak di Internet. Coba pakai kata kunci “first chapter” atau “book excerpt” atau sebangsanya. Kalau novel bahasa Mandarin, aku ngga tahu juga ya, soalnya ngga menguasai bahasa itu sih.

Salam kenal mba Femmy! Nama saya monic.. Beberapa waktu lalu saya mengirim e-mail ke femmy dot syahrani at gmail dot com.. Karena saya masih baru, ada beberapa pertanyaan yang saya ajukan di e-mail.. Mohon petunjuknya ya mba Femmy 😀 Terima kasih banyak! Sukses selalu, mba!

Salam kenal, Monic. Emailmu sudah kuterima, tetapi kebetulan beberapa minggu ini saya masih sibuk dengan pekerjaan, tepatnya sampai tanggal 24 Mei. Mudah-mudahan setelah itu waktu sudah lebih lowong. Mohon bersabar ya.

Terima kasih mba Femmy! Aku tunggu yaa hehe

[…] Cara merintis karier sebagai penerjemah lepas (buku) […]

assalamualaikum mba femmy, saya jimmy saya saat ini masih kuliah di semester 6 jurusan hubungan internasional universitas al-azhar indonesia. saya sangat beruntung sekali mengunjungi blog mba femmy ini, saya mau nanya bagaimana caranya menjadi penerjemah lepas? saya ingin sekali menjadi seorang penerjemah terutama “inggris -indonesia” sebagai part time job dan sekaligus mencari pengalaman. apa saja yang saya harus lakukan ya mba? dan kemana saya harus pergi? terima kasih mba atas bantuanya 🙂

wa’alaikumsalam, jimmy. pertanyaan jimmy sudah saya jawab dalam artikel di atas. kalau masih ada yang belum jelas, silakan bertanya lagi dengan lebih spesifik ya.

bermanfaat banget mbak…
semoga kita sukses selalu

amiiin… alhamdulillah kalau bermanfaat.

Salam kenal Mbak Femmy, saya Renata. Saya seorang guru bahasa Inggris. Saya ingin mencoba untuk menerjemahkan buku2 yang berhubungan dengan pendidikan. Mohon saran dari mbak Femmy, dimana saya bisa dapatkan buku2 tersebut, dan apakah perlu minta izin untuk menerjemahkan? Kalau buku2 ebook yang saya temukan di internet apakah bisa diterjemahkan langsung lalu diterbitkan?
Lalu apakah syarat2 nya agar buku terjemahan tersebut terdaftar dalam ISBN?
Terima kasih atas penjelasannya.

Salam kenal, Mbak Renata. Kalau untuk mencari buku, biasanya saya lihat-lihat di Goodreads, soalnya di sana ada fitur rekomendasi dan fitur daftar buku (barangkali ada daftar buku pendidikan terbaik. Biasanya saya sih mencari daftar buku fantasi terbaik atau buku sains terbaik.) Kalau ada yang menarik, saya biasa membeli bukunya di The Book Depository atau Periplus Online.

Tetapi, saya sarankan Mbak Renata melamar sebagai penerjemah lepas di penerbit yang suka menerbitkan terjemahan buku yang berhubungan dengan pendidikan. Jadi, Mbak tidak perlu repot-repot mencari buku, tinggal menerima order dari penerbit saja.

Untuk menerjemahkan buku, baik buku kertas maupun ebook, kita harus meminta izin dulu kepada pemilik hak ciptanya. Kalau penerbit buku tradisional, biasanya mereka lebih suka memberi izin penerjemahan kepada penerbit Indonesia, soalnya mereka tentunya ingin buku versi terjemahan itu laris, didistribusikan secara luas, dan laporan penjualan dan royaltinya lancar–hal-hal yang biasanya ditangani penerbit, bukan penerjemah. Tetapi, kalau bukunya ebook, barangkali saja penulisnya mau memberi hak terjemahan kepada penerjemah. Tidak ada salahnya dicoba menanyakan kepada mereka.

Untuk memperoleh nomor ISBN, kita harus mendaftar ke Perpustakaan Nasional. Informasinya silakan dilihat di sini: http://isbn.pnri.go.id/

Dear Mba Femmy,

Terima kasih atas informasi yang sangat komplit dan bermanfaat tentang penerjemah lepas. Dulu saya pernah kerja di salah satu penerbit yang menerbitkan buku-buku kedokteran/keperawatan tapi sayangnya mereka tidak menerbitkannya lagi. Setelah beberapa tahun vakum, saya kebetulan browsing dan menemukan satu penerbit yang menawarkan pekerjaan penerjemah lepas untuk buku-buku keperawatan. Saya kemudian mempelajari kontrak yang diberikan, ternyata fee nya sangat tidak sebanding dengan usaha kita (menurut saya), karena mereka membayar fee nya berdasarkan banyaknya halaman asli buku yang akan diterjemahkan.
Menurut pendapat mba Femmy, apakah memang ada juga penerbit yang membayar seperti itu? Penerbit yang sebelumnya saya kerja, mereka membayar berdasarkan per-karakter dan lumayan lah untuk tahun 2003-2004.
Hal lain yang ingin saya tanyakan, apakah mba Femmy punya info mengenai penerbit lokal yang menerbitkan buku-buku kedokteran/keperawatan? Saya sudah coba membrowsing tapi kurang beruntung.
Terima kasih atas perhatiannya.

Mbak Rini,

Menurut saya, sebenarnya tidak masalah kita dibayar berdasarkan halaman terjemahan atau halaman naskah, asalkan tarifnya sesuai. Saya belum pernah tahu penerbit yang menghitung tarif seperti itu, tetapi biro penerjemah luar negeri biasanya menggunakan tarif berdasarkan kata naskah sumber.

Soal penerbit buku kedokteran/keperawatan, sayangnya saya tidak punya info. Biasanya saya hanya berhubungan dengan penerbit novel atau fiksi inspirasional. Mungkin Mbak Rini bisa survei ke toko buku atau ke perpustakaan di jurusan keperawatan/kedokteran di perguruan tinggi.

[…] perhatian saya adalah utas yang merujuk ke blognya Mbak Femmy Syahrani khususnya tulisan tentang Cara Menjadi Penerjemah. Di sinilah saya tahu tentang milis Bahtera dan tentu saja langsung […]

[…] Beberapa kali saya mendapat email soal cara menjadi penerjemah. Maaf kalau jawaban saya kurang lengkap, tapi Femmy Syahrani, teman sesama penerjemah, sudah menjelaskannya dengan sangat baik di sini. […]

Hai mba femmy..
mba saya mau tanya untuk menjadi seorang penerjemah, langkah awal untuk menjadi seorang penerjemah itu apa mba? apalagi yang masih awam, mohon sarannya..
trims…

Halo, Fitri. Untuk menjadi penerjemah, langkah paling awal adalah menguasai bahasa asing dan bahasa sendiri, misalnya bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Silakan asah kemampuan dalam kedua bahasa ini dengan banyak-banyak membaca dan menonton, serta mempelajari tata bahasa dan kosakatanya. Kalau penguasaan bahasa sudah mantap, baru deh terjun ke dunia penerjemahan, misalnya dengan mengirim lamaran ke penerbit, seperti yang diuraikan di atas.

assalamu’alaiku mba femmy
saya punya keinginan untuk menjadi penerjemah lepas, karena saya kuliah di jurusan sastra jepang dan kemampuan lisan saya lemah dibandingkan kemampuan tulisan saya. saya berencana ingin menerjemahkan komik atau buku cerita anak. saya masih awam dengan dunia penerbitan.
saya ingin tanya untuk mengirimkan contoh terjemahan apakah disertai bahasa asingnya juga atau hanya terjemahan indonesianya saja dalam ketikan? lalu perlukah menyertakan copy-an dari cerita yg di terjemahkan?
mohon sarannya. terimakasih

wa’alaikumsalam. Saat mengirim contoh terjemahan, naskah aslinya harus disertakan juga, supaya editor di penerbit dapat memeriksa ketepatan makna dalam terjemahan kita. Tinggal difotokopi atau dipindai saja bagian yang diperlukan. Semoga membantu ya.

Mbak Femmy, saya ingin bertanya, dulu mbak dpt job terjemahan berapa lama dari penerbitnya? Saya sudah mengirim CV, cover letter, dan contoh terjemahan ke beberapa penerbit tetapi belum dikonfirmasi T_T. Padahal sudah tiga minggu T_T

Thaa, coba hubungi penerbitnya dan tanyakan soal lamaran itu. Dulu saya kebetulan sudah kenal dengan editor di penerbit, jadi tidak perlu menunggu tanggapan.

Dear Fenny,
saya mau tanya. Saya masih mahasiswa, dan sudah mendaftar di salah satu situs jasa freelance. Nah, disitu diminta untuk melampirkan foto/fortofolio sendiri. Saya memang belum pernah dapat proyek yang resmi, jadi apa yang harus saya berikan ya?
Terima kasih.

Kalau belum ada proyek resmi, mungkin bisa dicantumkan saja proyek yang tidak resmi 🙂 Misalnya, menerjemahkan di bidang apa saja, meskipun hanya untuk teman.

Halo, Mba Femmy. Perkenalkan, nama saya Sherly. Saya ingin menanyakan beberapa hal, Mba. Kalau misalkan saya ingin melamar ke lebih dari satu penerbit sekaligus, apa saya boleh menggunakan naskah asli dan terjemahan yang sama? Dan apakah melamar lebih dari satu sekaligus itu hanya akan membuat saya kerepotan sendiri nantinya? Saya juga ingin tahu apakah surat lamaran, cv, naskah asli, dan terjemahan saya wajib dikirim lewat pos atau boleh lewat email.
Terima kasih atas waktunya, Mba Femmy.
God Bless You.

Halo, Sherly. Boleh saja menggunakan contoh terjemahan yang sama, kalau penerbit yang dikirimi memang menangani jenis buku yang sama. Misalnya, contoh terjemahan novel bisa dikirim ke beberapa penerbit novel, tetapi jangan dikirim ke penerbit nonfiksi.

Tidak apa-apa melamar ke lebih dari satu penerbit, soalnya kita tidak tahu kapan penerbit akan sempat memeriksa terjemahan kita. Kalau ternyata nanti datang tawaran dari dua penerbit atau lebih, tinggal diatur jadwalnya.

Sekarang biasanya penerbit mau menerima lamaran lewat email. Kalau mau tahu pasti, hubungi saja penerbitnya langsung.

Silakan baca http://dinabegum.com/2013/09/26/temu-penerbit-penerjemah-sastra/ untuk menambah wawasan.

Assalamu’alaikum mbak Femmy. Perkenalkan nama saya Nila. Saya sudah membaca blognya mbak femmy ini lama, tapi baru ini saya ngirim komen disini karena ada pertanyaan yang mengganjal tentang menjadi penerjemah ini.
Saat mbak femmy mengirim naskah penerbit apakah langsung ke penerbitnya? Apakah tidak bisa lewat email? Karena penerbit kebanyakan berada di jakarta dan sekitarnya, sementara domisili saya jauh dari ibukota jakarta. Kalau saya kirim email takutnya nanti email saya tidak digubris dari pihak editornya. Apakah bisa dikirim lewat pos?
Lalu mbak femmy boleh tidak menyebutkan penerbit mana saja yang mbak femmy kirimkan naskah terjemahan mbak waktu itu? Karena saya tidak begitu tahu penerbit-penerbit mana saja yang membutuhkan naskah terjemahan.
Terima kasih atas perhatiannya mbak 🙂

Wa’alaikumsalam, Nila. Saya pertama kali mendapat order terjemahan dari Gramedia, setelah datang langsung ke kantornya di Jakarta. Kemudian saya juga mendapat order penyuntingan dari Mizan, setelah datang langsung ke kantornya di Bandung.

Tetapi, mengirim lamaran dan contoh terjemahan boleh lewat pos maupun email. Silakan baca http://dinabegum.com/2013/09/26/temu-penerbit-penerjemah-sastra/ untuk menambah wawasan.

Halo kak Femmy.
Saya merasa beruntung sekali ketemu blog ini.
Saya baru saja lulus kuliah dan ingin melamar menjadi penerjemah novel.
Saya mau tanya, kalau cerita yang akan saya terjemahkan itu excerpt novel yang saya dapat dari website resmi penulis ceritanya, itu diperbolehkan tidak?
Excerpt novel nya berupa PDF. Apakah saya boleh mengirim langsung excerpt novel nya ke penerbit? Atau saya harus mengetik ulang excerpt novelnya di word dan saya beri referensi?
Lalu, apakah penerbit lebih memilih hasil terjemahan dalam format .doc atau PDF?
Dan satu lagi, kak, apakah terlalu memaksakan atau aneh kalau saya bilang saya ingin melamar sebagai penerjemah lepas / tetap? Saya menyerahkan kepada penerbit apakah penerbit mempunyai spot kosong untuk saya sebagai penerjemah tetap.
Semoga kak femmy punya waktu untuk menjawab pertanyaan saya ini.
Terimakasih kak.

Halo, Natasha.

Untuk contoh terjemahan, boleh menggunakan nukilan dari mana saja, baik itu dari internet atau buku sungguhan. Toh ini bukan untuk diterbitkan dan dijual, hanya sekadar contoh saja.

Nukilan cerita boleh berupa PDF, toh hanya untuk dirujuk saat memeriksa terjemahan. Silakan sebut sumbernya dalam contoh terjemahan atau surat pengantar.

Untuk hasil terjemahannya sendiri, mungkin sebaiknya format doc saja, supaya lebih mudah dikomentari oleh editor.

Pada umumnya, penerjemah yang melamar ke penerbit memang melamar sebagai penerjemah lepas. Yang bekerja tetap di penerbit biasanya editor, yang menangani manajemen pernaskahan, bukan penerjemah.

Semoga membantu, ya.

membantu, kak! terimakasih kak femmy! 🙂

mbak, lebih sering terjemahin dari inggris-indo atau indo-inggris ?

lebih sering inggris-indo, mas.

Asslamualaikum,, mba Femmy saya mau tanya, kalau untuk penerjemah pemula apaah perlu memakai CAT Tools? kalau kita menerjemahkan tidak memakai CAT tools apakah boleh ?
terima kasih banyak mba.

Wa’alaikumsalam. Penggunaan CAT Tools sebenarnya sangat tergantung klien. Kalau klien menggunakan CAT Tool tertentu, mau tak mau kita menggunakannya juga, karena kita akan diminta mengirim hasil terjemahan (dan/atau menerima bahan terjemahan) dalam format file CAT Tool tertentu.

Di luar itu, kita bebas mau menggunakan CAT Tool atau tidak. Misalnya, saya menerjemahkan secara manual saja kalau menggarap novel.

[…] lamaran dan contoh terjemahan ke berbagai penerbit. Itu pun setelah mencari caranya dan menemukan tulisan Mbak Femmy ini yang dulu ada di multiply. Sayangnya, usahaku itu gagal total. Semua lamaranku tidak berbalas […]

[…] Tulisan Mbak Femmy ini. Lengkap banget. Jangan lupa baca semua komen di bawahnya (panjang memang, tapi sangat mencerahkan). […]

Assalamu’alaikum mbak femmy, tulisan mbak femy bikin saya terharu, sampai menitik air mata nih he he. Jadi penerjemah memang cita-cita saya dari kecil, berangkat dari kecintaan saya dulu membaca novel-novel anak terjemahan. Saya sempat nyasar juga ke jurusan non-sastra, tapi pada akhirnya saya memang kembali ke bidang yang saya cintai. Tapi (curhat dikit ya mbak) saat ini saya sepenuhnya ibu rumah tangga tanpa pernah mencicipi pekerjaan menerjemahkan. Setelah baca tulisan mbak Femy, saya jadi seperti tejaga dari tidur panjang. Ingat-ingat, saya memang sudah sempat menerjemahkan beberapa halaman dari beberapa buku, tapi dulu saya bingung mau dikirim ke mana. Mbak femy yang baik mohon referensinya kira-kira penerbit mana saja yang menerima perjemahanan buku baik fiksi ataupun non-fiksi ? Kalau saya sudah punya hasil terjemahan, apakah saya boleh minta pendapat mbak femy apakah hasil terjemahan saya layak atau tidak (saya kurang pede nih mbak)? Terima kasih sebelumnya ya mbak femy.

Wa’alaikumsalam, Mbak Ima.

Sepertinya hampir semua penerbit menerbitkan buku terjemahan dan karenanya memerlukan penerjemah. Kalau saya sebutkan satu per satu, banyak sekali. Jadi, silakan dikirim ke penerbit mana saja yang genre bukunya diminati oleh Mbak Ima.

Silakan kirim contoh terjemahan untuk saya lihat (alamat ada di bagian Tentangku). Tapi saya lihat kalau memang ada waktu luang ya, jadi tidak bisa menjanjikan cepat.

Semoga membantu, ya.

Assalamualaikum mbak femmy, mau tanya nih. Saya ini baru lulusan smk, kira kira boleh tidak ya kalau saya mengirim lamaran juga??

Wa’alaikumsalam. Kalau sudah yakin dengan kemampuanmu, kenapa ngga boleh? Dulu saya mulai menerjemahkan buat Gramedia sewaktu masih kuliah tingkat 1-2 kok. Jadi boleh dibilang baru lulus SMA kan ya?

Assalamualaikum mbak femmy, sekarang saya kuliah tingkat 2 sastra inggris dan sangat berminat jadi penerjemah freelance hehehe. Mau minta saran, bagaimana cara memilih buku yg akan dipakai untuk portofolio? Maksudnya, cara kita tau buku itu belum diterjemahkan dan pantas diterjemahkan gitu.. Mohon bantuannya mbak, thanks in advance 🙂

Wa’alaikumsalam. Untuk mengetahui suatu buku sudah diterjemahkan atau belum, coba cek di Goodreads. Cari buku yang dimaksud, lihat daftar edisi untuk buku itu, cari apakah ada versi Indonesianya. Soal pantas-tidaknya suatu buku dijadikan contoh terjemahan, menurut saya cari buku yang bisa menunjukkan kemampuan dan minat kita dalam menerjemahkan, baik itu dari sisi jenis buku ataupun tingkat kesulitan bahasanya. Semoga membantu ya.

Assalamualaikum Mbak Femmy.. Nama saya Ardine, mahasiswa Fakultas Kedokteran tingkat akhir. Kini saya sedang menggeluti penerjemahan buku-buku dan jurnal kedokteran, meski baru lokal saja di antara teman-teman dan residen. Saya telah mendalami “profesi” part-time ini selama kurang lebih 2 tahun.. Jika saya ingin menjadi freelance penerjemah dari penerbit buku kedokteran (syukur2 mendapat kontrak tetap, hehe) , kira-kira ke manakah saya harus menghubungi? Saya sudah siapkan CV dan contoh-contoh hasil terjemahan. Apakah ada informasi mbak, atas segala bantuannya saya ucapkan terima kasih..

Wa’alaikumsalam, Ardine. Karena saya bukan dokter, saya tidak pernah membaca buku kedokteran dan tidak tahu penerbit mana yang menerbitkannya. Coba Ardine melakukan riset ke toko buku (di dunia nyata ataupun online), lihat penerbit mana saja yang menerbitkan buku kedokteran terjemahan, lalu hubungi mereka. Kalau ada yang kurang jelas, silakan bertanya lagi ya.

assalamu alaikum. ibu
saya ingin sekali membuat sebuah novel,ingin berkarya. tapi saya belum mengerti untuk cara memulai membuat sebuah novel. untuk itu saya mintak agar ibu bersedia untuk menunjukin cara memulai membuat sebuah novel.
ini Email saya ibu.
afriadidavid91@yahoo.com

wa’alaikumsalam, dafid.

kalau ingin menulis novel, hal yang saya sangat anjurkan adalah memulainya sekarang juga. tuliskan apa saja yang terlintas di kepala, baik itu ide cerita, atau kerangka cerita, atau salah satu adegan dalam cerita. hal yang dituliskan tidak perlu langsung sempurna, yang penting ditulis saja dulu. nanti tulisan itu bisa direvisi belakangan.

selain itu, coba baca buku atau tulisan tentang menulis. saya rasa buku tentang tulis-menulis banyak dijual di toko buku. Tulisan di internet juga banyak, tinggal dicari.

kalau perlu teman untuk menyemangati, coba gabung ke komunitas menulis. di internet banyak sekali forum buat calon penulis yang ingin bertukar tulisan dan saling kritik.

demikian beberapa saran dari saya. semoga membantu.

Assalamualaikum Mbak Femmy.. salam kenal dari saya HM Iwan Gayo (62 th), sudah lama mencari SDM Muslim untuk menterjemahkan “Buku Pintar Haji Dan Umrah” yang terbit sejak tahun 2000. Sudah pernah merapat ke UIN (IAIN) tetapi tdk ada yang komit dan kejodohan untuk menterjemahkannya. Wallahualam apa sebabnya. Maka, maaf, to the point saja bahwa saya mohon mbak Femmy yang terjemahkan ke bahasa Inggris karena sy ingin mengexport buku yang setiap tahun dicetak ulang itu. Begitu mbak.., mohon tanggapannya. Tentang biaya tentu akan kita diskusikan segera setelah ada kesepakatan. Semoga mbak berkenan dan terimakasih sebelum dan sesudahhya.

Wa’alaikumsalam, Pak Iwan. Terima kasih sudah menghubungi saya tentang proyek ini. Saya sudah membalas lebih lengkap melalui email Pak Iwan. wassalam.

mohon maaf, bisa tolong bantu saya menjadi penerjemah mulai dari yg terkecil gg pak/bu, dgn menampilkan contoh cv/lamaran misalnya

Keterangan tentang membuat CV yang lebih terperinci bisa dilihat di http://lamfaro.com/2013/02/18/cv-penerjemah-perlu-dibuat-berbeda/

Semoga membantu, ya.

Hallo mbak Femmy saya mau minta saran nih saya baru lulus SMA dan saya masih bingung mau pilih jurusan sastra Inggris atau hubungan internasional dari dulu saya ingin jadi penerjemah novel fiksi, apakah kalo mau jadi penerjemah lebih baik ambil sastra saja atau gimana mbak, ditunggu sarannya ya mbak terima kasih!

Halo, Julia. Di satu sisi, kuliah di jurusan sastra akan membekali kita dengan teori penerjemahan, yang tentu kelak bermanfaat saat kita terjun ke dunia penerjemahan. Di sisi lain, kuliah di jurusan lain akan membekali kita dengan pengetahuan spesifik di bidang yang dipelajari. Ini juga bisa menjadi nilai tambah. (Contoh saja, dulu saya kuliah Teknik Kimia, jadi sekarang cukup nyaman menerjemahkan materi berbau iptek.)

Tetapi, kalau memang sudah mantap ingin menjadi penerjemah, kuliah di jurusan sastra ada satu kelebihan lain: mudah melanjutkan ke S-2 dan S-3, ataupun beasiswa untuk itu.

Jadi, mana pun jurusan yang dipilih, sastra atau HI, pengetahuan yang diperoleh selama kuliah akan tetap bermanfaat. Tinggal Julia menentukan bidang mana yang paling disukai.

selamat siang bu, saya sangat tertarik untuk menjadi penerjemah novel, terutama yang bergenre fantasi ataupun historikal fantasi.
Adakah rekomendasi dari ibu, penerbit mana yan lebih fokus untuk menerbitkan buku-buku tersebut?.

Ada penerbit Mizan Fantasi. Selain itu, setahu saya novel fantasi diterbitkan oleh penerbit umum, tidak ada yang mengkhususkan diri. Coba saja riset ke toko buku dan periksa penerbit mana yang menerbitkan novel fantasi jenis yang diminati.

Hai Mbak Femmy, artikelnya benar2 bermanfaat. Maaf mbak, krna sy msh sangat baru dlm dunia penerjemahan, bnyak hal yg ingin sy tanyakan.
Bagaimana cara mengirim lamaran kpd para penerbit? Apakah melalui alamat email? Dan itu berarti kita bisa kerja di rumah tanpa harus berada 1 kota / daerah dgn penerbitnya?
Dan penerbit apa sj yg membuka jasa penerjemahan?
Mohon respondnya mbak. Terima ksh.

Hao, Johanna. Mengirim lamaran bisa lewat email maupun lewat pos biasa. Sebelum zaman internet pun, sudah biasa penerjemah lepas tinggal di kota berbeda dengan penerbit, dan berkomunikasi lewat telepon dan pos. Apalagi sekarang zaman internet. Penerjemah berada di luar negeri pun tidak masalah.

Penerbit yang menerbitkan buku terjemahan pasti memerlukan penerjemah lepas, dan sepertinya sekarang itu termasuk hampir semua penerbit. Tinggal pilih yang bukunya sesuai dengan minat.

Trima ksh mbak atas responnya. Bolehkah sy minta alamat email mbak, karena mungkin sy akan brtanya lg pada mbak.

Alamat emailku lihat di halaman Tentangku, ya.

Dear Mba Femmy,

Informasi yang diberikan sangat inspiratif sekali Mba.. Kebetulan saya baru mau mencoba dan masih awam sekali tentang dunia penerjemahan. Saya sudah mengikuti saran – saran yang disampaikan Mba Femmy seperti yang disampaikan di atas. Sekarang sedang menyiapkan CV dan beberapa contoh hasil terjemahan saya. Mohon bimbingannya ya Mba, kalau ada kesulitan, saya boleh konsultasi dengan Mba Femmy ya.. Terima kasih

Dear Damar, selamat mencoba ya. Moga-moga ada yang tembus. Jangan sungkan bertanya kalau ada kesulitan.

Hai mbak Femmy,

sekarang saya sedang berlatih translating dengan novel phantom of the opera dalam format pdf di blog saya, kalau saya ingin mengirim cv ke penerbit apakah novelnya yg dalam bhs inggris harus ditulis ulang atau dengan di printscreen saja cukup ?

Di-printscreen juga boleh. Yang penting, mudah dibaca oleh editor.

mba femmy, sy sarjana S1 bhs ‘arab UIN dan sy ingin berkarir di dunia penerjemah tersumpah, tp sy ingin mengawalinya dari proses belajar dulu di lembaga pendidikan khusus penerjemah khususnya penerjemah b arab, dimanakah lembaga itu…apakah di UI itu ada? info yg mba femmy berikan bhw UI cuma lembaga pengujian untuk dapat sertifikat penerjemah tersumpah..sedang untuk belajarnya sendirir di mana ya mba…mksh

Sekarang sudah tidak ada lagi penerjemah tersumpah, karena ujiannya sudah tidak lagi diadakan (info di artikel akan saya perbarui). Sebagai gantinya, sekarang ada Tes Sertifikasi Nasional yang diadakan oleh Himpunan Penerjemah Indonesia. Informasinya bisa dilihat di sini.

Soal lembaga pendidikan lanjutan, di UI ada program Magister Linguistik, yang salah satu bidang peminatannya adalah penerjemahan. Informasi bisa dilihat di sini.

Assalamu’alaikum mb femmy. Makasih infonya sngat bermanfaat skli bg saya. Saya masih kuliah dijurusan pendidikan b.inggris, tp saya jg tertarik n bercita2 ingin jadi translator. Kira2 persiapan janka panjang apa yg musti sya lakukan krn sya ingin jd translator stlah lulus kuliah sktr 2thn lg, slain kmampuan tntunya.ag

Wa’alaikumsalam. Ya, saya kira yang paling penting memang meningkatkan kemampuan, dengan banyak-banyak membaca buku, baik buku berbahasa Inggris maupun berbahasa Indonesia. Kalau ada waktu, boleh juga berlatih menerjemahkan. Terjemahkan sendiri suatu buku yang sudah ada versi Indonesianya, lalu bandingkan dengan terjemahan resminya. Perhatikan apa saja perbedaannya, baik dari segi diksi, tata bahasa, maupun teknik peluwesan kalimat. Itu saja, mungkin.

Salam kenal ya mba. Sy beruntung bnget baca artikel ini. Sy Dian, lulusan sastra Inggris UIN, tp dulu tdk prnah tau bagaimana merintis karir utk penerjemah n sy bekerja sbg pengajar. Saat ini impian lama sy tiba” hadir kembali n sy coba cari tau tips” seputar karir penerjemah. Thank u so much atas penjelasannya mba.

Salam kenal juga. Semoga berhasil terjun di bidang penerjemahan ya.

Hai Mba Femmy,
saya ingin tanya nih..
kalo misalnya ingin mengirim surat lamaran kita tuh ke email penerbit2, sebaiknya kirim ke email yang mana ya? maksudnya kan ada email mereka yang khusus untuk ngirim naskah dan ada juga email yang untuk info2 gitu..

Kalau tahu email khusus untuk kirim naskah, boleh dikirim ke situ. Kalau cuma tahu email umum, dikirim ke situ juga ngga apa-apa. Biasanya alamat email umum ditangani sekretaris, yang akan meneruskan email masuk ke pihak yang berkepentingan. Jadi, email pelamar penerjemah akan diteruskan ke editor yang menangani penerjemah baru.

Terima kasih banyak ya mba atas balasannya..

ass. mbk femmy kalo mau tahu alamat-lamat penerbit yang bisa kita kirimkan hasil terjemahan kita itu di cari di mana mbk..apa kita bisa tanya paman google mbk. mksh.

wa’alaikumsalam, runi. ya, bisa dicari di-google saja. penerbit sekarang banyak yang punya situs web sendiri, atau milis, halaman FB, akun twitter. Jadi, kalau tidak ketemu di situs web, bisa ditanyakan langsung ke orang penerbit secara online.

[…] presentasinya di sini. > Bagaimana cara menjadi penerjemah buku? Silakan baca artikel ini: Cara Menjadi Penerjemah. Sebelum mengirim CV, kamu harus banyak berlatih, banyak membaca, banyak bergaul dengan pembaca, […]

[…] presentasinya di sini. > Bagaimana cara menjadi penerjemah buku? Silakan baca artikel ini: Cara Menjadi Penerjemah. Sebelum mengirim CV, kamu harus banyak berlatih, banyak membaca, banyak bergaul dengan pembaca, […]

Asalamualaikum mbk femmy. Blog nya mengisnpirasi sekali. Beberapa minggu lalu aku kirim email , ada beberapa pertanyan juga tetang penerjemahan. Mohon di balas ya mbak…semoga sukses selalu

Hallo mbak Femmy, salam kenal dulu ya. Saya PNS lulusan STKS Bandung, Saya menerjemahkan sebuah buku sejak setahun yl sbg kesibukan sampingan (bukunya agak tebal) dan kini sdh rampung. Bukunya ttg Analisis kebijakan kesejahteraan sosial. …skrg saya pengen buku ini bisa diterbitkan tapi sya ga tahu bagaimana caranya. Awalnya, sya bikin hanya untuk dibaca sendiri, tapi dipikir-pikir bagus juga kalau hasil terjemahan saya ini diterbitkan dan bisa dibaca oleh orang lain….mohon pencerahannya mbak …..Oh ya tambahan info…saya hanya translater otodidak ya mbak, alias tidak punya back ground penerjemah, tapi saya percaya hasil terjemahan ku cukup baik menurut penilaian saya sendiri lho. sekali lagi mohon penjelasannya mbak Femmy…

Halo juga. Pertama-tama, cari penerbit mana yang kira-kira akan tertarik menerbitkannya. Coba survei ke toko buku dan cari buku-buku dalam bidang yang sama dan lihat siapa penerbitnya. Kedua, bikin proposal yang menjelaskan sisi-sisi menarik buku ini, dan mengapa buku ini perlu diterbitkan terjemahannya di Indonesia. Ketiga, kirim proposal tersebut bersama fotokopi daftar isi, sinopsis, bab pertama, dan terjemahan bab pertama. Sebutkan bahwa terjemahannya sudah rampung. Kalau ada penerbit yang tertarik, mereka akan mengurus hak cipta terjemahan ke penulisnya, lalu setelah urusan itu beres, mereka akan menghubungi penerjemah lagi untuk membicarakan soal terjemahannya. Semoga sukses ya.

Ok terima kasih banyak atas pencerahannya mbak Femmy….salam persshabatan

Assalamuallaikum mbak,
Sebenarnya jenis kamus apa saja atau software apa saja yang dibutuhkan ketika menerjemahkan buku atau teks? tolong berikan contoh atau judulnya.
Saya sendiri sudah mencoba menjadi penerjemah lepas selama 2 tahun tapi saya masih terkadang masih bingung dengan ungkapan2 asing.

Wa’alaikumsalam. Biasanya saya menggunakan kamus berikut ini:
* Kamus 2.04 (Inggris-Indonesia)
* The Free Dictionary (Inggris ekabahasa)
* KBBI 1.5 (Indonesia ekabahasa)
* Tesaurus Bahasa Indonesia

Halo, Mba Femmy. Saya Sherly, kalau boleh, saya mau tanya lagi soal satu hal.
Sewaktu lagi cek soal EYD bahasa Indonesia, saya tiba-tiba sadar bahwa penempatan titik koma di dalam dialog cerita bahasa Inggris sama Indonesia itu agak beda ya? Saya jadi agak bingung waktu mau coba terjemahin naskah buat surat lamaran saya. Sekarang ini saya mengetikkan titik komanya berdasarkan bahasa Inggris, jadinya jiplak apa adanya.

Sebenarnya, apa saya harus menggunakan struktur bahasa asli atau bahasa sasaran ya, Mba? Saya udah berusaha cari solusinya di google, tapi masih belum membuahkan hasil.

Makasih banget buat Mba Femmy! Semoga sehat dan sukses selalu!

Gunakan peraturan tanda baca dalam bahasa sasaran aja. Semoga sukses lamarannya ya.

Aslm. Mbak Femmy aku mau tanya soal biro penerjemah. Idealnya berapa biro yang diterima oleh seorang penerjemah lepas untuk memakai jasanya? Klo yg aku pernah baca, dalam 1x proyek,sebuah biro bisa memberikan banyak teks/file untuk penerjemah yang kadang membuat penerjemah kuwalahan. Sebaiknya/idealnya seperti apa,mbak?paling tidak supaya penerjemah tidak kuwalahan,thank you so much, mbak.

Tergantung beban kerja yang diberikan oleh setiap biro penerjemahnya. Kalau satu biro sudah memberikan pekerjaan yang cukup, ya ngga perlu tambah lagi. Kalau beban kerja kurang dan kita masih punya banyak waktu, boleh tambah yang lain.

Saya punya 5-10 klien penerbit/agensi penerjemahan yang tetap. Ada yang memberi pekerjaan rutin setiap bulan, ada yang cuma sesekali saja.

Klo boleh tau pekerjaan yang rutin tiap bulan dari biro biasanya menerjemahkan apa, mbak?makasih bnyk.

Macam-macam sih, ada yang situs web, software, dokumen perusahaan.

Aslm,mbak Femmy. Saya mau tanya, saya ingin tau nih mbak, kalau seandainya penerjemah lepas ingin menaikkan tarif di biro penerjemah, bisa nggak mbak? Klo yg saya pernah baca sih bisa, tapi pelan2, ada juga yg bilang tunggu sampai mendapat beberapa order, sebenernya bisa nggak mbak?makasih, sukses ya mbak.

Wa’alaikumsalam. Penerjemah lepas bisa saja meminta kenaikan tarif di biro penerjemah. Memang sebaiknya kita membuktikan dulu kualitas terjemahan kita dalam beberapa order, setelah itu meminta kenaikan tarif. Tapi, tidak semua biro penerjemahan mau mengabulkan permintaan itu. Jadi, jalan lain adalah mencari biro penerjemahan lain yang mau memberi tarif lebih tinggi sejak awal. Kalau kita sudah mendapat banyak order dengan tarif lebih tinggi itu, kita bisa meninggalkan biro penerjemahan yang memberi tarif rendah.

Seandainya mau meninggalkan, gimana caranya, apakah dengan menolak order atau gimana? atau bilang langsung?klo mau minta kenaikan tarif gimana bilangnya ya mbak?paling tidak biar orangnya nggak tersinggung,maaf ya mbak, banyak tanya soalnya aku penasaran banget sama biro terjemahan.

Saat meminta kenaikan tarif, kita bisa bilang bahwa selama ini biro tentu bisa melihat bahwa hasil terjemahan kita baik dan memuaskan, jadi kita mengusulkan agar tarif disesuaikan dengan kualitas terjemahan tersebut.

Kalau mau meninggalkan suatu biro, ini bisa dilakukan dengan meminta kenaikan tarif, dan bila ditolak, kita bisa bilang, terpaksa harus memprioritaskan biro lain yang memberi tarif lebih tinggi.

Makasih banyak mbak paling tidak, ini bisa membuka wawasan saya yang termasuk awam, yang ingin tahu seputar dunia terjemahan, smg Allah Swt memudahkan jalan
kesuksesan bagi kta, amin.

Aslm, Mbak Femmy, Kalo di biro penerjemah bisa nggak penerjemah lepas memberi tarif berbeda2 menurut tingkat kesulitan ordernya/topiknya? Misal: Terjemahan topik umum 25rb, topik keilmuan/hukum 30rb. Seandainya hal itu tidak bisa dilakukan, bagaimana menentukan tarif bagi penerjemah lepas yang termasuk pemula, tapi ingin mencoba di biro penerjemah, tanpa terkesan berlebihan menentukan tarif tapi juga tidak terkesan banting harga. Mungkin Mbak Femmy bisa memberi semacam tips, makasih banyak, mbak.

Wa’alaikumsalam, Nana. Ya, kita bisa memberi tarif berbeda-beda menurut tingkat kesulitan. Pasang saja tarif yang menurut kita sesuai dengan kemampuan kita, tidak perlu memandang pemula atau bukan. Misalnya, penerjemah pemula yang berlatar pendidikan hukum sangat mungkin lebih mampu menerjemahkan teks hukum daripada saya penerjemah berpengalaman tetapi tidak punya latar hukum dan tidak menyukai bidang itu dan jarang menanganinya. Pasang tarif agak tinggi sehingga ada ruang untuk bernegosiasi dengan biro.

Aslm, mbak Femmy,aku mau tanya, klo kirim contoh terjemahan ke biro sebaiknya/idealnya berapa?apa cukup 1 saja?klo lebih dari 1 sebaiknya berapa?makasih.

Kalau anak SMK/SMA sederajat gak boleh ya jadi Freelance Translator, atau kemungkinan diterimanya kecil?

Boleh, asal hasil terjemahannya bagus. Cuma itu syaratnya.

Makasih kak. Cuma gitu deh, susah banget buat PD 😀

Aslm. Mbak Femmy, Aku baca Artikel HPI yang judulnya Menyiapkan CV Penerjemah yang Menarik oleh Dina Begum. Mbak Dina bilang klo melamar jadi penerjemah tidak perlu ijazah, transkrip nilai, atau sertifikat tertentu yang pernah kita dapat, resume saja cukup, apa betul seperti itu mbak? Apa foto diperlukan juga? Bagaimana jika lamaran kita malah dianggap e-mail sampah? mohon bantuannya, thanks a lot,mbak.

Wa’alaikumsalam. Iya, cukup resume saja, beserta contoh terjemahan. Ijazah dan foto tidak perlu. Email lamaran tentu akan diterima dengan baik, tidak akan dianggap email sampah.

assalamualaikum mbak , saya tertarik sekali jadi penerjemah ini untuk menyalurkan kemampuan bahasa inggris saya, tp saya bingung kira2 penerbit ato biro penerjemah mana yang butuh lowongan, kira2 untuk cari2 lowongan penerjemah sendiri harus gimana ya mbak? nuhun, wassalamualaikum

Wa’alaikumsalam. Semua penerbit yang menerbitkan buku terjemahan pasti membutuhkan penerjemah lepas, jadi silakan mengirim lamaran ke penerbit-penerbit tersebut. Penerbit yang sedang mencari penerjemah baru secara khusus kadang mengumumkan lowongan ini di forum penerjemah, seperti milis Bahtera atau grup HPI di Facebook, jadi ada baiknya bergabung dengan forum seperti ini dan memantau kalau-kalau ada pengumuman lowongan.

Mbak Femmy mau nanya, yang paling cepat mendapat tanggapan oleh penerbit 2x. lamaran dikirim lewat kantor pos atau lamaran lewat Email ? thanks

Maaf, saya tidak tahu karena belum pernah mencoba membandingkan. Tebakan saya sih, lebih cepat lewat email, tapi ya cuma tebakan saja.

Sebelumnya terimakasih atas info yg dishare, saya ingin sekali menjadi penerjemah bahasa jepang sesuai dengan bidang yg saya tekuni, saya sedang mencari pekerjaan dan saya ingin mengajukan hasil terjemahan, tapi saya sering kesulitan menemukan buku/ novel yg bisa untuk saya terjemahkan, apakah ada saran dimana saya mencarinya atau ada alamat web khusus dimana saya bisa menguduh novel2 bahasa asing dengan mudah dan tanpa biaya? Terimakasih mohon sarannya.

Saya tidak tahu soal materi bahasa Jepang, tetapi mungkin kiat yang dimuat di artikel ini dapat membantu: https://femmys.wordpress.com/terjemahanku/cara-menjadi-penerjemah/tj-contoh-terjemahan/

semenjak saya suka dan mendapat nilai bagus dlm bidang bahasa , saya ingin menjadi penerjemah. Apalagi membaca artikel ini semakin mantap hati saya. terima kasih

Terima kasih sudah membaca artikel ini. Semoga cita-cita menjadi penerjemah segera terwujud, ya.

Dear Mbak Femi, salam kenal :). kebetulan saya lagi cari2 lowongan sebagai penerjemah lepas, dan ketemu artikel ini. 🙂
saya sudah dua tahun kerja kantoran, dan menerjemahkan dokumen, kebanyakan deskripsi paten, dan saya minat banget buat jadi penerjemah lepas mba. saya mau tanya, untuk kirim cv ke penerbit, ga harus nunggu penerbitnya buka lowongan ya? tapi bisa kirim langsung?

—thank you :)–

Boleh kirim langsung saja, tidak usah menunggu lowongan. Semoga berhasil!

Halo.. Saya sangat ingin menjadi translator english-indonesia untuk fiksi/non fiksi dan ingin melamar ke Gramedia. Apa mba Femmy punya informasi bagaimana cara melamar kesana? trims.

Saya kutipkan tulisan salah seorang editornya di Goodreads:

“Halo rekan2 sekadar share ya.. Kebetulan saya ada di HR Grup Penerbitan Kompas Gramedia.. Yang ingin jadi penerjemah umumnya bisa kirim CV dan contoh hasil Translate nya ke recruitment@gramediapublishers.com nanti dari HR bisa bantu forward ke penerbitan yang membutuhkan..

Kalau mau proses yg lebih cepat: Karena kami dalam satu grup ada banyak penerbitan (misal: comic, novel, literature, cll) ada baiknya rekan2 sdh tau dulu nih gaya terjemahannya cocoknya dengan penerbit yang mana. Terus silahkan dibuka websitenya dan biasanya disana ada alamat email langsung ke redaksi terkait.

Dan yang perluu diketahui; 1. Biasanya tiap penerbit uda punya penerjemah langganan, jadi portfolio rekan-rekan harus dibuat se OK mungkin 2. Rate tiap penerbit beda2 yaa jadi jgn disamaratakan 🙂

Semoga cukup membantu, kalau masih mau bertanya lebih lanjut boleh ke twitter saya ya @Miss_Mapple :))”

Mbak Femmy saya pernah membaca artikel yang menulis bahwa penerjemah ‘nakal’ tidak mencantumkan foto dirinya, jika saya mengirim lamaran penerjemah tanpa ijazah, foto dll, apakah nantinya tidak malah dianggap ‘nakal’ alias mencurigakan?Di sisi lain Mbak Dina Begum menulis lamaran penerjemah tidak perlu ijazah, foto dll, makasih mbak.

Saya lebih sepakat dengan Mbak Dina Begum. Saya tidak terlalu paham mengapa tidak mencantumkan foto diri dianggap “nakal”.

assalam.. Kak femmy it’s really nice to see ur blog :-D.. salam kenal nama saya ani sy dari makassar dan fresh graduated jurusan bahasa inggris dri maret kemarin.. hehe. Dari smp saya kepengen jadi ahli byk bahasa, krna pada dasarnya hobby saya nonton film kak, baik itu drama korea, jepang, cina sampai western movie. sebenarnya selain bahasa inggris sudah 3, 4 tahun ini saya fokus mempelajari bahasa korea, mandarin, jepang tp masih lewat otodidak sih kak, cuma lewat modal buku-buku kamus dan drama serta film, selain itu kak femmy aku punya target menguasai bahasa lain supaya bisa jadi penerjemah yang handal, maka dari itu kak saya mau nanya, Gimana cara merintis karir sebagai penerjemah lepas tp yang diterjemahin teks film2 luar. mohon direply yah kak saran dan informasinya.. melalui emailku harfianihasan@gmail.com aku tunggu loh kak femmy balasannya, terima kasih wassalam

Wa’alaikumsalam. Salam kenal juga.

Untuk menerjemahkan tayangan bioskop, mungkin harus menghubungi distributor film bioskop di Indonesia, yang mengimpor film itu. Untuk menerjemahkan tayangan televisi, setahuku harus menghubungi stasiun televisi. Untuk menerjemahkan tayangan di televisi kabel, coba perhatikan pada akhir tayangan acara, perusahaan apa yang menerjemahkannya. Catat dan cari info tentang perusahaan tersebut di internet, lalu layangkan lamaran ke sana. Setahu saya ada beberapa perusahaan yang menerjemahkan untuk tayangan televisi kabel, seperti SDI Media dan i-Yuno. Untuk menerjemahkan tayangan di DVD, coba melamar ke perusahaan subtitling (salah satunya adalah Softitler).

thanks a lot advise nya kak hehe

Aslm. Mbak Femmy, boleh nggak ya klo ngirim lamaran ke biro penerjemah tapi tidak menggunakan KTP? Makasih mbak?

Wa’alaikumsalam. Selama ini saya belum pernah melamar sebagai penerjemah lepas dengan menggunakan KTP. Tapi biasanya saya melamar ke penerbit atau ke agen penerjemah asing. Ngga tahu ya kalau ke biro penerjemah lokal. Untuk pastinya sih, tanyakan saja ke biro penerjemah yang hendak dilamar.

Mbak,klo melamar ke biro menggunakan KTP yg udah expired boleh nggak? Klo bisa kan lumayan, bisa irit waktu & biaya hehehe…

Kalau prinsip saya pribadi sih, coba aja. Kalau ngga dicoba, ngga bakal tahu. Tapi ya itu pemikiran saya, bukan pemikiran orang biro yang bakal menerima lamaran Nana. Bisa saja orang itu berbeda pendapat soal KTP. Silakan ditimbang-timbang saja antara irit waktu/biaya dan risiko ditolak gara-gara KTP.

Aslm. Mbak Femmy, menurut pengalaman mbak Femmy bagaimana caranya membagi waktu dengan baik, jika insyaAllah suatu saat saya menjadi penerjemah tetap di lebih dari satu biro, misal 5 biro & apa saja yang harus saya persiapkan atau paling tidak yang harus saya ketahui?Terimakasih banyak, smg sukses selalu.

Wa’alaikumsalam. Ketahui kecepatan menerjemahkan kita, ketahui bidang-bidang yang kita kuasai dan tidak kita sukai, miliki sistem pencatatan tenggat yang baik (mis. kalender, file Excel, atau yang lain), jangan terima pekerjaan lebih dari yang kita mampu tangani. Semoga sukses yaaa…

Amiiin, terimakasih banyak. Sukses jg ya bwt mbak Femmy.

[…] jadi teringat saran dari mbak Femmy di blognya bahwa sebaiknya saya sebagai memulai dulu sebagai penerjemah kantoran sebelum terjun menjadi […]

[…] jadi teringat saran dari mbak Femmy di blognya bahwa sebaiknya saya sebagai memulai dulu sebagai penerjemah kantoran sebelum terjun menjadi […]

mba femmy, saya udah daftar di proz.com tapi saya bingung dengan prosedurnya, mohon diberi pencerahan…saya sangat menyukai bidang penerjemah juga sudah pernah mencoba menterjemah, alhamdulillah saya dibilang memiliki skill untuk menterjemah, saya mau jadi freelance tapi bingung caranya..trims mba, mohon dijawab..

Di ProZ, kita bisa meminta dikirimi email pemberitahuan setiap kali ada agen yang posting proyek penerjemahan Inggris-Indonesia. (Cara berlangganan email ini coba dicari sendiri di situsnya ya. Saya nggak ingat, soalnya sudah lama.) Saat kita menerima email seperti itu, kita bisa kirim tawaran harga dan waktu kepada agen. Tetapi, saya sendiri jarang ikut dalam penawaran ke agen di ProZ karena sudah punya klien sendiri. Jadi, sebenarnya saya tidak bisa terlalu banyak membantu soal ProZ. Kalau mau, coba tanya ke forum penerjemah seperti HPI atau Bahtera, supaya pengguna ProZ bisa membantu.

Di situs ProZ sendiri, setahu saya, ada banyak artikel tentang cara merintis karier sebagai penerjemah freelance. Coba dibaca-baca sebagai bahan pembelajaran. Coba baca juga artikel ini: http://dinabegum.com/2013/07/27/tips-menjadi-penerjemah-internasional/

mbak femmy, langkah awal memulai sebagai penerjemah apakah harus melamar ke penerbit buku??

Tidak harus. Masih banyak jenis penerjemah selain penerjemah buku. Silakan baca http://dinabegum.com/2013/07/27/tips-menjadi-penerjemah-internasional/

Assalamu’alaikum
Mba femmy, umur sy sdh 21 tahun. Sempat kuliah tp hanya sampai semester 5. Kalau sy pgn jd penerjemah tp ijazah sy hanya Madrasah Aliyah saja itu berpengaruh tdk ya mba? Terimakasih.

Wa’alaikumsalam. Qisthi, dalam hal melamar sebagai penerjemah, yang penting adalah mampu menghasilkan terjemahan yang baik. Dulu saya mulai menerjemahkan saat masih kuliah tingkat dua. Berarti belum sarjana, baru lulusan SMA. Namun, saya berhasil lolos tes yang diberikan oleh penerbit, sehingga penerbit memercayakan penerjemahan buku mereka kepada saya, dan alhamdulillah, kepercayaan itu masih berlanjut hingga sekarang.

Silakan lihat juga tanya-jawab lain di TJ Penerjemah Umum, TJ Contoh Terjemahan, dan TJ Mengirim Lamaran yang tautannya terletak di kolom kanan.

asslamualaikum mba…
salam kenal saya fitri, sya sangat tertarik dengan penerjemah saya ingin mencobanya mba, untuk menjadi penerjemah apa yang harus saya lakukan pertama kali mba, saya masih pemula..
mohon bantuannya dan sarannya.

Pastikan kita sudah menguasai bahasa sumber dan bahasa sasaran dengan baik, lalu berlatih menerjemahkan sendiri. Kalau sudah yakin bahwa kemampuan kita sudah bisa menghasilkan terjemahan yang baik, layangkan lamaran ke penerbit.

Untuk penerjemahan Inggris-Indonesia, bisa berlatih di http://latihanterjemah.wordpress.com

salam kenal mba femmy
saya wiwik, saya senang belajar bahasa asing, hanya dulu sempat berpikir keahlian bahasa itu sebagai side skill saja, baru belum lama ini ingin menjadikan side skill tersebut menjadi pekerjaan utama dan menjadi seorang penerjemah profesional terutama interpreter, tujuan saya ingin menjadi interpreter di acara konferensi internasional
selain bahasa apa saja yang harus saya siapkan untuk menjadi seorang interpreter konferensi, berhubung latar belakang saya adalah S1 kimia

Salam kenal, Mbak Wiwik. Saya penerjemah tulis, bukan juru bahasa, jadi tidak bisa membantu. Kedua bidang ini, meski sama-sama melibatkan pengalihan bahasa, memerlukan keterampilan yang berbeda. Mungkin Mbak Wiwik bisa bertanya di milis Bahtera atau grup HPI di Facebook, yang beberapa anggotanya adalah juru bahasa konferensi yang berpengalaman.

salam kenal mba femmy. aku mau nanya . kan aku masih SMA nih kira-kira bisa ngga gitu mba nyambil menggeluti dunia terjemah? makasih

Salam kenal juga. Saya salin jawaban dari TJ Penerjemah Umum ya: “Boleh. Yang penting, mampu menghasilkan terjemahan yang baik. Dulu saya mulai menerjemahkan saat masih kuliah tingkat dua. Berarti belum sarjana, baru lulusan SMA. Namun, saya berhasil lolos tes yang diberikan oleh penerbit, sehingga penerbit memercayakan penerjemahan buku mereka kepada saya.”

Kalau berminat menerjemahkan novel, silakan berlatih di blog Latihan Menerjemahkan Novel dan menilai sendiri kemampuan, apakah sudah memadai untuk melayangkan surat lamaran ke penerbit.

Halo mbak dan salam kenal (=w=)/
ane baru saja lulus SMK dan mau mengirimkan CV ke beberapa penerbit untuk menjadi penerjemah lepas, hanya saja nilai ane masih belum turun. Apa dalam mengirimkan CV kita tidak perlu mengirimkan lampiran nilai akademis kita dan cukup dengan sampel/contoh terjemahan saja?

Terima kasih buat jawabannya yah~

Salam kenal juga 🙂 Silakan saja mengirim lamaran. Yang penting, contoh terjemahannya harus bagus ya.

Makasih mbak 🙂
Rasa ragu pasti tetap ada tapi bismillah aja moga ada rezeki di sini

Maaf kak. Mau tanya, kalau mau melamar freelance penerjemah di gramedia itu emailnya apa ya ? Saya cari di internet kok adanya yang buat kirim naskah ya ?
Thanks before

Bisa ke alamat email umum penerbit, nanti sekretaris yang memantaunya akan meneruskan email itu ke editor yang menangani lamaran penerjemah. Atau, bisa juga buka akun medsos Gramedia (FB, Twitter, digugel saja), lalu tanya ke adminnya.

[…] Beberapa blog yang sering saya kunjungi di antaranya blog-nya Mbak Dina Begum. Yang menarik di blognya adalah beliau juga “mengumpulkan” link alias tautan ke blog para penerjemah dan editor senior yang bisa dilihat di sini. Dan selain blog-nya Mbak Dina Begum, saya juga sering menyambangi blog-nya Mbak Femmy Syahrani. […]

Maaf,,saya ijin copy.thanks

Halo kak, nama saya fathya. Saya pelajar SMA tapi saya memiliki minat untuk menerjemahkan cerpen atau novel. Apa ada kemungkinan saya bisa diterima kalau melamar ke penerbit2? Sebaiknya apa yg saya lakukan? Terimakasih

Sebaiknya buat contoh terjemahan yang baik. Kalau contohnya bagus, penerbit tentu akan mempertimbangkan memberi order, apa pun tingkat pendidikan kita.

Halo mba femmy, salam kenal. Mba saya mau nanya nih. Saya uda sekitar satu setengah tahun jadi penerjemah lepas di sebuah penerbit. Biasanya dapat tawaran naskah 2-3 bulan sekali, atau kadang malah back-to-back. Tapi ini sudah sekitar 5 bulan belum ada penawaran lagi mba. Kalo misal saya tanyakan ke pihak editornya atau minta naskah itu pantes gak sih mba? Tolong bantu jawab ya mba, makasih 🙂

Iya, ditanyain aja. Ngga apa-apa. Bilang aja misalnya, kita siap bantu kalau ada naskah yang perlu diterjemahkan. Atau, mohon masukan kalau ada hal-hal yang perlu ditingkatkan.

Assallamualaikum mba Femmy
baru” ini saya tertarik untuk menjadi penerjemah lepas & saya ingin menjadi penerjemah lepas untuk profesi sampingan saya sembari saya kuliah cuma yang menjadi permasalahan kemampuan bahasa Inggris masih pas”an atau bisa dibilang masih pemula..kira” apa bisa ya saya menjadi penerjemah lepas? soalnya saya tertarik sekali selain saya ingin bekerja sekaligus untuk belajar demi memperkaya kosakata bhs Inggris

Wa’alaikumsalam. Untuk menjadi penerjemah, kita harus menguasai bahasa Inggris dengan sangat baik, agar bisa memahami maknanya dan menuangkannya dalam bahasa Indonesia dengan tepat. Jadi, kalau kemampuan bahasa Inggris belum memadai, asah terus dengan banyak membaca dan banyak menonton film/televisi. Selain itu, bisa coba latihan di http://latihanterjemah.wordpress.com untuk mengukur sendiri kemampuan.

Terima kasih banyak atas info yang sangat bermanfaat !.

apakah penerjemah pun perlu aplikasi tertentu seperti MemoQ ?

Program terjemahan seperti MemoQ atau Trados bermanfaat kalau kita sering menerjemahkan materi yang berulang, misalnya sering menerjemahkan surat-surat seperti akta kelahiran, surat nikah, kontrak. Juga wajib punya jika klien menggunakan program tersebut. Kalau untuk menerjemahkan novel, misalnya, tidak perlu.

Usia saya menjelang 75 tahun, tahun depen akan mengakhiri tugas saya sebagai dosen di perguruan tinggi swasta, dengan kompetensi Marine Engineering. Untuk mengisi waktu luang, saya berminat untuk menjadi penerjemah freelance. Bagaimana peluangnya? Terima kasih.

Saya rasa tidak ada halangan bagi siapa pun untuk terjun ke dunia penerjemahan pada usia berapa pun. Dicoba saja, Pak. Pengalaman di dunia lain bisa jadi bermanfaat jika kebetulan memperoleh materi terjemahan dari bidang serupa.

Sebagai tambahan rujukan, artikel berikut ini bisa dibaca-baca:
* http://www.hpi.or.id/wp-content/uploads/2013/11/2013-Kiat-Menjadi-Penerjemah-Sukses-Rev07-07-13-Full-Version.pdf
* http://adeindarta.com/2009/04/04/memasarkan-jasa-penerjemahan-di-pasar-internasional-sebuah-tantangan-pemasaran-via-internet/

Yth. Mbak Femmy, Terima kasih atas responnya. Dan kiriman artikel nya sangat bermanfaat untuk saya. Saya sudah mendaftar di Proz.com dan bergabung di beberapa komunitas penerjemah freelance, untuk berusaha memahami apa dan bagaimana dunia penerjemahan. Sekali lagi, terima kasih. Salam, Hadie Rijanto

Sent from my iPad

>

Terima kasih, mb Femmy, saya memang sedang berusaha. Artikel tsb. tentu bermanfaat, dan komennya juga menambah semangat. Saya akan mengkhususkan penerjemahan buku teks di bidang studi saya saja.

Mb femmy . Saalm knal my name is reny . Saya mau tanya . Saya bukan org yg kuliah jurusan bhasa tetapi saya ingin jdy penerjemah .? Apakah boleh sekian trimakasih

Saya salin jawaban dari TJ Penerjemah Umum ya:

Boleh. Yang penting, mampu menghasilkan terjemahan yang baik.

Memang banyak penerjemah yang berasal dari latar belakang nonbahasa, dan “tersesat” ke bidang penerjemahan ini, termasuk saya juga. Dulu saya kuliah jurusan Teknik Kimia, tetapi memang sejak kecil menyukai bahasa dan buku.

Kalau tertarik membaca tentang pengalaman serupa penerjemah lain, ada bukunya lho. Judulnya Tersesat Membawa Nikmat, ditulis oleh anggota milis Bahtera. Informasinya bisa dilihat di sini.

Halo mba Femmy,
Salam kenal, saya Cat.
Ingin mencoba mjd translator freelance krn pekerjaan marketing saya skrg kurang mendukung 😦
Boleh minta rujukan penerbit mana yg bisa dicoba untuk pemula sprti sy?

terima kasih a/ bantuannya.

Salam kenal juga, Cat. Asal hasil terjemahan bagus, semua penerbit pasti mau bekerja sama dengan kita. Jadi, silakan layangkan lamaran ke penerbit mana saja yang diminati, dengan bersenjatakan sampel terjemahan sebaik-baiknya.

Aslm, Mbak Femmy. Saya suka banget menerjemahkan artikel kesehatan, mau tanya, klo nama institusi atau yayasan diterjemakan ke bhs indo nggak? contoh:The National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases, Lupus Foundation of America. Lalu kata inflammation, lebih tepat diterjemahkan peradangan atau inflamasi?Karena kalau saya sendiri langsung saya terjemahkan peradangan,maksud saya agar memudahkan pembaca,bagaimana mbak?mohon saran, terimakasih.

Nama institusi bisa dibiarkan sebagaimana aslinya, bisa diterjemahkan, bisa juga ada versi asli dan diikuti terjemahan dalam tanda kurung. Tergantung tujuan artikelnya.

Penerjemahan istilah kedokteran tergantung pada pembaca sasaran. Jika pembacanya umum, lebih baik cari istilah yang lebih sering digunakan di masyarakat umum. Jika pembacanya mahasiswa kedokteran atau kalangan dokter, bisa menggunakan istilah lebih teknis.

Saya ikutan dapat pengetahuan baru. Terima kasih. Kalau tergantung pada pembaca sasaran, misalkan artikel teknologi dengan pembaca sasaran “awam teknologi”, apa itu yang dimaksud localization?

Salam, Hadie

Localization adalah proses penyesuaian suatu produk dengan negara atau wilayah tertentu, yang biasanya melibatkan penerjemahan. Misalnya, produk elektronik diterjemahkan buku manualnya, atau bahkan antarmukanya.

Hai mbak Femmy, saya sungguh telat baru baca laman blogmu. Oh ya, saya ada beberapa pertanyaan nih mbak terkait portfolio untuk melamar jadi translator.
1. Apakah hasil terjemahan yang dilampirkan harus satu saja? Soalnya saya punya interest di non fiksi, khususnya children literature dan novel (atau cerpen). Keduanya kan punya ciri khas masing2…
2. Apakah ejaan, pemenggalan kata/kalimat, dan EYD hasil terjemahan bakal ikut jadi bobot penilaian?
3. Buat proyek terjemahan, apakah sekali selesai, selesai? (Maksudnya, apakah saat editing, baik bahasa atau konten, kita sbg translator tetap dilibatkan?)
Terima kasih! Sehat selalu ya mbak 🙂

Halo, Mas Fahmi. Saya coba jawab pertanyaannya ya.

1. Hasil terjemahan boleh saja dilampirkan lebih dari satu, kalau penerbit yang dituju memang menerbitkan jenis buku yang dimaksud.Tidak masalah.

2. Ya, itu akan berpengaruh juga pada penilaian.

3. Menurut pengalaman saya, pada umumnya penerjemah tidak dilibatkan lagi dalam proses penyuntingan. Tetapi, saya hanya pernah menerjemahkan untuk Gramedia dan Mizan. Saya tidak tahu proses penyuntingan di penerbit lain.

Selamat siang ibu, saya sudah kuliah sastra inggris penerjemah semester 4 tapi saya sama sekali belum mendapat pekerjaan sebagai translator. saya ingin mencoba sebagai freelance translator. kira – kira ada situs untuk translator lepas?

[…] senior penerjemah ugi anggota HPI (Himpunan Penerjemah Indonesia), monggo dipunwaos kanthi setiti: https://femmys.wordpress.com/terjemahanku/cara-menjadi-penerjemah/ […]

Populer banget blognya. Sampai panjang komentarnya. Tahniah!

Halaman satu ini aja yang populer, hehe.

Hai mbak femmy. Namaku mei, dn ak mau tau mbak, kira-kira kalau kita enggak ad kenalan di penerbitan ada kemungkinan enggak lamaran kita d terima?
Hihihi, soalny ak pengen banget jadi penerjemah, tapi dari rata2 orang yang prnh aku tanyain, mrka pada bilng kalau mrka rata2 punya kenalan di penerbitan. Dn ak juga cm bermodalkan suka sm bahasa dn baca buku. Ak juga belum ad pengalaman sama sekali.

Kalau contoh terjemahan kita bagus, lamaran kita pasti diterima. Masalahnya, apakah editor sempat membaca contoh terjemahan itu? Soalnya pekerjaan editor di penerbit itu banyak sekali dan mereka belum tentu bisa dengan cepat memeriksa contoh terjemahan yang masuk. Supaya contoh terjemahan langsung diperhatikan, memang tidak ada ruginya kalau kita kenal editornya. Coba ikuti forum/milis/grup FB/twitter untuk buku tertentu atau penerbit tertentu atau milik editor penerbit untuk berkenalan dengan mereka.

Saya sendiri dulu memang dikenalkan dengan editor di penerbit, sebelum mulai menerjemahkan untuk mereka.

Oh makasih ya informasi ny mbak femmy. 😊

Salam kenal,
Nama saya nurul. Saya ingin menjadi penerjemah bahasa inggris-indonesia dan sebaliknya. Akan tetapi saya adalah lulusan pendidikan matematika. Saya belum pernah ikut kursus/kegiatan bimbingan mengenai menerjemahkan bahasa inggris. Pada waktu kuliah, ada beberapa buku-buku pelajaran yang bahasa pengantarnya bahasa inggris. Saya sering menerjemahkannya agar lebih mudah dipelajari. Saya juga sering membantu beberapa rekan untuk menerjemahkan jurnal-jurnal berbahasa inggris. Oleh karena itu, saya ingin menjadi penerjemah walaupun saya tidak mempunyai pengalaman selain semasa kuliah. Apa yang harus saya lakukan ? Mohon saran dan bimbingannya.

Terima kasih.

Coba kerjakan latihan di blog http://latihanterjemah.wordpress.com lalu nilai sendiri kemampuan menerjemahkan berdasarkan ulasan dalam blog tersebut. Kalau hasil terjemah sudah baik, langsung saja kirim lamaran ke penerbit. Kalau belum, tingkatkan dulu kemampuan penerjemahan dengan memperbanyak kegiatan membaca dan latihan menerjemahkan.

Assalamuaikum, Mbak Femmy. Ada yang ingin saya tanyakan. Saya mendapat tes dari sebuah biro penerjemah di Jakarta. Tes sudah saya kerjakan dan kirimkan. Lalu pihak biro tersebut menanyakan tarif terjemahan per kata, saya pun sudah menjawabnya. Namun setelah saya menjawab tentang tarif itu, belum ada tanggapan apapun dari biro tersebut. Apakah saya perlu memfollow up 2 minggu setelah saya kirimkan jawaban tarif tersebut atau saya menunggu saja order dikirimkan kepada saya. Selain itu, pihak biro juga tidak mengatakan akan mengirimkan order jika ada. Apa yang harus saya lakukan mbak? Mohon bantuannya. Terimakasih banyak. Semoga mbak Femmy sehat sukses selalu, amin.

Wa’alaikumsalam. Ya,coba saja ditindaklanjuti, supaya lebih jelas statusnya. Semoga sukses ya.

Termakasih banyak mbak Femmy. Alhamdulillah pihak biro sudah menanggapi namun ternyata order yang diberikan, saya tidak bisa menguasai materinya yang berupa surat resmi, selain itu pihak biro menawar tarif dengan harga yang jauh di bawah harga yang umum berlaku di pasaran, sehingga ordernya batal, namun saya coba menawarkan kalau ada order dengan materi yang lebih bisa saya kuasai saya bersedia mengerjakan namun dengan tarif yang sedikit lebih tinggi daripada yang ditawar pihak biro. Saya coba lamar ke biro-biro penerjemah tapi yang saya temukan mayoritas mereka memberikan tarif yang sangat rendah untuk penerjemah lepas yaitu Rp 15000 per halaman hasil. Sebenernya sedih banget penghargaan untuk penerjemah lepas sangat memprihatinkan. In sha Allah di masa depan kondisinya jauh lebih baik, Amiiin ya rabbal alamin. Sehat dan sukses terus buat Mbak Femmy.

Tampaknya, kalau mau mendapat tarif tinggi dalam negeri, harus langsung ke klien. Atau, mungkin bisa dicoba melamar ke biro penerjemah luar negeri yang tarifnya lebih tinggi.

Assalamualaikum Mbak Femmy. Mau tanya, gimana caranya menghitung tarif per kata dari file yang berupa gambar seperti pdf, jpg, dll. Karena kan kalau filenya berupa tulisan dalam bentuk gambar seperti itu kan tidak bisa dihitung dengan Word Count Microsoft Word? Apakah ada cara untuk mengakali dan mengatasinya? Mohon bantuan.Terimakasih banyak.

Wa’alaikumsalam. Pertama-tama coba lakukan OCR (optical character recognition) pada file tersebut agar dapat dikonversi menjadi file Word biasa. Kalau itu tidak berhasil, terpaksa melakukan perhitungan sampling. Misalnya, hitung jumlah kata di beberapa baris, hitung jumlah baris di halaman tersebut, lalu hitung perkiraan total jumlah katanya.

Assalamualaikum mbak Femmy. Mbak, saat negosiasi harga degan klien via e-mail bolehkah kita mencantumkan tautan/link hasil survey harga yg kita dapatkan agar klien mengetahui harga di pasaran dan/atau agar klien mengetahui harga yang kita minta masih lebih terjangkau daripada harga yang juga tergolong umum berlaku di pasaran namun harganya sedikit lebih tinggi dari yang kita minta agar klien dapat membandingkan, namun tentunya perbandingan ini sama sekali tidak bermaksud untuk menyinggung atau merendahkan pihak lain yang dijadikan perbandingan. Bolehkah jika seperti itu? Mohon bantuan. Terimakasih banyak.

Wa’alaikumsalam. Kalau klien lokal, saya kadang memberitahukan tarif acuan HPI kepada klien. Jadi, saya rasa boleh juga merujuk hasil survei. Mudah-mudahan negosiasinya lancar ya.

Dear Mbak Femmy,

Saya mendapat tawaran penerjemah dari salah satu penerbit, setelah saya mengikuti tes. Namun saya bingung soal negosiasi terutama untuk besar tarif penerjemah lepas dan waktu pengerjaan karena saya belum memiliki pengalaman sama sekali. Apakah ada situs khusus yang bisa dijadikan acuan sehingga saya bisa bernegosiasi dengan semestinya dengan pihak penerbit?

Terima kasih

Assalamuaikum mbak Femmy.Saya mendapat balasan atas lamaran penerjemah lepas yang saya kirimkan ke sebuah biro penerjemah di Jakarta. Isinya begini: “Terimakasih telah menghubungi kami. Bila berkenan saya akan masukkan ke grup WAG OPEN (Order Penerjemah) bergabung sebagai penerjemah freelance”. Jika saya setuju, pantaskah jika saya bertanya tentang tarif di biro tersebut? Karena menurut pengalaman saya tarif yang ada di price list dengan tarif sesungguhnya biasanya benar-benar berbeda, dalam arti tarif untuk penerjemah freelance biasanya sangat rendah. Atau pantaskah jika saya beritahukan tarif saya dan informasi lain seperti pengalaman menerjemahkan, lamanya pengerjaan, dll? Bagaimana mbak? Mohon sarannya, semoga sehat dan sukses selalu buat Mbak Femmy.

Wa’alaikumsalam, Mbak Trias. Ya, sebaiknya tarif didiskusikan sejelas-jelasnya dengan biro tersebut, agar tidak menjadi masalah di kemudian hari. Semoga sukses.

Kalo masih smp cara nya gimana ya??(cuman buat sidejob)

Coba latihan di latihanterjemah.wordpress.com, periksa apakah kualitas terjemahan kita sudah cukup baik. Setelah itu, silakan ikuti petunjuk dalam artikel di atas untuk melamar ke penerbit.

Aslm, Mbak Femmy. Ada yg ingin saya tanyakan berikut ini:1. Kalau terjemahan per kata cara menghitungnya gimana? karena ada yang bilang 1 hal A4 = 200-300 kata, ada yg bilang 1 halaman A4 = 250-300 kata, sebenernya cara menghitung yg bener gimana mbak?
2. Menurut pengalaman/pengetahuan Mbak Femmy, berapa kisaran harga terjemahan buku? Apakah berbeda harga terjemahan novel dengan buku? Mohon penjelasan, terimakasih banyak.Semoga Mbak Femmy selalu sehat & sukses.

Oh ya mbak, ada yg saya lupa, kalo ingin diterima sebagai penerjemah buku syaratnya apa?terimakasih banyak bantuannya.

Wa’alaikumsalam.

1. Perhitungan 1 halaman A4 = sekian kata itu sebenarnya untuk perkiraan saja, guna mendapat gambaran volume pekerjaan. Jadi silakan pakai angka yang mana saja.

Kalau untuk perhitungan tarif per kata, perhitungannya berdasarkan file sumber dengan memakai komputer, misalnya dengan fitur Word Count di MS Word atau fitur analisis di CAT Tool.

Kalau naskah sumbernya bukan berupa file dan tidak bisa dihitung katanya, biasanya tarifnya per halaman jadi atau per karakter terjemahan, bukan per kata naskah sumber.

2. Sekarang ini sekitar Rp10-20 per karakter terjemahan. Tarif novel dan buku sama saja.

3. Syarat menjadi penerjemah buku hanya satu: mampu menghasilkan terjemahan yang baik.

Maaf kalo Rp 10-Rp 20 per karakter itu kisaran tarifnya berapa mbak?karena saya belum ada pengalaman menerjemahkan buku sama sekali lebih sering menerjemahkan academic translation seperti jurnal, baru pertama kali coba lamar ke penerbit buku ilmiah. Bagaimana caranya menghitung tarif per karakter seperti itu?Terimakasih banyak.

Untuk menghitung jumlah karakter, gunakan fitur Word Count di MS Word. Coba buka salah satu file Word, lalu bisa dilihat satu halaman berisi berapa karakter, lalu dikalikan tarifnya. Nanti ketahuan berapa tarif per halaman.

Assalamualaikum Mbak Femmy. Saya mendapat surat balasan dari salah satu biro penerjemah di bandung yg isinya kurang lebih bahwa saya akan dihubungi bila ada order yg sesuai dengan pengalaman saya. Yg saya tanyakan saya harus bilang seperti apa supaya nggak terkesan ngarep atau lebay namun dapat menunjukkan bahwa saya antusias dengan biro tersebut? Apakah boleh jika saya bilang “saya harap saya dapat memberi kontribusi pada agensi terjemahan anda terkait dengan minat saya pada academic translation,khususnya di disiplin ilmu Biologi. Saya juga berminat mempelajari disiplin ilmu yg lain,contohnya kedokteran”. Bagaimana menurut mbak Femmy? Mohon sarannya terima kasih banyak.Semoga Mbak Femmy selalu sehat & sukses.

Mbak Femmy, terima kasih atas informasinya. Saya ingin bertanya. Seberapa sering Mbak Femmy mendapat job dalam sebulan? Dan apakah Mbak Femmy rutin mengajukan diri atau justru lebih sering dihubungi oleh klien? Terima kasih.

Untuk pekerjaan nonbuku, ada beberapa agensi penerjemahan yang cukup rutin memberi pekerjaan kepada saya, jadi setiap bulan biasanya ada belasan tugas yang saya terima. Saya hampir tak pernah melamar ke agensi. Biasanya saya memperoleh klien baru melalui referensi teman.

Untuk penerjemahan buku, saya paling-paling mengerjakan 1-2 buku per tahun, untuk penerbit atau teman penulis.

Aslm,mbak Femmy.Saya mau tanya,apakah mbak Femmy pernah menerjemahkan topik kedokteran dari inggris ke Indonesia? Apakah jika kita menerjemahkan topik kedokteran dari inggris ke Indonesia harus diterjemahkan memakai bahasa indonesia atau tetap dalam bahasa inggris?misalnya kata tubulopathy,apakah tetap ditulis tubulopathy,meskipun terdapat padanan kata tersebut dalam bahasa indonesia yaitu tubulopati?bagaimana mbak?mohon saran,terimakasih banyak,sehat & sukses selalu buat mbak Femmy.

Wa’alaikumsalam, Mbak Trias. Saya pernah menerjemahkan topik kedokteran. Biasanya istilah seperti itu saya serap ke dalam bahasa Indonesia, atau menggunakan padanannya. Tetapi, saya juga berusaha memastikan bahwa istilah tersebut memang digunakan di kalangan dokter, dengan merisetnya di internet. Kalau ternyata istilah padanan atau serapan Indonesia itu tidak digunakan, biasanya saya pertahankan istilah Inggrisnya.

hai mb…
saya ini lagi bingung. saya ingin jadi penerjemah. rencana saya mau ambil jurusan sastra inggris bidang penerjemah.
tapi beberapa tmn kasih masukan. lebih baik saya ambil FKIP bhs.inggris aja. jadi bisa jadi guru dan penerjemah nantinya. apa benar begitu?
klo saya ambil FKIP, apa bekal saya itu cukup sbg penerjemah?
demikian pertanyaan saya. terima kasih.

Saya tidak tahu apa bedanya kurikulum di jurusan Sastra Inggris yang biasa dan yang bidang penerjemah, jadi tidak kompeten untuk menjawab pertanyaan Dian. Saya kira, jurusan dengan kekhususan di bidang penerjemahan tentu bermanfaat, tetapi kalau mengambil jurusan umum, Dian tetap bisa menjadi penerjemah.

Saya sendiri sarjana Teknik Kimia, tetapi tetap bisa menjadi penerjemah. Asal menguasai bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dengan baik, memahami materi yang diterjemahkan, dan mampu menghasilkan terjemahan yang baik, siapa saja bisa menjadi penerjemah. Untuk mengetahui apakah terjemahan kita sudah baik, bisa coba latihan di http://latihanterjemah.wordpress.com

mbak, salam kenal ya, saya Ai.. saya kebetulan sedang mencari loker sbg translater.. nah, saya mau tanya mbak,, kalo misalkan saya tiba2 melamar ke penerbit buku sbg translater, sementara penerbit buku tsb tdk mengadakan lowongan kerja, apakah tdk masalah?

Tidak masalah. Apalagi kalau contoh terjemahannya bagus, editor pasti senang mendapat penerjemah baru yang bagus.

Bagaimana dengan menerjemahkan buku cerita anak?apakah ada penerbit khusus untuk ini..terimakasih jawabannya.

Kita bisa melamar menjadi penerjemah buku cerita anak kepada penerbit yang menerbitkan buku anak. Kita bisa berkunjung ke toko buku untuk melihat penerbit mana saja yang menerbitkan buku anak.

Assalamualaikum mbak Femmy. Saya Trias. Sekitar 1 bulan yang lalu saya mengirim lamaran penerjemah lepas via email ke sebuah biro penerjemah, lalu lamaran tersebut ditanggapi oleh biro tersebut dengan jawaban bahwa untuk saat ini jumlah penerjemah mereka masih mencukupi, namun tidak menutup kemungkinan saya menjadi penerjemah freelance bila permintaan menerjemahkan berlebih dan pertanyaan bersedia atau tidak saya bergabung menjadi penerjemah freelance di biro tersebut dan meminta nomor whatsapp. Tidak lama (tepatnya berapa hari saya lupa) setelah tanggapan dari biro tersebut saya menjawab saya bersedia bergabung menjadi penerjemah freelance. Mungkin karena terlalu senang karena berpeluang mendapat order abstrak (sesuai dgn jenis terjemahan yg saya sukai yaitu jurnal
ilmiah), dua hari setelah saya mengirim email persetujuan tersebut saya baru menyadari bahwa seharusnya saya bertanya dulu tentang tarif dsb.Jadilah hari itu juga saya kirim pertanyaan2 saya ke biro tersebut. Menurut saya apa yang saya lakukan sudah benar karena belum benar benar terjadi kesepakatan atas tawaran order (ordernya pun belum ada sama sekali) jadi menurut saya, saya harus bertanya untuk tahu terlebih dahulu tentang tarif dsb, meskipun saya pernah menyetujui untuk bergabung.Menurut saya lebih baik saya tanyakan apa yang harus saya tanyakan karena saya berusaha untuk mencegah kemungkinan2 yang tidak saya inginkan di kemudian hari. Saya ingin tahu bagaimana menurut pendapat mbak Femmy atas kasus saya tersebut? Maaf ya mbak ceritanya panjang, terima kasih banyak atas tanggapannya. Semoga Mbak Femmy sehat dan sukses selalu.

Assalamuaikum mbak Femmy.Saya Trias. Saya ingin bertanya. Kalau saya ingin melamar sebagai penerjemah freelance di universitas-universitas, apakah di surat lamaran nama universitas dan lembaga bahasa wajib/harus ditulis dalam bahasa inggris? Karena setelah saya riset, website lembaga bahasa di berbagai universitas & lembaga kursus hasilnya bermacam-macam, ada yang gabungan indonesia & Inggris, ada yang sepenuhnya bahasa indonesia, ada yang nama lembaganya saja yang menggunakan bahasa indonesia, namun teksnya menggunakan bahasa inggris, ada pula yang sepenuhnya menggunakan bahasa inggris. Mana yang benar mbak, menggunakan bahasa indonesia atau bahasa inggris?Mohon sarannya.Terimakasih banyak, Semoga sehat & sukses selalu buat mbak Femmy.

Wa’alaikumsalam. Menurut saya, sebaiknya gunakan nama lembaga yang resmi digunakan oleh lembaga tersebut, apa pun bahasanya. Jangan diterjemahkan sendiri. Wassalam.

Halo, Mbak. Entah masih aktif atau tidak page ini. Jika masih aktif saya ingin menanyakan apa saja yang perlu dikirim saat melamar menjadi translator novel. Jika melalui email, selain CV, foto formal perlukah? Lalu ijazah dan transkrip nilai? Saya punya surat pengalaman kerja, tetapi kerja di toko, tdk ada hubungannya, saya lulusan SMA yg kebetulan belajar bhs inggris dari acara talk show di youtube, film dan musik. Terkadang bikin subtitle film sendiri secara manual. Saya ingin mengembangkan karir di bidang penerjemah. Lalu berapakah juga naskah yg harus kita terjemahkan saat kita melamar. Naskah inggrisnya juga ikut dikirim berarti ya? Terima kasih atas jawabannya.

Foto formal tidak perlu. Ijazah dan transkrip nilai boleh disertakan. Naskah yang diterjemahkan cukup satu saja, disertai dengan naskah Inggrisnya.

Terima kasih, mbak… Salam.

Assalamualaikum mbak Femmy. Saya ingin bertanya. Saya tertarik pada lowongan kerja penerjemah di suatu biro penerjemah. Namun lowongan tersebut mensyaratkan ‘contoh terjemahan yang pernah anda kerjakan’. Bila saya menggunakan contoh terjemahan yang pernah saya kerjakan apakah hal tersebut berarti saya tidak menjaga kerahasiaan dokumen? Atau apakah sebaiknya saya menggunakan contoh terjemahan dari sumber lain, misalnya internet? Bagaimana menurut pendapat mbak Femmy? Mohon tanggapan, terimakasih banyak. Semoga sehat & sukses selalu buat mbak Femmy.

Wa’alaikumsalam. Tergantung materi dokumennya. Kalau dokumennya berupa materi rahasia perusahaan, tentu jangan disebarkan. Kalau dokumennya berupa materi pemasaran yang sudah disebarluaskan, tidak apa-apa kalau kita menggunakan itu. Yang pasti, kalau sudah menandatangani perjanjian kerahasiaan dokumen, kita harus mematuhi perjanjian itu.

Kalau memang tidak ada karya terjemahan nyata yang bisa dijadikan contoh, tidak apa-apa menggunakan contoh terjemahan dari sumber lain. Sebutkan saja jenis dokumen yang pernah diterjemahkan (misalnya: materi pelatihan karyawan di perusahaan perminyakan), lalu beri contoh terjemahan dengan tema yang mirip.

Assalamualaikum mbak Femmy, salam kenal. Saya Nevy. Dulu saya kerja di media cetak dengan posisi terakhir sebagai Editor, tapi karena senjakala media cetak, akhirnya banting stir ke pekerjaan yang jauh berbeda. Bukan enggak bersyukur, tapi saya tidak merasa menemukan klik dengan pekerjaan ini. Saya mau kembali ke dunia tulisan, dan salah satunya dengan cara jadi penerjemah. Sejauh ini saya sedang mencari-cari informasi tentang dunia penerjemahan, dan ada rencana untuk kursus. Pertanyaan saya, adakah batas usia untuk jadi penerjemah di penerbitan buku atau teks film? (misalnya, usia 30-40 tahun tidak mungkin bisa tembus lamarannya, karena yang dicari yang masih muda). Pertanyaan kedua, untuk menjadi penerjemah lepasan, apakah sulit mencari klien? Saya pernah baca di blog seseorang, biasanya pekerjaan terjemahan datang dari lingkungan antar penerjemah. Saya jadi ragu, mengingat saya akan jadi anak baru. Hehehe. Mungkin mbak Femmy bisa memberikan pencerahan untuk saya. Terima kasih.

Wa’alaikumsalam, Mbak Nevy. Tidak ada batas usia untuk penerjemah buku atau teks film. Soal mencari klien, coba baca artikel berikut ini:

* https://dinabegum.com/2013/11/17/memperoleh-klien-pertama-menetapkan-tarif-pertama-dan-magang/
* https://tarjiem.com/tempat-tempat-mencari-lowongan-kerja-penerjemah-bahasa
* https://mariaperdana.wordpress.com/2015/09/10/soal-lamar-melamar-ke-agensi-penerjemahan/
* https://dinabegum.com/2013/07/27/tips-menjadi-penerjemah-internasional/

Saya sendiri memang kebanyakan mendapat klien berdasarkan rujukan sesama penerjemah atau relasi. Saran saya, bergabunglah ke komunitas penerjemah dan, kalau memungkinkan, hadiri acara-acara penerjemahan untuk membangun jejaring dengan sesama penerjemah.

Wah, terima kasih banyak atas pencerahan dan link-link artikelnya, mbak Femmy. Jadi semangat untuk cepat-cepat kursus. Akan saya coba sarannya.Tabik.

mbak femmy kalau lulusan sma mau jadi translator tapi sudah memiliki sertifikat kursus bahasa, apakah masih harus kuliah sastra atau bahasa agar bisa menjadi translator?
karena saya cuma lulusan sma mbak
thankyou

Saya kutip dari “TJ Penerjemah Umum” di ya:

T: Latar belakang pendidikan saya bukan sastra atau bahasa. Apakah boleh menjadi penerjemah?

J: Boleh. Yang penting, mampu menghasilkan terjemahan yang baik.

Memang banyak penerjemah yang berasal dari latar belakang nonbahasa, dan “tersesat” ke bidang penerjemahan ini, termasuk saya juga. Dulu saya kuliah jurusan Teknik Kimia, tetapi memang sejak kecil menyukai bahasa dan buku.

Kalau tertarik membaca tentang pengalaman serupa penerjemah lain, ada bukunya lho. Judulnya Tersesat Membawa Nikmat, ditulis oleh anggota milis Bahtera.

T: Saya masih SMA/saya hanya lulusan SMA. Apakah boleh menjadi penerjemah?

J: Boleh. Yang penting, mampu menghasilkan terjemahan yang baik.

Dulu saya mulai menerjemahkan saat masih kuliah tingkat dua. Berarti belum sarjana, baru lulusan SMA. Namun, saya berhasil lolos tes yang diberikan oleh penerbit, sehingga penerbit memercayakan penerjemahan buku mereka kepada saya.

TJ Penerjemah Umum

Halo, mbak. Saya sudah selesai menerjemahkan satu bab pertama fari novel fiksi yg saya nemu gratisan di google. Tapi saya masih belum yakin dan deg-degan buat dikirim ke penerbit. Soalnya ada kata kata bhs inggris yg saya paham maksudnya, tp meng-indonesiakannya itu susah, nggak tepat saja, kalau dipaksakan. Kata “Consort” contohnya.. Bukunya ttg malaikat, ada kata semacam “she had been the consort in new york”, klo pakai kata permaisuri, ratu, dan sejenisnya jelas nggak cocok digunakan ke bhs indonesia, karena bukan dlm ruang pernikahan (karena mksudnya malaikat yg terikat utk tinggal di new york). Jadi saya gunakan kata “yang terpilih” terus kata “if your taste runs that way” saya terjemahin sesuai kata “jika seleramu mengarah ke arah itu” tapi keliatan aneh klo dibaca full sama kalimat selanjutnya 😅. By the way, Ada beberapa penerbit yang baik hati menjawab pertanyaan saya utk minta alamat email, tapi ada yang pelit, padahal adminnya aktif dan posting terus di twitter😅 Bismillah, besok saya kuatin tekad bikin lamarannya,, cari-cari dulu di google kalau ada model surat lamaran ke penerbit sbg translator itu seperti apa. Oh, ya. Ada penerbit yg saya mintai alamat emailnya, katanya belum membutuhkan translator tp menyuruh saya menghubungi alamat email mereka sekalian setor “pricelist” 😂 Waduh, ini maksudnya apa ya mbak? Dikira saya sudah pro kali yak? 😂 Biasanya kalo ditanya pricelist, jawabannya apa, mbak? Terima kasih, mbak. Semoga direspon, buat nguatin saya. Salam.

Assalamualaikum mba Femmy. Sy Arif Mansur Makmur, penulis buku Tesaurus Plus Indonesia-Inggris yang diterbitkan oleh PT.MIZAN.

Wa’alaikumsalam, Mas Arif. Bukunya menarik sekali.

Terima kasih atas kesabaran Mbak Femmy bertahun-tahun menjawab banyak sekali pertanyaan para penerjemah pemula di komentar tulisan blog ini. Saya baru selesai membaca semua komentar setelah dua hari membacanya.

Pelajaran yang saya petik untuk menjadi penerjemah handal seperti Mbak Femmy ini adalah ketekunan dan kesabaran. Saya baru bergabung dengan group HPI bulan ini. It’s so overwhelming. Sangat banyak informasi yang harus saya ketahui, mulai dari teori hingga etika dalam dunia penerjemahan. Saya juga sering tergoda untuk memposting pertanyaan-pertanyaan di sana. Lupa bahwa dengan kemajuan teknologi, saya bisa menemukan hampir semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan saya hanya dengan sedikit usaha mengetikkan beberapa kata di mesin pencarian Google.

Salam hormat,
MU Azmi

Siang, mba femmy, blog latihan menerjemahkan novel mmg sudah tidak diupdate kah?

Selamat siang, Mbak Airin. Sebenarnya saya ingin melanjutkan blog tersebut, tetapi sayangnya, saya belum ada waktu.

Assalamualaikum, Mba Femmy. Salam kenal, saya Al. Senang sekali bisa nemu blog ini karena kebetulan saya sedang ingin jadi translator atau proofreader, tapi saya agak bingung, Mba. Saya ini sebenernya masih SMA kelas 12. Saya kepikiran mencari uang untuk biaya sekolah terutama untuk kuliah nanti. Saya merasa percaya diri dengan kemampuan linguistik dan tata bahasa saya. Selama ini kalau ada teman yang butuh, saya selalu bantu benerin grammar dan tanda bacanya (baik itu bahasa Indonesia atau bahasa asing). Saya juga selama ini menerjemahkan beberapa cerpen yang saya sukai hanya sebagai hobi, tapi kemudian saya mulai berpikir untuk mencari uang dengan skill yang saya miliki. Apa saya saat ini bisa mendaftar sebagai translator novel? Kebetulan saya juga suka membaca. Kalau bisa, apa saya bisa langsung melamar ke penerbit (lewat email kebanyakan) atau harus tanya-tanya dulu?

Wa’alaikumsalam, Al.

Silakan langsung melamar ke penerbit. Kalau mereka menilai contoh terjemahan Al bagus, tentu mereka akan dengan senang hati memasukkan Al ke daftar penerjemah mereka.

Sebagai latihan, mungkin Al bisa juga mencoba menerjemahkan teks yang ada di blog saya yang lain, Latihan Menerjemahkan Novel. Setelah diterjemahkan sendiri, coba lihat ulasannya, lalu nilai sendiri apakah hasil terjemahan Al sudah sesuai dengan ulasan, ataukah ada hal-hal yang perlu dibenahi.

Semoga sukses ya lamarannya.

[…] terutama Harry Potter dan Star Trek (baca di sini)2. Femmy Syahrani, penerjemah fiksi dan film (baca di sini)3. Ridha Harwan Iid, penerjemah (baca di […]

Apakah pekerjaan ini tidak membutuhkan batasan umur

Tidak. Asalkan bisa menghasilkan terjemahan yang baik, siapa saja dapat menjadi penerjemah.

Tinggalkan komentar

Arsip